Dilansir dari Antara, Senin 20 Agustus 2018, saat jamaah wudhu untuk Salat Maghrib beberapa kali diumumkan agar jamaah tetap berada di tenda seiring terpaan angin yang menerbangkan debu-debu di kawasan Padang Arafah.
Akibat hujan tersebut, listrik di sekitar tenda Arafah juga mati. Belum dapat dipastikan apakah matinya listrik itu terkait dengan mesin diesel pembangkit listrik yang terdampak hujan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kendati demikian, aktivitas JCH tetap berlangsung seperti biasa. Mereka tetap melangsungkan Salat Maghrib di tenda yang difungsikan sebagai Musala sebagaimana biasa.
Salat Maghrib digabungkan (jamak) dengan Isya tanpa diringkas (qashar). Seusai ibadah salat, kegiatan di tenda Musala diisi dengan ceramah keagamaan.
Lantaran listrik mati, ceramah tidak dapat menggunakan pengeras suara utama. Tausiyah keagamaan tetap disampaikan tapi menggunakan alat pengeras suara megaphone.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin selaku Amirul Hajj rencananya juga akan turut memberikan kata pengantar sebelum JCH melakukan wukuf di Arafah pada Senin, 20 Agustus 2018 siang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(YDH)