“kita terutama mengharapkan kerja sama semua pihak, dari para KBIH, ketua kloter, ketua regu, dan teman-teman PPIH di lapangan agar terus mengedukasi jamaahnya untuk tidak berlebihan, lempar jumroh bagi jemaah lansia dan memiliki komorbid untuk dibadalkan saja,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana dalam keterangan tertulis, Minggu, 10 Juli 2022.
Menurut Budi, jemaah lansia dan komorbid tumbang karena kelelahan, terutama pada jemaah yang memiliki penyakit jantung. Dengan dilaksanakannya badal lontar, kesehatan jemaah akan tetap terjaga, khususnya di fase Armuzna.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Dari kemarin sampai hari ini saja ada enam jemaah kita yang meninggal disebabkan kelelahan, dan dehidrasi yang menyebabkan penyakit jantung lebih berat.” ungkap Budi.
Mayoritas jemaah haji yang sakit dirawat di pos kesehatan Mina. Mereka didominasi faktor kelelahan dan dehidrasi.
“Hari ini saja ada 62 jemaah yang dirawat,” ucap dia.
Baca: Bertambah 5, Total 33 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia |
Budi menyatakan pihaknya juga akan memperkuat pelayanan kesehatan di sepanjang jalur jamarat. Selain adanya pos kesehatan Mina dan delapan pos kesehatan satelit di jalur atas dan bawah jalur jamarat, akan dilakukan penambahan penugasan personel Emergency Medical Team (EMT).
Sebanyak 20 orang dari tim EMT mobile yang terbagi dalam lima tim akan bertugas dan terus bergerak di sepanjang terowongan Mina. Tim akan dibekali kursi roda, air, oralit, dan perlengkapan untuk kegawatdaruratan lainnya.
“Malam ini tim langsung bekerja sampai fase lontar jamrah berakhir, untuk menolong jemaah yang kelelahan di tengah perjalanan jamarat” jelas dia. (Dinda Shabrina)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(AZF)