Muadji berasal dari Desa Sidokepung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Dia sudah puluhan tahun jadi tukang susu keliling. Dari jerihnya itu, dia menghidupi istri dan keempat anaknya.
Muadji telah lama bermimpi berangkat haji. Namun dia sempat pesimis. Dia merasa tak akan mampu mengumpulkan uang dari usahanya itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tekadnya menguat. Dia mencoba untuk menyisihkan sedikit hasil berjualannya untuk berhaji. Tak banyak. Sekitar Rp10 ribu hingga Rp20 ribu sehari.
Alhasil, uangnya terkumpul untuk Muadji dan istri, Kholifah, berangkat ke Tanah Suci.
"Saya mulai mendaftar pada 2006. Dan setelah mendaftar itu, kami langsung mencicilnya sampai semuanya terkumpul. Alhamdulillah," kata Muadji, Rabu, 1 Agustus 2018.
Terus berusaha
Ia kembali teringat, usai mendaftar haji pada tahun 2006 lalu. Kegigihannya dalam bekerja terus dilakoninya.
.jpg)
Uang Muadji, 62, terkumpul untuk dirinya dan dan istri, Kholifah, berangkat ke Tanah Suci setelah 20 tahun. Medcom.id/Syaikhul Hadi
Dia rajin berolah raga sebagai persiapannya untuk naik haji. Setiap pagi hingga sore hari, dirinya selalu berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya.
"Keliling pakai sepeda motor. Biasanya sebelum berangkat menjual susu keliling, lebih sering diawali dengan lari lari kecil di sekitar kampung. Untuk persiapan haji," ucapnya.
Sebagai penjual susu keliling, tentunya tidak banyak hasil yang didapat. Terkadang, keuntungan yang didapatnya kisaran Rp30 ribu sampai Rp70 ribu per hari. Namun, hasil itu sebagian disisihkan dan sebagian lagi diikutkan arisan tetangganya.
"Biasanya saya simpan Rp10 ribu setiap harinya. Sebagian lagi ikut arisan," terangnya.
Angannya terwujud. Ia dipastikan akan berangkat haji bersama ratusan calon jemaah haji lainnya yang juga dari Sidoarjo.
Muadji dijadwalkan akan berangkat pada 10 Agustus mendatang melalui kloter 74 Embarkasi Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)