WISATA
Fakta Menarik Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi
Yatin Suleha
Kamis 13 Juni 2024 / 22:50
Jakarta: Pada Rabu, 5 Juni 2024 prosesi peletakan batu pertama prosesi Tegak Tiang Tuo dilaksanakan untuk menandai secara resmi dijalankannya megaproyek Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, mengatakan bahwa prosesi Tegak Tiang Tuo merupakan langkah penting dalam perjalanan mewujudkan upaya pemerintah dalam mendorong perlindungan warisan budaya di Indonesia.
Menurutnya, KCBN Muarajambi tidak hanya menjadi simbol keyakinan Buddha, tetapi juga pusat pendidikan dan destinasi spiritual.
.jpeg)
(Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid melihat denah gambar revitalisasi KCBN Muarajambi. Foto: Dok. Istimewa)
Senada dengan Hilmar, Gubernur Jambi, Al Haris, dalam acara yang sama mengatakan, "Candi ini punya daya tarik sejarah budaya. Tapi apalah artinya ketika punya daya tarik, jadi kita pugar candinya, baru nanti kita mengajak masyarakat untuk memahami seperti apa sejarahnya, nilainya baru kita ajak masyarakat tidak hanya mereka menonton saja. Kita berdayakan mereka. Agar ekonomi setempat bisa bangkit. Dia bisa ikut sebagai pelaku UMKM."
Lebih lanjut Al Haris memaparkan, "Ketika candi ini dipugar kembali, kita harapkan multifiernya merasakan mereka bisa punya usaha-usaha baru dan menjaga candi ini, sehingga budaya bangsa ini terjaga baik. Semakin bagus, semakin kita lestarikan dan kita berdayakan."
Ia juga berharap hal ini turut membangkitkan UMKM setempat. "Kami melatih UMKM apa yang jadi kebutuhan di sini makanan khas Jambi dulu seperti apa kita gali semua. Membatik, saya rasa kalau itu kita kembangkan ada emosional warga setempat kita siapkan candi ini ke depan. Kita latih warga untuk bisa masuk sehingga turis mancanegara peneliti tahu."
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, mengatakan bahwa prosesi Tegak Tiang Tuo merupakan langkah penting dalam perjalanan mewujudkan upaya pemerintah dalam mendorong perlindungan warisan budaya di Indonesia.
Menurutnya, KCBN Muarajambi tidak hanya menjadi simbol keyakinan Buddha, tetapi juga pusat pendidikan dan destinasi spiritual.
.jpeg)
(Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid melihat denah gambar revitalisasi KCBN Muarajambi. Foto: Dok. Istimewa)
Senada dengan Hilmar, Gubernur Jambi, Al Haris, dalam acara yang sama mengatakan, "Candi ini punya daya tarik sejarah budaya. Tapi apalah artinya ketika punya daya tarik, jadi kita pugar candinya, baru nanti kita mengajak masyarakat untuk memahami seperti apa sejarahnya, nilainya baru kita ajak masyarakat tidak hanya mereka menonton saja. Kita berdayakan mereka. Agar ekonomi setempat bisa bangkit. Dia bisa ikut sebagai pelaku UMKM."
Lebih lanjut Al Haris memaparkan, "Ketika candi ini dipugar kembali, kita harapkan multifiernya merasakan mereka bisa punya usaha-usaha baru dan menjaga candi ini, sehingga budaya bangsa ini terjaga baik. Semakin bagus, semakin kita lestarikan dan kita berdayakan."
Ia juga berharap hal ini turut membangkitkan UMKM setempat. "Kami melatih UMKM apa yang jadi kebutuhan di sini makanan khas Jambi dulu seperti apa kita gali semua. Membatik, saya rasa kalau itu kita kembangkan ada emosional warga setempat kita siapkan candi ini ke depan. Kita latih warga untuk bisa masuk sehingga turis mancanegara peneliti tahu."
Fakta menarik KCBN Muarajambi
.jpeg)
(Konsep Revitalisasi Kawasan serta Rencana Penataan Ruang Pelestarian mencakup 15 candi dan area sekitarnya. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Lalu, apa saja fakta menarik dari KCBN Muarajambi ini? Berikut selengkapnya.
1. Usia historis Candi Muara Jambi
Berdasarkan penelitian arkeologis, Candi Muara Jambi diperkirakan didirikan sekitar abad ke-7 hingga ke-13, selaras dengan periode kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Era ini menandai salah satu puncak perdagangan dan kebudayaan di Asia Tenggara.
2. Luas area kompleks
Kompleks Candi Muara Jambi mencakup area sekitar 3.981 hektar. Ini menjadikan situs ini sebagai salah satu kompleks cagar budaya terluas dan tertua di Asia Tenggara, dengan sejumlah besar struktur dan artefak yang masih terpelihara.
3. Jumlah candi dan struktur
Kompleks ini terdiri dari sekitar 82 struktur, termasuk candi utama dan bangunan pendukung. Beberapa candi penting di antaranya adalah Candi Tinggi, Candi Gumpung, dan Candi Kedaton, yang masing-masing memiliki keunikan arsitektural dan historis.
4. Status perlindungan
Candi Muara Jambi telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh pemerintah Indonesia, dan terdaftar dalam Tentative List Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2009, yang menegaskan pentingnya pelestarian situs ini.
5. Pengakuan Internasional
Melalui pengakuan dan usulan sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO, Candi Muara Jambi mendapatkan perhatian internasional yang lebih luas, memperkuat posisinya sebagai salah satu situs bersejarah penting di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)