Film Pesantren (Foto: dok. LAP)
Film Pesantren (Foto: dok. LAP)

Angkat Kehidupan Para Santri, Film Pesantren Ingin Hapuskan Stigma Negatif

Elang Riki Yanuar • 01 April 2022 14:11
Jakarta: Film akan Pesantren melakukan rangkaian perjalanan ke sejumlah pesantren yang ada di Indonesia. Film yang produksi Yayasan Bumi Kaya Lestari bekerjasama dengan Lola Amaria Production (LAP) akan diputar di 10 pesantren selama bulan ramadan dan disaksian ribuan santri.
 
Pemutaran film yang didukung PT. Telkom Indonesia dan Telkomsel ini akan dilaksanakan dalam bentuk 'Nonton Bareng' dan dilanjutkan dengan diskusi atau ngobrol santai dengan para narasumber. Kegiatan ini bertujuan untuk menjadikan film sebagai bagian dari sistem pembelajaran, menggali potensi kreatif di kalangan santri.
 
"Pemutaran Film Pesantren di 10 pesantren di Pulau Jawa ini sebenarnya untuk mengedukasi kehidupan anak-anak pesantren yang begitu konsern menggali ilmu. Di pesantren yang sebenarnya digambarkan kehidupan yang harmonis, beragama dengan santai, berbeda pandangan disikapi dengan biasa saja dan tinggi akan toleransi. Tidak ada ribut-ribut," kata Lola Amaria.

Menurut Shalahuddin Siregar sebagai sutradara dan produser, dia membuat film ini karena terganggu dengan stigma negatif yang diberikan pada pesantren sebagai tempat yang kolot dan tidak berkembang, bahkan tempat teroris diajarkan. Dia membuat film ini untuk publik agar mengenal lebih dalam mengenai kehidupan di dalam pesantren berjalan sehari-hari.
 
“Harus disaksikan cerita dalam film ini. Agar kita lebih dalam lagi mengenal kehidupan di Pesantren dalam kegiatan sehari-harinya. Ramadhan ini kita putar di 10 Pesantren yang sudah kita tentukan bersama," kata pria yang akrab disapa Udin ini.
 
Film Pesantren menggambarkan kehidupan para santri selama di pondok. Berlokasi di Pesantren Kebon Jambu di Cirebon dengan 1800 santri, Film Pesantren bercerita tentang dua guru dan dua santri.
 
Berbeda dengan pesantren kebanyakan, pesantren ini diasuh oleh seorang perempuan 'alimah bernama Ibu Nyai Masriyah Amva yang mempraktekkan ajaran-ajaran agama dengan pendekatan yang santai dan damai.
 
"Pesantren sebagai tempat untuk belajar yang sangat menghargai perbedaan tanpa ada keributan. Toleransi yang tinggi antara satu dengan lainnya. Ini yang kita share di film ini sekaligus aka nada diskusi dalam setiap nonton bareng yang kami lakukan. Shalahuddin Siregar selaku sutradara dan produser film sangat baik mengemasnya," jelas Lola.
 
Film Pesantren akan tayang di bioskop pada 26 Mei 2022. Film ini diputar pertama kali untuk publik di IDFA (International Documentary Film Festival) di Amsterdam pada November 2019.
 

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan