FITNESS & HEALTH

Periskop Lifestyle 2024: Tren Kesehatan di Tahun 2024

Yatin Suleha
Jumat 29 Desember 2023 / 07:05
Jakarta: Saat pendemi covid-19 terjadi, ada gebrakan baru yaitu gaya hidup sehat dilakukan bersama-sama, contoh kecilnya adalah sering mencuci tangan dan tempat cuci tangan pun banyak tersedia secara gratis. 

Seiring waktu pandemi pun terjadi, semua masyarakat Indonesia telah menyadari betapa pentingnya kesehatan dan kini gaya hidup sehat menjadi tren di semua kalangan masyarakat.

Dinukil dari banyak sumber, beberapa tren kesehatan yang saat ini dilakukan dan ada misalnya teknologi AI (seperti chatbot AI) di masa depan juga bakal terus ada. Berikut ini adalah Periskop Kesehatan 2024, yang merupakan prediksi kesehatan dinukil dari banyak sumber.
 

Tren kesehatan di 2024

 

1. Teknologi AI



(Adopsi teknologi AI dalam kesehatan. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)

Survei global terbesar di industri kesehatan yang dilakukan oleh "Future Health Index (FHI) 2023: Taking Healthcare Everywhere" oleh Philips menyebut bahwa penggunaan teknologi berbasis AI atau Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) akan menjadi adopsi dalam banyak ekosistem dunia, salah satunya yaitu dunia kesehatan. Ini termasuk jika kamu berkonsultasi dengan dokter dalam laman kesehatan melalui chatt otomatis yaitu telemedisin.

Adopsi yang berhasil didukung oleh peningkatan investasi dalam AI, data, perawatan virtual, dan pelatihan. Adopsi model pemberian perawatan baru di Philips APAC-Philips ASEAN Pacific Center Singapore/APAC didukung oleh peningkatan investasi dalam teknologi kesehatan digital dan perluasan perawatan virtual ke lebih banyak area ekosistem perawatan kesehatan.

Catatan kesehatan digital saat ini menjadi area investasi teratas bagi para pemimpin layanan kesehatan APAC (48 persen). Hampir tiga perempat (74 persen) pemimpin layanan kesehatan berencana untuk berinvestasi di AI dalam tiga tahun ke depan.

Dipimpin oleh Singapura (84 persen), diikuti oleh Indonesia (76 persen) dan Australia (63 persen), terutama untuk memprediksi hasil (misalnya, memprediksi bagaimana pasien akan menanggapi rencana perawatan untuk panduan yang lebih akurat tentang jalur perawatan, dan lainnya).
 

2. Konsep kesehatan dan gaya hidup sehat yang berkelanjutan



(Gaya hidup sehat adalah perjalanan berkelanjutan. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)

Dengan perubahan iklim dan cuaca yang terjadi seperti cuaca ekstrem serta polusi, pilihan konsumsi masyarakat dapat jatuh kepada tren berkelanjutan. Masyarakat semakin peduli terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan memilih makanan organik serta produk perawatan diri alami untuk mendukung kesehatan pribadi dan tujuan lingkungan yang lebih baik.

Banyak UMKM kini berlomba membuat makanan serta minuman sehat, termasuk juga makanan ringan yang alami misalnya camilan keripik asli bawang putih, sayuran yang dikeringkan agar menjadi camilan sehat, sampai aneka rasa yang tercipta dari kombucha.

Melalui tren-tren ini, diharapkan masyarakat dapat terus bergerak menuju kehidupan yang lebih sehat dan seimbang di tahun 2024. Dan gaya hidup sehat adalah perjalanan berkelanjutan yang melibatkan keputusan dan komitmen pribadi.
 

3. Isu kesehatan mental



(Menjaga kesehatan mental juga penting karena kesehatan mental yang kuat, membantu seseorang mengatasi stres dan tantangan dalam hidup dengan lebih efektif. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)

Gangguan kesehatan mental tidak hanya berpotensi dialami oleh generasi Z, menurut World Health Organization (WHO) pada 2019, secara global 1 dari 8 orang di dunia mengalami masalah kesehatan mental. Hal ini dialami oleh rentang usia dari remaja hingga dewasa.

Prediksi di tahun 2024, masyarakat mulai menempatkan perhatian lebih pada kesejahteraan pikiran. Kesehatan mental yang baik berkontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik dan kepuasan pribadi. Ketika seseorang bebas dari tekanan dan cemas berlebihan, mereka lebih cenderung menikmati momen-momen positif dalam kehidupan.

Menjaga kesehatan mental juga penting karena kesehatan mental yang kuat, membantu seseorang mengatasi stres dan tantangan dalam hidup dengan lebih efektif. Mereka dapat menghadapi masalah dengan lebih baik dan menemukan cara-cara positif untuk menghadapinya.
 

4. Penggunaan health tourism semakin diminati



(Penggunaan health tourism semakin diminati. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)

Apa yang dimaksud dengan health tourism? Health Tourism atau Pariwisata Kesehatan adalah istilah yang digunakan bagi perjalanan yang berfokus pada perawatan medis dan penggunaan layanan kesehatan, atau perjalanan wisata yang memanfaatkan penggunaan layanan medis.

Sejak 2012, data dalam Kemenkes bahkan menyebutkan bahwa estimasi hasil studi oleh Klynfeld Pear Marwick Goerdeller Internasional menunjukkan adanya peningkatan pengeluaran masyarakat untuk wisata kesehatan sebesar 20 persen sampai 30 persen.

Hal ini ditandai dari USD78,5 miliar Dolar pada tahun 2010 menjadi USD100 miliar Dolar pada tahun 2012 silam. Peningkatan ini terkait dengan besarnya uang yang dibelanjakan wisatawan yang berdampak pada peningkatan pemasaran berbagai produk dan jasa serta peningkatan lapangan kerja di negara tujuan wisata.

Ini juga yang telah dilakukan oleh Rumah Sakit KPJ Damansara Specialist Hospital 2 di Malaysia. Dipimpin oleh Tan Sok Kheng (SK Tan) selaku Chief Executive Officer (CEO) dari rumah sakit ini.

Sebagai yang pertama dari grup Rumah Sakit KPJ, inspirasi di balik rumah sakit baru yang megah, KPJ Damansara Specialist Hospital 2 adalah keinginan untuk meninggalkan suasana perawatan kesehatan yang tradisional untuk meningkatkan pengalaman pasien melalui sistem perawatan kesehatan yang benar-benar berpusat pada pasien.

Ia bilang, DSH2 menghadirkan rasa 'hotel' bagi pasien dan pengantarnya sejak melangkahkan kaki pertama kali memasuki rumah sakit ini. Dengan tampilan design arsitektur yang lebih mirip seperti hotel dari luar, rumah sakit ini jauh dari rasa 'cemas'. Mereka juga menyediakan patient ambassador yang akan menemani dari sebelum kedatangan hingga masa pengobatan selesai. 

Hal ini pun didukung oleh Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) yaitu lembaga pemerintah di bawah Kementerian Kesehatan Malaysia yang telah dipercaya untuk mengurasi perjalanan perawatan kesehatan. 
 

5. Kesiapsiagaan jika pandemi baru terjadi



(WHO menangapi soal perjanjian pandemi jika terjadi lagi di masa depan. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menjadi tuan rumah perundingan multinasional mengenai pembuatan perjanjian atau perjanjian pandemi yang bertujuan membantu dunia merespons dengan lebih baik jika pandemi terjadi lagi. 

Tujuannya adalah untuk menyetujui kata-kata dalam perjanjian tersebut pada pertemuan Majelis Kesehatan Dunia pada Mei 2024, pertemuan tahunan badan pimpinan WHO. 

Tujuan dari negosiasi ini adalah untuk memastikan respons global yang lebih adil terhadap pandemi berikutnya, sehingga negara-negara berpendapatan rendah dan menengah tidak harus menunggu untuk mendapatkan akses terhadap vaksin, obat-obatan, dan terapi medis penting ketika pasokan global terbatas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH