10 proyek di antaranya, baik film panjang atau pendek, berasal dari Indonesia. Dua proyek adalah kolaborasi sineas Indonesia dengan Tiongkok dan Malaysia. 19 proyek lain berasal dari sembilan negara Asia Tenggara dan Australia.
Menurut Amelia Hapsari, Direktur Program In-Docs, lembaga nirlaba yang mengelola forum ini, sejumlah proyek Indonesia dilirik banyak mitra internasional DBTS.
Ada Bara (The Flame) tentang upaya seorang ayah dalam reboisasi hutan, Help is on the Way tentang sekolah pelatihan TKI, serta Sculpting The Giant tentang perjalanan 28 tahun seorang pematung dalam suatu proyek besar.
"Itu yang sebelum pitching ya. Setelah pitch, kayak Philosophy Gang, tentang Harry Roesli itu juga banyak (peminat). Terus How Far I'll Go, tentang orang buta, itu juga banyak peminatnya," tutur Amelia saat ditemui pada Rabu malam, 8 Agustus.
Philosophy Gang: Your Fantasy Right Here menelusuri kisah tentang grup bentukan Harry Roesli dan album musik mereka yang kontroversial. How Far I'll Go berkisah tentang dua remaja perempuan buta yang menantang diri menjadi mandiri.
Docs By The Sea digelar In-Docs dan Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf) sejak 2017 dan direncanakan sebagai agenda tahunan. Pada awalnya, mereka menyediakan forum pitching hanya bagi dokumenter panjang. Namun tahun ini, Tribeca Film Institute bergabung untuk membuat program IF/Then, yang ditujukan khusus bagi film pendek.
Selain itu, tahun ini Go-Jek lewat Go-Studio juga bergabung dan membuat program kolaborasi pendanaan bagi proyek film dari Indonesia.
Sedikitnya ada 31 mitra lokal dan mancanegara bergabung ke DBTS 2018 untuk mencari proyek Asia Tenggara yang bisa mereka dukung. Selain yang sudah disebutkan, beberapa mitra lain adalah NHK, Al Jazeera English, The Guardian, Doc Port Incheon, IDFA, serta Rough Cut Service.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id