KULINER
'Penyetan Cok', Kuliner Kaki Lima dengan Strategi Bintang Lima
Yatin Suleha
Rabu 03 November 2021 / 14:52
Jakarta: Nasi hangat dengan ayam serta cocolan sambal? Kurang nikmat apa lagi kan? Lauk ini memang merupakan salah satu kelezatan kuliner Indonesia yang telah lama menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keanekaragaman budaya nusantara.
Memahami besarnya potensi kuliner tanah air, pemain lokal seperti "Penyetan Cok" memilih untuk mempopulerkan makanan tradisional Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Gerai makanan yang hadir sejak 2014 ini sukses mengangkat menu penyetan yang umumnya dijumpai di tenda kuliner kaki lima, “naik kelas” menjadi restoran berskala nasional.
Berpusat di kota Surabaya, kini Penyetan Cok telah tersebar di lebih dari 50 cabang kota Jabodetabek, Sidoarjo, Gresik, Semarang, dan Solo.
Julius Putranto Komang, Founder dan Owner 'Penyetan Cok' mengatakan, “Penyetan Cok sebagai brand lokal asli Surabaya ingin mengangkat kekayaan lokal melalui nikmatnya kuliner asli nusantara. Dimulai dari mimpi sederhana untuk membawa menu penyetan 'naik kelas', kami memberikan sentuhan modern dengan cita rasa legendaris."
"Kualitas rasa selalu menjadi komitmen nomor satu. Di samping itu, kami juga tidak pernah berhenti untuk melakukan inovasi agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan pelanggan, mulai dari jenis menu, interior restoran, hingga kemudahan pelanggan dalam bertransaksi melalui adopsi pembayaran digital,” katanya lagi.
.jpg)
(Kesuksesan yang direngkuh oleh Julius tentunya tak lepas dari perumusan strategi praktis yang tepat. Foto: Dok. Penyetan Cok)
Banyak strategi yang dilakukan. Selain harus beradaptasi dengan era digital, Julius juga punya cara jitu, salah satunya adalah Jalin keakraban dengan pelanggan.
Julius percaya bahwa pelayanan after sales penting dalam membangun loyalitas pelanggan. Ia menanamkan mindset bahwa Penyetan Cok lebih dari sekadar menjual produk, namun memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya.
Untuk itu, ia selalu mengajak para karyawan untuk menjalin keakraban dengan pelanggan agar mereka merasa nyaman setiap kali mengunjungi gerai.
“Kami terus mencari tahu apa yang disukai pelanggan sehingga mampu membuat program promosi untuk mendorong pelanggan berkunjung kembali yang termasuk voucher, produk gratis, hingga cashback menarik dari pembayaran digital seperti ShopeePay. Hal-hal seperti ini penting untuk menjaga relasi yang baik dengan pelanggan setia,” katanya.
Selain itu ada hal lainnya yang juga penting. Menurut Julius, dalam memulai sebuah bisnis, diperlukan pondasi yang kokoh agar dapat menciptakan bisnis yang berumur panjang. Mulai dari pengelolaan modal dan pengeluaran, perancangan promosi yang kreatif, serta optimalisasi pengembangan sumber daya manusia.
Sudah selayaknya para karyawan mendapatkan perhatian lebih pada pengembangan soft skill dan hard skill. Sebab, karyawan juga merupakan aset terpenting yang akan berperan pada perkembangan bisnis ke depannya.
“Pelatihan baik dari internal dan eksternal juga sangat bermanfaat agar karyawan bisa menghasilkan output yang konsisten. Itulah alasan mengapa hingga kini kami belum menerapkan sistem franchise karena kami ingin memastikan kualitas produk dan layanan yang konsisten di seluruh cabang demi kepuasan pelanggan,” pungkas Julius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Memahami besarnya potensi kuliner tanah air, pemain lokal seperti "Penyetan Cok" memilih untuk mempopulerkan makanan tradisional Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Gerai makanan yang hadir sejak 2014 ini sukses mengangkat menu penyetan yang umumnya dijumpai di tenda kuliner kaki lima, “naik kelas” menjadi restoran berskala nasional.
Berpusat di kota Surabaya, kini Penyetan Cok telah tersebar di lebih dari 50 cabang kota Jabodetabek, Sidoarjo, Gresik, Semarang, dan Solo.
Julius Putranto Komang, Founder dan Owner 'Penyetan Cok' mengatakan, “Penyetan Cok sebagai brand lokal asli Surabaya ingin mengangkat kekayaan lokal melalui nikmatnya kuliner asli nusantara. Dimulai dari mimpi sederhana untuk membawa menu penyetan 'naik kelas', kami memberikan sentuhan modern dengan cita rasa legendaris."
"Kualitas rasa selalu menjadi komitmen nomor satu. Di samping itu, kami juga tidak pernah berhenti untuk melakukan inovasi agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan pelanggan, mulai dari jenis menu, interior restoran, hingga kemudahan pelanggan dalam bertransaksi melalui adopsi pembayaran digital,” katanya lagi.
.jpg)
(Kesuksesan yang direngkuh oleh Julius tentunya tak lepas dari perumusan strategi praktis yang tepat. Foto: Dok. Penyetan Cok)
Jadi, apa rahasia sukses dari 'Penyetan Cok' ini?
Banyak strategi yang dilakukan. Selain harus beradaptasi dengan era digital, Julius juga punya cara jitu, salah satunya adalah Jalin keakraban dengan pelanggan.
Julius percaya bahwa pelayanan after sales penting dalam membangun loyalitas pelanggan. Ia menanamkan mindset bahwa Penyetan Cok lebih dari sekadar menjual produk, namun memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya.
Untuk itu, ia selalu mengajak para karyawan untuk menjalin keakraban dengan pelanggan agar mereka merasa nyaman setiap kali mengunjungi gerai.
“Kami terus mencari tahu apa yang disukai pelanggan sehingga mampu membuat program promosi untuk mendorong pelanggan berkunjung kembali yang termasuk voucher, produk gratis, hingga cashback menarik dari pembayaran digital seperti ShopeePay. Hal-hal seperti ini penting untuk menjaga relasi yang baik dengan pelanggan setia,” katanya.
Pengembangan sumber daya manusia (SDM)
Selain itu ada hal lainnya yang juga penting. Menurut Julius, dalam memulai sebuah bisnis, diperlukan pondasi yang kokoh agar dapat menciptakan bisnis yang berumur panjang. Mulai dari pengelolaan modal dan pengeluaran, perancangan promosi yang kreatif, serta optimalisasi pengembangan sumber daya manusia.
Sudah selayaknya para karyawan mendapatkan perhatian lebih pada pengembangan soft skill dan hard skill. Sebab, karyawan juga merupakan aset terpenting yang akan berperan pada perkembangan bisnis ke depannya.
“Pelatihan baik dari internal dan eksternal juga sangat bermanfaat agar karyawan bisa menghasilkan output yang konsisten. Itulah alasan mengapa hingga kini kami belum menerapkan sistem franchise karena kami ingin memastikan kualitas produk dan layanan yang konsisten di seluruh cabang demi kepuasan pelanggan,” pungkas Julius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)