Kepala Bidang Humas dan Informasi Kanwil Kementerian Agama Kalsel Hidayaturrahman mengatakan gangguan penyakit yang mengancam jemaah haji adalah batuk. Sementara lebih dari 70% jemaah asal Kalsel masuk kategori risiko tinggi.
"Jumlah jemaah calon haji asal Kalsel yang masuk kategori berisiko tinggi sebanyak 72,4%. Dari persentase tersebut 41% mereka yang mengalami hipertensi dan 15% lanjut usia," kata Hidayat, Selasa, 31 Juli 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun secara keumuman, kesehatan para JCH asal Kalsel dan Kalteng yang berangkat lewat embarkasi Syamsudin Noor Banjarmasin dalam kondisi sehat.
"Ada 2 orang JCH yang gagal berangkat karena sakit padahal sudah masuk karantina di asrama haji," ujarnya.
Jumlah JCH yang berangkat dari embarkasi Banjarmasin tahun 1439 H ini tercatat berjumlah 5.533 orang terdiri dari 3.831 JCH asal Kalimantan Selatan dan 1.617 JCH asal Kalimantan Tengah.
Sementara satu orang jemaah kloter pertama asal Kota Banjarmasin, bernama Nordiani Bahrani, 52, meninggal dunia karena sakit di Madinah.
Ketua Kloter jemaah Kota Banjarmasin (BDJ 03), Muhlis jemaah meninggal karena sakit dan sedang istirahat di kamar 622 Hotel Shaza Madinah.
"Almarhumah tergolong jemaah dengan risiko tinggi dengan riwayat kesehatan menderita beberapa penyakit di antaranya Jantung, kolesterol tinggi dan hipertensi," kata dia.
Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, Noor Fahmi menyampaikan bahwa PPIH Embarkasi Banjarmasin masih menunggu Certificate of Death (COD) sebagai jaminan resmi validitas kematian jemaah haji saat berada di Arab Saudi. Embarkasi Syamsudin Noor Banjarmasin sejauh ini telah memberangkatkan 7 dari 12 kelompok terbang asal Kalsel dan Kalteng.
Kloter 1-3 saat ini sudah memasuki Kota Mekah, sedangkan kloter 4-7 masih berada di Kota Madinah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SBH)