Samsunur bisa memboyong istrinya ibadah haji lantaran mengumpulkan uang sedikit demi sedikit sejak beberapa tahun lalu.
"Saya dan istri mendaftar haji pada 2011, harusnya jatah berangkat 2020, tapi Alhamdulillah dimajukan menjadi 2019," kata Samsunur di Solok, Kamis, 11 Juli 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Samsunur menyebut jika pekerjaannya sebagai penarik becak tidak menghalangi niatnya untuk pergi ke Tanah Suci Arab Saudi. Dengan penghasilan sekitar Rp40 ribu hingga Rp75 ribu perhari, ia dan istrinya tetap bisa menyisihkan penghasilannya sejak 2004.
"Anak saya belum bisa membantu, karena ada yang sudah berkeluarga tapi baru cukup untuk keluarganya," ungkap Samsunur.
Sejak tahun 1985 atau pertama narik becak, Samsunur memakai becak kayuh namun pada 2007 baru memakai becak motor. Hampir 34 tahun ia menjadi tukang becak.
Samsunur memiliki langganan orang pasar seperti penjual sate, bubur candil, buah-buahan, petani untuk mengangkut pupuk atau benih, orang menjual baju dan lainnya.
"Semua yang bisa saya angkut muatannya, pasti dibantu dengan tarif sesuai pemberian mereka. Tidak saya patok, terkadang diberi Rp5 ribu, Rp7 ribu bahkan lupa dibayar," jelas Samsunur.
Samsunur menerapkan sistem bayar seikhlasnya ke setiap pelanggan dan orang yang memakai jasanya.
Kemudian Samsunur pindah ke Solok pada 1985 saat menikah dengan Kasmawati. Dulu istrinya membantu keuangan dengan berjualan makanan ringan seperti kerupuk kuah di depan rumah. Sejak operasi kista pada 2010, Kasmawati tidak lagi menjual kerupuk.
Tapi ayah dengan lima orang anak ini tidak pernah mengeluh untuk dapat mewujudkan rukun Islam yang kelima tersebut. Pada Juni sebelum manasik haji, ia akhirnya dikabarkan salah satu rombongan haji lainnya jika jatahnya dapat dimajukan di 2019.
Samsunur dan istrinya mengaku sangat senang dan bersyukur mendengar kabar tersebut. Merekapun berangkat haji pada Rabu, 10 Juli 2019 menuju Embarkasi Padang terlebih dahulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)