WISATA

Mampir ke Pabrik Edamame yang Super Ketat

A. Firdaus
Selasa 13 Desember 2022 / 13:10
Jember: Himpunan Anak Media (HAM) Jakarta menyambangi Kabupaten Jember sebagai destinasi perayaan Hari Ulang Tahun ke-15 mereka. Tujuannya, untuk mengeksplorasi kekayaan alam yang dimiliki Kota Cerutu ini.

Salah satu yang dikunjungi adalah, Pabrik Mitra Tani 27. Pabrik ini mengolah sayuran beku, yang terkenal di Jember, yaitu Edamame.

PT Mitra Tani 27 merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri sayuran beku yang berfokus di komoditas unggulan yakni edamame atau kedelai Jepang. Perusahaan ini secara legal berdiri pada 1994. Diawali dengan pelatihan budidaya edamame, antar PT Mitra Tani terpadu dengan PT Perkebunan 27 Persero.

"Pada 1995 perusahaan mulai produksi dengan ditandai ekspor edamame ke Jepang. Pada 1997 perusahaan melanjutkan produksi dan melanjutkan pemarasan produk secara komersial dengan memfokusnya ekspor ke jepang," ujar Arif Suharyadi, selaku Direktur Mitra Tani 27.

"Saat ini saham PT Mitra Tani 27 dimiliki PT Perkebunan nusantara 10 sebesar 65 persen, dan PT Kelola Mina Laut sebesar 35 persen," sambung Arif.
 

Sejarah edamame di Indonesia


Memilih memproduksi Edamame bukan tanpa sejarah. Pada zaman Orde Baru, edamame dibawa ke Indonesia. Benih tersebut dicoba ditanam di berbagai daerah, ternyata yang paling cocok di Jember.

"Awalnya bisnis edamame saja. Karena cocok ditanam di sini dan hasilnya bagus, bahkan sebagai konsumennya, Jepang melihat daerah ini punya potensi yang sangat baik. Bahkan dikatakan lebih bagus dari Jepang. sehingga ekspor-nya mayoritas ke Jepang," cerita Arif.

Seiring waktu berjalan, PT. Mitra Tani 27 yang awalnya masih kerap impor benih dari Jepang, pada 2006 telah menghentikan impor benih, lantaran berhasil memproduksi multiplikasi benih edamame secara mandiri.

Tak hanya di Jepang yang menjadi tujuan utama, wilayah pemasaran PT Mitra Tani 27 telah menjangkau berbagai negara di belahan dunia. Di antaranya Amerika Serikat, Kanada, Belanda, Taiwan, Australia, Timur Tengah, Afrika, Malaysia, dan Singapura.
 
"Sedangkan untuk pasar lokalnya ada di daerah menyebar Pulau jawa, bali, sumatra, kalimantan dan papua.
 

Terus berinovasi


Memiliki visi untuk menjadi produsen sayuran dan olahannya yang berkualitas tinggi dan berorientasi pada standar makanan sehat, PT Mitra Tani 27 terus beinovasi dengan mengembangkan produk selain edamame yakni buncis, okrang, sweet potato, olahan sayuran beku hingga jusme.

Untuk wilayah pemasarannya tak main-main, setidaknya edamame dan beberapa produk sayuran lainnya telah diekspor ke belahan dunia. Seperti Amerika Serikat, Kanada, Belanda, Taiwan, Australia, Timur Tengah, Afrika, Malaysia dan Singapura.

"Sedangkan untuk pasar lokalnya sejauh ini sudah menyebar ke Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan hingga Papua," ujar Arif.

Sayangnya, menurut Arif, minat masyarakat lokal untuk sayuran beku seperti edamame tak seantusias dari luar negeri. Padahal edamame frozen dimakannya mudah, segar, higienis, dan sehat.

"Ini ada produk bagus, menyehatkan. Karena keduanya bukan makanan asli Indonesia. Okra dari Pakistan, dan Edamame dari Jepang. Orang Jepang menyukai Okra juga. Sayur yang berasal dari luar negeri, tetapi bisa ditanam di Indonesia loh. Tanamannya cantik dan bisa tumbuh di Indonesia," terangnya.
 

Pengalaman masuk ke pabrik produksi PT Mitra Tani 27


Mungkin lebih tepatnya, kami memasuki pabrik pemilahan hingga pengemasan edamame dan okra. Saat memasukinya, ada beberapa peraturan yang harus kami taati. Seperti tak boleh mengambil video atau foto, memakai alat pelindung diri berupa sepatu boot, hingga harus menggunakan topi layaknya tentara Jepang.

Memang benar-benar super ketat. Semua ini dilakukan, agar produk yang sedang dalam pemilahan dan pengemasan tetap terjaga kualitasnya dan tak terpengaruh sesuatu yang datang dari luar, alias steril. Selain itu, saat masuk kami juga beberapa kali harus mencuci dan menyikat tangan menggunakan sabun.


Beginilah tampilan kami sebelum masuk ke pabrik Mitra Tani 27. (Foto: Dok. HAM)

Selain melihat proses pemilahan, di sana kami juga masuk ke ruang pendingin untuk menyimpan produk tersebut, baik itu edamame maupun okra, dengan suhu mencapai -30 derajat celcius.

"Perusahaan ini didukung dengan peralatan yang memadai, laboratorium internal, kapasitas 13 ribu ton per tahun," terang Arif.

Tak ayal, dengan menerapkan sistem keamanan pangan di lini produksi dan sudah mendapatkan sertifikasi. Baik itu BRC, HAACCP, hingga jaminan produk halal dari LPPOM MUI.

"Perusahaan ini strategis dan potensial serta perspektif dalam mengenmbagkan usahanya. Stratgeis karena bisnis padat modal, teknologi dan penghasil devisa. Potensial karena didukung SDM berkompeten, sehingga menjadi produsen edamame terbesar di indonesa yang menyumbang market share," pungkas Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH