Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) RI Nizar Ali mengatakan, jemaah haji di Indonesia di Arab Saudi sudah dikenal dengan perilaku disiplin, tertib, dan santun.
"Insya Allah tidak sulit untuk menjadi haji mabrur," kata Nizar saat melepas kepulangan Kelompok Terbang (Kloter) 1 dari Palembang, Sumatra Selatan, di Hotel Waf Al Ihsan Mekah, Arab Saudi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Nizar mengatakan, indikator kemabruran adalah meningkatnya frekuensi ibadah jemaah sepulang dari Tanah Suci. Tak terbatas ibadah mahdhah (wajib) maupun ibadah sosial.
"Bila dua ibadah itu muncul, berarti kemabruran sudah melekat pada diri jemaah," kata dia.
Jemaah haji dari Palembang ialah satu dari 15 kloter atau 6.206 yang mengikuti masa kepulangan perdana ke Indonesia. Mereka tiba Selasa, 28 Agustus 2018, mulai tadi malam dan siang ini.
Baca:Haji 2018 dalam Angka
Sementara itu, jemaah haji yang dipulangkan pada hari kedua, sebanyak 17 kloter atau 6.997 jemaah.
Nizar menjelaskan, sejauh ini penyelenggaraan haji sudah baik. Meski ada beberapa catatan penting soal jalur cepat (fast track) keimigrasian bagi jemaah haji.
"Prosesnya di embarkasi kemudian di imigrasi di bandara Saudi sudah bagus, tapi hotelnya di Madinah tidak siap. Jemaah datang kecepatan, hotel belum waktunya check in," ungkapnya.
Untuk mengatasi hal itu, lanjutnya, pihaknya akan menyewa penuh hotel di Madinah pada musim haji tahun depan sehingga jemaah bisa leluasa masuk hotel.
Jalur cepat selama ini baru diberlakukan di dua embarkasi, yakni JKG (Jakarta Cengkareng Garuda) dan JKS (Jakarta Cengkareng Saudia).
"Insyaallah pada 2019 semua (13) embarkasi jalur cepat semua," kata Nizar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SBH)
