Jemaah calon haji embarkasi Surabaya bertolak ke Tanah Suci menggunakan Saudi Airlines, Sabtu, 6 Juli 2019, dini hari. (Foto: ANTARA/Didik Suhartono)
Jemaah calon haji embarkasi Surabaya bertolak ke Tanah Suci menggunakan Saudi Airlines, Sabtu, 6 Juli 2019, dini hari. (Foto: ANTARA/Didik Suhartono)

Tim Kesehatan Bandara Siap Melayani Calon Haji 24 Jam

Haji Haji 2019
Antara • 16 Juli 2019 10:58
Jakarta: Kementrian Kesehatan (Kemenkes RI) menyiapkan tim kesehatan bergerak bandara yang bersiaga selama 24 jam. Mereka diharapkan bisa menjemput-bola jemaah calon haji Indonesia yang memiliki keluhan dan gangguan kesehatan saat tiba di Madinah maupun Jeddah, Arab Saudi. Gangguan kesehatan ini bisa disebabkan perjalanan panjang di pesawat, atau guncangan yang diakibatkan perubahan cuaca.
 
Kesadaran itu muncul karena keumuman calon haji belum terbiasa melakukan perjalanan jauh dengan pesawat terbang. Salah satu calon haji Kloter 07 Embarkasi Palembang asal Kabupaten Bangka, misalnya, mengalami mual dan muntah-muntah saat menaiki bus yang akan mengantarnya ke hotel.
 
Petugas haji bagian transportasi segera melaporkan kejadian tersebut kepada tim kesehatan bergerak bandara yang langsung menangani calon haji. Sesaat kemudian, seorang dokter mendatangi bus jemaah sambil membawa peralatan medis darurat.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Kasusnya saat di pesawat ada guncangan, mungkin juga dari kelelahan. Stresornya kelelahan. Ada suasana baru. Kemungkinan juga kurang asupan makan, sehingga terjadi vomitus," kata anggota tim kesehatan bergerak bandara Lucky Cahyono, Senin, 15 Juli 2019.
 
Tim kesehatan ini siap menyambut jemaah calon haji di 4 terminal kedatangan di bandara Madinah. Mereka bertugas untuk mendeteksi, mencegah, serta memberikan respons ketika ada anggota jemaah calon haji Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan di area bandara.
 
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka memberi instruksi khusus kepada tim kesehatan untuk memperhatikan kondisi hidrasi jemaah calon haji.
 
"Karena peristiwa terjadinya dehidrasi dimulai sejak dalam pesawat," kata dia.
 
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Bandara Karmijono Pontjo mengungkapkan, kasus terbanyak yang sering dialami jemaah saat baru mendarat di bandara adalah mabuk perjalanan. Untuk kasus-kasus ringan, pelayanan dilakukan bersama Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang ikut bersama dengan jemaah dalam kloter. Untuk kasus berat akan dilakukan tindakan terlebih dahulu di klinik bandara atau bisa langsung dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Madinah.
 
Sampai dengan Minggu, 14 Juli 2019, sudah ada 16 anggota jemaah yang ditangani oleh tim kesehatan bergerak. Lima di antaranya dirujuk ke KKHI, Madinah. Tim bergerak diperkuat 20 personel yang terdiri atas dokter, perawat, dan tenaga farmasi, serta didukung oleh 4 tenaga kesehatan yang bekerja 24 jam dalam tiga sif.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SBH)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif