WISATA
Periskop Pariwisata 2024: Bleisure hingga Slow Travel
A. Firdaus
Selasa 26 Desember 2023 / 10:18
Jakarta: Tahun 2024 menjadi momen pariwisata Indonesia untuk bersandingan dengan Sustainability. Selain itu, untuk tren wisata lainnya, Bleisure bakal dilakukan oleh para pebisnis yang merindukan berwisata.
Bleisure sendiri merupakan wisata yang memadukan perjalanan bisnis dan waktu luang. Artinya wisatawan dapat berbisnis sekaligus berwisata.
Selain Bleisure, ada juga wellness experience, yaitu mengedepankan berwisata yang sehat, di mana dapat menjadikan wisatawan mengunjungi lokasi wisata bermanfaat bagi kesehatan.
Direktur Kajian Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Agustini Rahayu menuturkan pada 2024 mendatang wisatawan diprediksi meninggalkan konsep-konsep wisata yang konvensional.
"Wisatawan akan mencari pengalaman-pengalaman baru. Wisatawan akan meninggalkan konsep-konsep yang konvensional dan mencari pengalaman baru," ujar Agustini beberapa waktu lalu.
Setelah gaya konvensional yang akan ditinggalkan, slow travel bakal diminati oleh para pelancong. Hal ini diutarakan Kepala Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho.
Andry memprediksi tren pariwisata 2024 mengalami hiperlokal atau berfokus pada komunitas dan area tertentu serta perjalanan wisata dengan waktu yang panjang. Namun berkualitas (slow travel).
Baca juga: Kaleidoskop Pariwisata 2023: Peluncuran Kereta Cepat hingga Kebakaran di Gunung Bromo
"Tren pariwisata 2024 akan mengalami 'hyperlocal and slow travel' dimana para wisatawan ini tidak ingin cepat-cepat menghabiskan waktu. Waktu yang dihabiskan dalam berwisata jauh lebih lama dan memilih destinasi domestik yang menawarkan konsep alam dan wisata hijau,” ujar Andri.
Wisata alam yang tahun ini menjadi tren, bakal berkembang menjadi wisata petualangan. Hal itu didukung oleh ketersediaan sejumlah destinasi wisata minat khusus yang dimiliki Indonesia, seperti Gunung Bromo, Pulau Komodo, dan Gunung Leuser. Terlebih aktivitas wisata ini ramah lingkungan.
Dengan segala tren wisata di atas, pemerintah bakal terus menggenjot segala upaya untuk menghadirkan pariwisata yang berkelanjutan.Pariwisata ramah lingkungan dan berkelanjutan banyak diminati wisatawan.
“Pada 2017 dunia mencanangkan hari suistainable atau berkelanjutan di mana 82 persen menghormati warisan budaya. Selain itu kualitas pekerja lokal pariwisata mempunyai komitmen tinggi untuk menjaga warisan budaya,” kata pengamat pariwisata sekaligus CEO & Founder Berbangsa Vitria Ariani.
Vitria mengatakan contoh konkret pariwisata berkelanjutan adalah desa wisata. Pasalnya saat ini desa wisata menjadi jadi destinasi yang dilirik wisatawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
1. Bleisure
Bleisure sendiri merupakan wisata yang memadukan perjalanan bisnis dan waktu luang. Artinya wisatawan dapat berbisnis sekaligus berwisata.
Selain Bleisure, ada juga wellness experience, yaitu mengedepankan berwisata yang sehat, di mana dapat menjadikan wisatawan mengunjungi lokasi wisata bermanfaat bagi kesehatan.
2. Tinggalkan konsep konvensional
Direktur Kajian Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Agustini Rahayu menuturkan pada 2024 mendatang wisatawan diprediksi meninggalkan konsep-konsep wisata yang konvensional.
"Wisatawan akan mencari pengalaman-pengalaman baru. Wisatawan akan meninggalkan konsep-konsep yang konvensional dan mencari pengalaman baru," ujar Agustini beberapa waktu lalu.
3. Slow Travel
Setelah gaya konvensional yang akan ditinggalkan, slow travel bakal diminati oleh para pelancong. Hal ini diutarakan Kepala Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho.
Andry memprediksi tren pariwisata 2024 mengalami hiperlokal atau berfokus pada komunitas dan area tertentu serta perjalanan wisata dengan waktu yang panjang. Namun berkualitas (slow travel).
Baca juga: Kaleidoskop Pariwisata 2023: Peluncuran Kereta Cepat hingga Kebakaran di Gunung Bromo
"Tren pariwisata 2024 akan mengalami 'hyperlocal and slow travel' dimana para wisatawan ini tidak ingin cepat-cepat menghabiskan waktu. Waktu yang dihabiskan dalam berwisata jauh lebih lama dan memilih destinasi domestik yang menawarkan konsep alam dan wisata hijau,” ujar Andri.
4. Wisata petualangan
Wisata alam yang tahun ini menjadi tren, bakal berkembang menjadi wisata petualangan. Hal itu didukung oleh ketersediaan sejumlah destinasi wisata minat khusus yang dimiliki Indonesia, seperti Gunung Bromo, Pulau Komodo, dan Gunung Leuser. Terlebih aktivitas wisata ini ramah lingkungan.
5. Pariwisata berkelanjutan
Dengan segala tren wisata di atas, pemerintah bakal terus menggenjot segala upaya untuk menghadirkan pariwisata yang berkelanjutan.Pariwisata ramah lingkungan dan berkelanjutan banyak diminati wisatawan.
“Pada 2017 dunia mencanangkan hari suistainable atau berkelanjutan di mana 82 persen menghormati warisan budaya. Selain itu kualitas pekerja lokal pariwisata mempunyai komitmen tinggi untuk menjaga warisan budaya,” kata pengamat pariwisata sekaligus CEO & Founder Berbangsa Vitria Ariani.
Vitria mengatakan contoh konkret pariwisata berkelanjutan adalah desa wisata. Pasalnya saat ini desa wisata menjadi jadi destinasi yang dilirik wisatawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)