YOUR FASHION
Sejauh Mata Memandang di JFW 2026, Ajak Kita 'Melarung Kedukaan Atas Kerusakan Laut'
Yuni Yuli Yanti
Kamis 06 November 2025 / 09:00
Jakarta: Jenama tekstil yang mengusung konsep slow fashion dan skema bisnis sirkularitas, Sejauh Mata Memandang (SMM) meluncurkan koleksi bertajuk “Larung”, yang ditampilkan pada ajang Jakarta Fashion Week (JFW) 2026, 28 Oktober 2025 di Pondok Indah Mall 3, Jakarta.
Koleksi “Larung” merupakan ekspresi rasa duka atas kondisi laut yang kian rusak akibat pencemaran dan eksploitasi yang dilakukan manusia.
Dalam bahasa Indonesia, larung berarti menghanyutkan sesuatu ke air, dan dalam berbagai tradisi, ritual ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, doa, serta harapan.
Melalui pergelaran ini, SMM mengajak kita semua untuk melarung kedukaan atas kerusakan laut sekaligus menumbuhkan harapan agar semakin banyak yang sadar dan berupaya memperbaikinya.
Sebanyak 30 looks yang dipresentasikan terdiri dari kebaya, kemeja, jaket, rok lilit, celana, kain batik tulis, scarf, outerwear, dan lain-lain.

(Koleksi “Larung” Sejauh Mata Memandang. Foto: Dok. Istimewa)
Warna biru mendominasi koleksi “Larung” sebagai representasi laut, berpadu dengan warna putih yang melambangkan kesucian dan awal yang baru, namun juga menjadi pengingat akan warna karang yang memutih akibat rusaknya ekosistem laut.
Koleksi ini juga menghadirkan motif-motif baru yang terinspirasi dari biota laut, seperti ikan pari, ikan manta, paus, penyu, serta berbagai jenis ikan, tumbuhan, dan karang laut.
Motif-motif tersebut berpadu harmonis dengan motif klasik khas SMM seperti “Ombak Laut”, “Bunga Laut”, “Ayam”, “Onde”, dan “Tambal”.
Berkolaborasi dengan Felix Tjahjadi sebagai co-creative director, koleksi ini menerapkan proses produksi yang sirkular dan bertanggung jawab.
Sebagian besar material koleksi Larung merupakan hasil upcycle dengan teknik patchwork menggunakan kain perca, kain kurang sempurna, dan kain deadstock dari SMM serta Sharon Jap Atelier, mitra produksinya.
Material lainnya meliputi katun dan tencel dengan teknik batik tulis, cetak saring, dan cetak digital, serta tenun jacquard dari benang daur ulang yang diolah dari limbah pakaian bekas.

(Koleksi “Larung” Sejauh Mata Memandang. Foto: Dok. Istimewa)
Seperti diketahui, tema laut bukan hal baru bagi Sejauh Mata Memandang. Pada tahun 2019, SMM pernah meluncurkan koleksi “Laut Kita”, yang berangkat dari kegelisahan Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif SMM, terhadap sampah plastik sekali pakai yang bermuara di laut.
Menurutnya, laut adalah sumber kehidupan, namun kini kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Sejak koleksi ‘Laut Kita’ enam tahun lalu, ia masih terus merasa gelisah melihat kondisi laut yang semakin memburuk dan menjadi tempat menumpuknya sampah, mengakibatkan berbagai spesies ikan terancam punah serta karang-karang yang kehilangan warnanya.
"Melalui koleksi ‘Larung’, kami ingin mengajak semua orang untuk berhenti sejenak, merenungkan apa yang telah kita lakukan terhadap laut, dan bersama-sama menumbuhkan harapan untuk memulihkannya," ungkap Chitra.

(Dita Karang menari dengan mengenakan koleksi “Larung” Sejauh Mata Memandang. Foto: Dok. Istimewa)
"Bagi saya, kolaborasi dengan Sejauh Mata Memandang lewat koleksi ini adalah hal yang sangat istimewa, karena saya tampil di bidang yang menjadi passion saya dari kecil, selain musik, yakni menari, dan saya merasa terhormat, menjadi salah satu penyampai pesan agar kita perlu merawat dan memperbaiki laut yang telah memberi kehidupan bagi kita semua," ujar Dita Karang.

(Koleksi “Larung” Sejauh Mata Memandang. Foto: Dok. Istimewa)
Presentasi busana ini turut mendapat dukungan dari berbagai Sahabat Sejauh dan kolaborator kreatif, termasuk musik yang diciptakan khusus oleh Kasimyn, musisi dan anggota dari duo elektronik Indonesia Gabber Modus Operandi, dengan bagian penutup presentasi menggunakan lagu “Secukupnya” dari Hindia.
Sedangkan, 3D visual dibuat oleh Randy Rais, aksesori dari Jewel Rocks yang terbuat dari jaring ikan bekas asal Sumba dengan teknik beading dan macrame, serta aksesori rajut hasil karya kolektif Naradiya, Volen Art Space, dan Cusia by Shibiru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
Koleksi “Larung” merupakan ekspresi rasa duka atas kondisi laut yang kian rusak akibat pencemaran dan eksploitasi yang dilakukan manusia.
Dalam bahasa Indonesia, larung berarti menghanyutkan sesuatu ke air, dan dalam berbagai tradisi, ritual ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, doa, serta harapan.
Melalui pergelaran ini, SMM mengajak kita semua untuk melarung kedukaan atas kerusakan laut sekaligus menumbuhkan harapan agar semakin banyak yang sadar dan berupaya memperbaikinya.
Sebanyak 30 looks yang dipresentasikan terdiri dari kebaya, kemeja, jaket, rok lilit, celana, kain batik tulis, scarf, outerwear, dan lain-lain.

(Koleksi “Larung” Sejauh Mata Memandang. Foto: Dok. Istimewa)
Warna biru mendominasi koleksi “Larung” sebagai representasi laut, berpadu dengan warna putih yang melambangkan kesucian dan awal yang baru, namun juga menjadi pengingat akan warna karang yang memutih akibat rusaknya ekosistem laut.
Koleksi ini juga menghadirkan motif-motif baru yang terinspirasi dari biota laut, seperti ikan pari, ikan manta, paus, penyu, serta berbagai jenis ikan, tumbuhan, dan karang laut.
Motif-motif tersebut berpadu harmonis dengan motif klasik khas SMM seperti “Ombak Laut”, “Bunga Laut”, “Ayam”, “Onde”, dan “Tambal”.
Berkolaborasi dengan Felix Tjahjadi sebagai co-creative director, koleksi ini menerapkan proses produksi yang sirkular dan bertanggung jawab.
Sebagian besar material koleksi Larung merupakan hasil upcycle dengan teknik patchwork menggunakan kain perca, kain kurang sempurna, dan kain deadstock dari SMM serta Sharon Jap Atelier, mitra produksinya.
Material lainnya meliputi katun dan tencel dengan teknik batik tulis, cetak saring, dan cetak digital, serta tenun jacquard dari benang daur ulang yang diolah dari limbah pakaian bekas.

(Koleksi “Larung” Sejauh Mata Memandang. Foto: Dok. Istimewa)
Seperti diketahui, tema laut bukan hal baru bagi Sejauh Mata Memandang. Pada tahun 2019, SMM pernah meluncurkan koleksi “Laut Kita”, yang berangkat dari kegelisahan Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif SMM, terhadap sampah plastik sekali pakai yang bermuara di laut.
Menurutnya, laut adalah sumber kehidupan, namun kini kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Sejak koleksi ‘Laut Kita’ enam tahun lalu, ia masih terus merasa gelisah melihat kondisi laut yang semakin memburuk dan menjadi tempat menumpuknya sampah, mengakibatkan berbagai spesies ikan terancam punah serta karang-karang yang kehilangan warnanya.
"Melalui koleksi ‘Larung’, kami ingin mengajak semua orang untuk berhenti sejenak, merenungkan apa yang telah kita lakukan terhadap laut, dan bersama-sama menumbuhkan harapan untuk memulihkannya," ungkap Chitra.

(Dita Karang menari dengan mengenakan koleksi “Larung” Sejauh Mata Memandang. Foto: Dok. Istimewa)
Dita Karang menutup presentasi Larung
Runway "Larung" ditutup dengan penampilan spesial dari Dita Karang, penyanyi asal Indonesia yang juga mantan girl grup SECRET NUMBER. Penampilan Dita di presentasi ini adalah hasil koreografi dari Siko Setyanto, diiringi oleh para Sahabat Sejauh yang turut menari bersamanya."Bagi saya, kolaborasi dengan Sejauh Mata Memandang lewat koleksi ini adalah hal yang sangat istimewa, karena saya tampil di bidang yang menjadi passion saya dari kecil, selain musik, yakni menari, dan saya merasa terhormat, menjadi salah satu penyampai pesan agar kita perlu merawat dan memperbaiki laut yang telah memberi kehidupan bagi kita semua," ujar Dita Karang.

(Koleksi “Larung” Sejauh Mata Memandang. Foto: Dok. Istimewa)
Presentasi busana ini turut mendapat dukungan dari berbagai Sahabat Sejauh dan kolaborator kreatif, termasuk musik yang diciptakan khusus oleh Kasimyn, musisi dan anggota dari duo elektronik Indonesia Gabber Modus Operandi, dengan bagian penutup presentasi menggunakan lagu “Secukupnya” dari Hindia.
Sedangkan, 3D visual dibuat oleh Randy Rais, aksesori dari Jewel Rocks yang terbuat dari jaring ikan bekas asal Sumba dengan teknik beading dan macrame, serta aksesori rajut hasil karya kolektif Naradiya, Volen Art Space, dan Cusia by Shibiru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)