Pesan syukur menjadi poin pertama yang disampaikan Amirul Hajj Indonesia ini. Menag Lukman meminta agar jemaah haji terus memanjatkan rasa syukur atas nikmat dan kesempatan bisa berada di sebuah tempat agung dan waktu yang mustajab, yakni wukuf di Arafah.
"Alhamdulillah kita mendapat kesempatan hadir di tempat ini bersama jutaan manusia dari seluruh penjuru bumi," kata Menag, sebagaimana dikutip laman Kemenag.go.id, Selasa, 21 Agustus 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pengingat kedua, Menag menekankan tujuan beribadah haji. Salah satunya adalah memohon ampunan dari Allah swt. "Oleh karenanya, kemudian Allah mendekati hamba-Nya di hari Arafah dengan menurunkan rahmat, kemulian, dan maghfirah (ampunan)-Nya," kata Menag.
Baca: Haji, Puncak Perjalanan Manusia di Muka Bumi
Ketiga, Menag menjelaskan bahwa saat melakukan wukuf, maka jemaah berada di dimensi ruang dan waktu yang sangat istimewa. Menag meminta agar kesempatan mulia ini dijadikan para jemaah untuk mendoakan bangsa dan negara Indonesia agar selalu mendapat perlindungan dari Allah Swt.
"Mari kita jadikan waktu wukuf untuk mendoakan warga Lombok yang tengah mendapat musibah gempa bumi," saran Menag.Kepada jemaah, Menag menuntun doa agar bangsa Indonesia senantiasa terhindar dari cobaan, bencana, perselisihan, permusuhan serta ditingkatkan rasa persaudaraan demi terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berikutnya, keempat, Menag menyinggung bahwa pelaksanaan wukuf kali ini hanya berselang beberapa hari dari perayaan HUT Kemerdekaan ke-73 Indonesia. Nikmat kemerdekaan menjadi hal penting yang tak boleh abai untuk disyukuri.
Kelima, Menag mengingatkan kembali pesan Rasulullah saat haji wada lima belas abad silam. Yakni kewajiban bagi muslim menjaga darah, harta, dan kehormatan mereka. Keenam, Menag meneguhkan bahwa keimanan sejati dapat dibuktikan dengan cinta sesama dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
"Ketujuh, prinsip Islam dalam membangun masyarakat adalah menyatukan individu-individu. Semangat persaudaraan itulah yang menggerakkan kaum muslimin di Madinah untuk menyambut hangat kedatangan kaum muhajirin," kata Menag.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SBH)