Cuplikan adegan Star Wars The Phantom Menace (foto via imdb)
Cuplikan adegan Star Wars The Phantom Menace (foto via imdb)

Mahasiswa Inggris Bandingkan Kekuatan Warna Lightsaber Star Wars

Purba Wirastama • 12 Desember 2017 14:33
Jakarta: Kisah Star Wars beserta dunia fantasi fiktifnya tidak hanya berhenti di level bisnis hiburan. Baru-baru ini, seorang mahasiswa Universitas Leicester Inggris menyusun logika ilmiah mengenai kekuatan senjata ikonik lightsaber dan menyimpulkan bahwa pedang warna merah paling lemah.
 
Dilansir dari ComicBook, mahasiswa Pusat Ilmu Lintas-Disiplin bernama Luke Willcocks memaparkan temuannya dalam Journal of Interdisciplinary Science Topics, jurnal yang dikelola oleh pihak kampus dan ditinjau oleh rekan-rekan mahasiswa. Pedang cahaya ini diandaikan ada di dunia nyata dan terbuat dari materi yang dikenal manusia.
 
Pertama, Luke menghitung berapa energi yang keluar dari pedang warna hijau saat tokoh Qui-Gon Jinn, diperankan Liam Neeson, melelehkan pintu logam berbahan 'doonium' di film The Phantom Menace. Dalam dunia nyata, doonium disamakan dengan aluminium dan titanium, dua logam yang biasa digunakan dalam konstruksi pesawat luar angkasa.

Dengan asumsi pintu tebal terbuat dari titanium, Luke menghitung suhu awal, titik cair logam, dan suhu akhir material pintu ini, serta berapa lama logam meleleh. Kesimpulan dia, lightsaber hijau Qui-Gon mengeluarkan energi panas 6,96 megawatt, yang disebut sedikit lebih kecil dari energi generator nuklir mini.
 
Ukuran energi ini dijadikan patokan untuk menghitung empat jenis lightsaber lain. Ada warna biru, merah, ungu, serta jingga, yang mana memiliki panjang gelombang berbeda. Dengan perbedaan ini, Luke menghitung energi dari tiap jenis pedang dan berapa lama pedang mampu melelehkan pintu titanium.
 
Hasil akhirnya, pedang warna merah adalah yang paling lemah dengan 5,47 megawatt. Pedang paling kuat berwarna ungu dengan energi 9,34 megawatt sehingga dianggap lebih cepat melelehkan pintu dibanding yang lain.
 
Mahasiswa Inggris Bandingkan Kekuatan Warna Lightsaber Star Wars
Tabel hasil temuan Luke Willcocks (dok. universitas leicester)
 
Topik analisa semacam ini mendapat dukungan penuh dari pusat studi tersebut. Dosen Cheryl Hurkett, lewat rilis resmi di situs kampus, menyebut pusat studinya mendorong kemampuan mahasiswa dalam memakai segala pengetahuan yang mereka kuasai dalam konteks terbaru. Mereka ingin mahasiswa mengalami seperti apa berada dalam riset ilmiah tercanggih.
 
"Aku selalu senang melihat murid-muridku begitu antusias terhadap subjek. Aku dorong mereka untuk sekreatif mungkin dengan pilihan topik, sejauh mereka mempunyai fakta-fakta ilmiah eksakta, teori, dan penghitungan," ucap Cheryl.
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan