YOUR FASHION

Keindahan Kain Songket dalam Koleksi 'Menenun Benang Emas Sriwidjaja' di JFW 2025

Medcom
Senin 28 Oktober 2024 / 08:00
Jakarta: Kain songket adalah kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat dengan teknik menyisipkan benang perak, emas, atau benang warna di atas benang lungsin. 

Melansir dari laman Gramedia, kain songket memiliki motif dan tekstur mewah, serta menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai tradisional. 

Secara historis, penenunan kain Songket dikaitkan dengan wilayah dan budaya Palembang dan Minangkabau yang berasal dari pulau Sumatera. Menurut Hikayat Palembang, asal mula Songket bermula dari kemahkotaan Sriwijaya. 

Bahan utama dari pembuatan kain songket biasanya adalah seperti sutra dan umumnya diproduksi oleh petani ulat sutra lokal.

Dalam rangka melestarikan wastra nusantara terutama kain songket, PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajak para perajin songket Palembang yang tergabung sebagai UMKM binaan untuk menghasilkan koleksi kain wastra songket khas Palembang yang menawan di panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2025, pada Jumat (25/10/2024). 


(Ki-ka: Desainer Temma Prasetio, Ketua PIKA-PI Grup (Perkumpulan Istri Karyawan Pupuk Indonesia) Tata Rahmad Pribadi, dan Desainer Maya Ratih. Foto: Dok. JFW)

Mengusung tema "Menenun Benang Emas Sriwidjaja", PT Pupuk Indonesia menggandeng dua desainer lokal berbakat, Maya Ratih dan Temma Prasetio untuk meningkatkan nilai jual kain Songket Palembang yang sarat akan nilai kebudayaan tinggi. 
 

Gabungan tradisi dan modernitas

Pemilihan kain songket dalam koleksi ini memiliki makna khusus yang mencerminkan perjalanan “back to the beginning” atau kembali ke awal. Seperti Pupuk Sriwidjaja, pabrik pupuk tertua, kain songket juga menjadi salah satu warisan budaya tertua di Indonesia. 

Kombinasi ini menghasilkan karya wastra baru yang menggabungkan keindahan tradisi lokal dengan sentuhan modern yang stylish dan trendi.


(Kreasi kain songket Maya Ratih. Foto: Dok. JFW)

Pada rangkaian koleksi yang terbagi menjadi menswear dan womenwear,  menampilkan dua motif baru yakni Setir Nahkoda Kapal dan Burung Phoenix. Motif Setir Nahkoda Kapal melambangkan kendali dan tekad dalam menentukan arah kehidupan, serta kekuatan individu untuk menentukan arah kehidupan mereka. 

Nahkoda dalam motif ini menunjukkan bahwa setiap orang dapat menentukan arah hidupnya sendiri, serta pentingnya keseimbangan dalam mengambil keputusan.


(Kreasi kain songket Temma Prasetio. Foto: Dok. JFW)

Sementara, motif Burung Phoenix mencerminkan kebangkitan budaya yang tetap relevan di era modern. Layaknya burung Phoenix yang bangkit dari abu, motif ini menunjukkan ketangguhan budaya nusantara untuk lahir kembali dengan semangat baru di zaman modern. Burung Phoenix juga menggambarkan pentingnya evolusi agar tetap relevan dan tidak terlekang waktu.

Melalui kolaborasi ini, PT Pupuk Indonesia berharap dapat menjadi sumber inspirasi akan kreasi tanpa batas menggunakan kain-kain wastra yang perlu dilestarikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH