Jakarta: Bleaching kulit adalah praktik kosmetik yang bertujuan untuk mencerahkan kulit seseorang. Beberapa menggunakannya untuk mencerahkan area tertentu atau bintik hitam, sementara yang lain mungkin ingin mencerahkan warna kulit secara keseluruhan.
Pakar kecantikan dan dokter kulit selalu menyarankan untuk tidak melakukan bleaching kulit. Mereka mengatakan produk pemutihan didasarkan pada bahan kimia yang sangat berbahaya bagi kulit kita. Ini menyebabkan iritasi kulit, ruam, pigmentasi, alergi, dll.
Menurut International Journal of Dermatology, pemutihan kulit merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang serius karena banyak mengandung merkuri, yang merupakan logam berat beracun.
Sebenarnya pemutihan kulit tidak diperlukan secara medis tetapi sesuatu yang dipilih orang untuk alasan kosmetik. Beberapa orang menggunakannya untuk mencerahkan melasma, noda, dan bintik-bintik penuaan, sementara yang lain mencoba menggunakannya untuk mengubah warna kulit.
Peneliti menghubungkan rasisme dengan tren pemutihan kulit. Ketika orang percaya bahwa hanya kulit yang lebih cerah yang menarik, mereka mungkin menjadi tidak senang dengan penampilan mereka sendiri. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental. Oleh sebab itu banyak orang yang rela mengeluarkan uangnya untuk bleaching kulit.
Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa menginternalisasi standar kecantikan kulit putih berkontribusi pada ketidakpuasan wanita Afrika-Amerika dan India terhadap kulit dan rambut mereka, serta upaya untuk mencerahkan keduanya.
Menurut ahli kulit, pemutih mengandung sodium hipoklorit yang menyebabkan reaksi kimia pada kulit kita. Reaksi ini dapat menyebabkan kulit berjerawat dan paparan sinar matahari tepat setelah pemutihan juga berbahaya bagi kulit karena menyebabkan iritasi dan pigmentasi.
Pemutihan kulit telah dikaitkan dengan sejumlah efek kesehatan yang merugikan, antara lain:
1. Keracunan merkuri
2. Dermatitis
3. Okronosis eksogen
4. Jerawat steroid
5. Sindrom nefrotik
Nandhita Nur Fadjriah
(FIR)
Pakar kecantikan dan dokter kulit selalu menyarankan untuk tidak melakukan bleaching kulit. Mereka mengatakan produk pemutihan didasarkan pada bahan kimia yang sangat berbahaya bagi kulit kita. Ini menyebabkan iritasi kulit, ruam, pigmentasi, alergi, dll.
Menurut International Journal of Dermatology, pemutihan kulit merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang serius karena banyak mengandung merkuri, yang merupakan logam berat beracun.
Apakah pemutihan kulit diperlukan?
Sebenarnya pemutihan kulit tidak diperlukan secara medis tetapi sesuatu yang dipilih orang untuk alasan kosmetik. Beberapa orang menggunakannya untuk mencerahkan melasma, noda, dan bintik-bintik penuaan, sementara yang lain mencoba menggunakannya untuk mengubah warna kulit.
Peneliti menghubungkan rasisme dengan tren pemutihan kulit. Ketika orang percaya bahwa hanya kulit yang lebih cerah yang menarik, mereka mungkin menjadi tidak senang dengan penampilan mereka sendiri. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental. Oleh sebab itu banyak orang yang rela mengeluarkan uangnya untuk bleaching kulit.
Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa menginternalisasi standar kecantikan kulit putih berkontribusi pada ketidakpuasan wanita Afrika-Amerika dan India terhadap kulit dan rambut mereka, serta upaya untuk mencerahkan keduanya.
Efek samping bleaching kulit
Menurut ahli kulit, pemutih mengandung sodium hipoklorit yang menyebabkan reaksi kimia pada kulit kita. Reaksi ini dapat menyebabkan kulit berjerawat dan paparan sinar matahari tepat setelah pemutihan juga berbahaya bagi kulit karena menyebabkan iritasi dan pigmentasi.
Pemutihan kulit telah dikaitkan dengan sejumlah efek kesehatan yang merugikan, antara lain:
1. Keracunan merkuri
2. Dermatitis
3. Okronosis eksogen
4. Jerawat steroid
5. Sindrom nefrotik
Nandhita Nur Fadjriah
(FIR)