WISATA

Memandang Ile Lewotolok dari Hadakewa

Arthurio Oktavianus Arthadiputra
Rabu 28 April 2021 / 09:48
Lembata: Jembatan Titian (Jeti) Desa Hadakewa tampak sibuk oleh aktivitas nelayan yang baru pulang melaut. Ile Lewotolok yang bersaput awan tipis menutupi bagian puncaknya, menjadi latar aktivitas penduduk dan ikan tangkapannya di wilayah pesisir Pulau Lembata.

Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, merupakan desa pesisir dengan jarak 13 kilometer dari Ibu kota Kabupaten, Lewoleba. Mata pencaharian utama penduduk adalah nelayan.

Selain memiliki pantai jernih, Desa Hadakewa juga memiliki pesona indah berupa pemandangan gagahnya Ile Lewotolok dari Jeti

Memiliki ketinggian 1.455 meter di atas permukaan laut (mdpl), Ile Lewotolok bak memiliki daya magis yang menghipnosis mata untuk dipandang.

Kepala Desa Hadakewa, Klemens Kwaman, mengatakan bahwa dari semua wilayah di Lembata, desa Hadakewa merupakan tempat yang paling pas untuk melihat keindahan Ile Lewotolok. Apalagi bila dilihat sambil duduk santai di Jeti.

“Pagi hari saat matahari muncul atau sore hari saat matahari tenggelam, duduk saja di Jeti sambil memandang ke Ile Lewotolok. Bagus sekali pemandangannya. Waktu Ile Lewotolok mengeluarkan lava saat malam hari, kelihatan jelas dari sini,” katanya.

Menurut Klemens, panorama alam di Desa Hadakewa ini bahkan sudah dikelola untuk dijadikan destinasi wisata. Seperti menyiapkan spot wisata untuk outbound, snorkling, diving, tubing dan caffe boat. 

Tidak lupa juga menu kuliner lokal yang sudah disiapkan untuk menjadi menu pilihan bagi para wisatawan. Menu tersebut akan diolah oleh warga setempat sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi mikro.

“Selama ini yang kita kelola bersama BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Tujuh Maret Hadakewa adalah ikan teri. Itu sudah berjalan. Sekarang giliran sisi wisatanya yang kita garap,” kata Klemens.

Ia berharap, pengelolaan wisata dapat menyumbangkan pendapatan bagi desa, yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk pembangunan desa. Seperti sumbangan untuk desa yang dihasilkan dalam produksi ikan teri yang mencapai Rp300 juta per tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH