KULINER
#NgopiMembumi, Cara Ngopi Kekinian yang Ramah Lingkungan
A. Firdaus
Kamis 19 Agustus 2021 / 12:57
Jakarta: Sampah kemasan yang terbuat dari plastik menjadi limbah yang banyak dihasilkan oleh manusia dan berpotensi mengganggu kelestarian lingkungan. World Economic Forum 2020 memperkirakan jumlah sampah plastik akan membengkak dari 260 juta ton menjadi 460 juta ton per tahun pada 2030.
Untuk menekan penggunaan kemasan plastik, salah satu bahan alternatif yang dipilih adalah kertas. Sayangnya, kertas kemasan makanan dan minuman yang saat ini banyak digunakan, sering kali mengandung lapisan plastik di bagian dalamnya yang berfungsi untuk menahan air ataupun cairan agar tidak tembus ke kertas.
Proses pemisahan kertas dari lapisan plastik memiliki tingkat kesulitan tinggi, karenanya hal ini justru dapat menjadi ancaman lain bagi kelangsungan lingkungan. Dengan semakin meningkatnya tren ngopi di kalangan kaum muda Indonesia, bukan tidak mungkin, penggunaan gelas kertas yang berlapis plastik akan turut meningkat ke depannya.
Sekarang, ada cara ngopi kekinian yang ramah lingkungan, yaitu #NgopiMembumi. Ya #NgopiMembumi merupakan kampanye yang diinisiasi oleh tiga pionir terkemuka, yaitu Foopak Bio Natura (Produsen kerta kemasan makanan dan minuman), Anomali Coffee (Perusahaan F&B), dan Earth Keepers Indonesia (organisasi pemerhati lingkungan).

Peluncuran kampanye #NgopiMembumi di Anomali Coffee.
Tujuannya, untuk membantu mewujudkan cita-cita memerdekakan Indonesia dari sampah plastik dengan cara menyatukan gaya hidup membumi. Caranya, dengan gaya hidup ngopi melalui penggunaan kemasan makanan dan minuman yang bebas plastik, dapat didaur ulang, compostable, dan biodegradable pertama di Indonesia.
Survei yang digelar oleh The Earthkeeper Indonesia terhadap penikmat kopi di Jakarta menunjukkan bahwa, 6 dari 10 orang partisipan mengaku mengunjungi coffee shop kesayangannya sedikitnya 1x dalam seminggu untuk menikmati kopi.
Dalam seminggu, mayoritas partisipan pun mengaku menggunakan atau menyumbang setidaknya 1-2 sampah gelas plastik saat membeli es kopi kesukaannya. Kebanyakan dari mereka mengaku tidak memilah antara sampah organik dan non-organik saat membuang kemasan kopinya, dikarenakan tidak mengetahui mengenai prosedur membuang sampah yang baik dan benar.
"Salah satu industri yang banyak menggunakan kemasan plastik adalah coffee shop. Memang tak semua makanan dan minuman dikemas atau disajikan dalam kemasan plastik, ada juga yang dikemas menggunakan wadah atau gelas kertas. Akan tetapi, kebanyakan gelas kertas yang beredar di Indonesia saat ini masih menggunakan lapisan plastik," ujar Founder The Earthkeeper Indonesia, Teguh Handoko.
Di dunia, setiap tahunnya, terjadi peningkatan produksi gelas kertas sebesar 3-5 persen dengan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi di kawasan Asia Pasifik. Sayangnya, dari lebih dari 320 miliar cangkir kertas yang diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya, kurang dari 1 persen yang berhasil didaur ulang karena sulitnya proses pemisahan kertas-plastik.
Product Manager-Foopak, Asia Pulp & Paper, Benny Chiadarma, menjelaskan data yang diperoleh Foopak dari LIPI menunjukkan bahwa, 96 persen food delivery di Indonesia menggunakan kemasan plastik.
Untuk mewujudkan komitmen kami dalam menghadirkan kemasan yang lebih ramah lingkungan, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas menghadirkan inovasi terbaru yaitu Foopak Bio Natura.

Beginilah paper cup yang plastic free, sekilas mirip rumah khas Minangkabau. (Foto: A. Firdaus/Medcom.id)
"Foopak Bio Natura merupakan kertas khusus untuk makanan minuman yang plastic-free, dapat didaur ulang (recyclable) dan dijadikan kompos (compostable) baik melalui proses industri maupun di rumah," ujar Benny saat peluncuran kampanye #NgopiMembumi.
"Foopak Bio Natura juga terjamin food grade, tahan panas (microwaveable dan ovenable) dan hanya menggunakan bahan kertas berkualitas dari kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang rantai pasokannya juga sudah tersertifikasi baik nasional maupun internasional," terang Benny.
Anomali Coffee menjadi kurator kopi Indonesia pertama yang menggunakan produk paper cup yang plastic-free. Menurut Rezha Ahmad, selaku Business Development Anomali Coffee, langkah ini diambil sebagai komitmen dalam mendukung pelestarian lingkungan.
"Melalui kolaborasi #NgopiMembumi, Anomali Coffee menjadi pelaku industri F&B pertama di Indonesia yang menggunakan kemasan makanan dan minuman yang bebas plastik, dapat didaur ulang, compostable dan biodegradable," ujar Reza.
"Dengan langkah ini, kami ingin menunjukkan pada masyarakat luas khususnya kaum muda penikmat kopi bahwa gaya hidup yang ramah lingkungan sangat mudah untuk diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, dan dapat dimulai dari hal-hal sederhana seperti menggunakan kemasan makanan dan minuman yang lebih mudah dan cepat untuk didaur ulang dan dijadikan kompos," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Untuk menekan penggunaan kemasan plastik, salah satu bahan alternatif yang dipilih adalah kertas. Sayangnya, kertas kemasan makanan dan minuman yang saat ini banyak digunakan, sering kali mengandung lapisan plastik di bagian dalamnya yang berfungsi untuk menahan air ataupun cairan agar tidak tembus ke kertas.
Proses pemisahan kertas dari lapisan plastik memiliki tingkat kesulitan tinggi, karenanya hal ini justru dapat menjadi ancaman lain bagi kelangsungan lingkungan. Dengan semakin meningkatnya tren ngopi di kalangan kaum muda Indonesia, bukan tidak mungkin, penggunaan gelas kertas yang berlapis plastik akan turut meningkat ke depannya.
Sekarang, ada cara ngopi kekinian yang ramah lingkungan, yaitu #NgopiMembumi. Ya #NgopiMembumi merupakan kampanye yang diinisiasi oleh tiga pionir terkemuka, yaitu Foopak Bio Natura (Produsen kerta kemasan makanan dan minuman), Anomali Coffee (Perusahaan F&B), dan Earth Keepers Indonesia (organisasi pemerhati lingkungan).

Peluncuran kampanye #NgopiMembumi di Anomali Coffee.
Tujuannya, untuk membantu mewujudkan cita-cita memerdekakan Indonesia dari sampah plastik dengan cara menyatukan gaya hidup membumi. Caranya, dengan gaya hidup ngopi melalui penggunaan kemasan makanan dan minuman yang bebas plastik, dapat didaur ulang, compostable, dan biodegradable pertama di Indonesia.
Survei yang digelar oleh The Earthkeeper Indonesia terhadap penikmat kopi di Jakarta menunjukkan bahwa, 6 dari 10 orang partisipan mengaku mengunjungi coffee shop kesayangannya sedikitnya 1x dalam seminggu untuk menikmati kopi.
Dalam seminggu, mayoritas partisipan pun mengaku menggunakan atau menyumbang setidaknya 1-2 sampah gelas plastik saat membeli es kopi kesukaannya. Kebanyakan dari mereka mengaku tidak memilah antara sampah organik dan non-organik saat membuang kemasan kopinya, dikarenakan tidak mengetahui mengenai prosedur membuang sampah yang baik dan benar.
"Salah satu industri yang banyak menggunakan kemasan plastik adalah coffee shop. Memang tak semua makanan dan minuman dikemas atau disajikan dalam kemasan plastik, ada juga yang dikemas menggunakan wadah atau gelas kertas. Akan tetapi, kebanyakan gelas kertas yang beredar di Indonesia saat ini masih menggunakan lapisan plastik," ujar Founder The Earthkeeper Indonesia, Teguh Handoko.
Di dunia, setiap tahunnya, terjadi peningkatan produksi gelas kertas sebesar 3-5 persen dengan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi di kawasan Asia Pasifik. Sayangnya, dari lebih dari 320 miliar cangkir kertas yang diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya, kurang dari 1 persen yang berhasil didaur ulang karena sulitnya proses pemisahan kertas-plastik.
Product Manager-Foopak, Asia Pulp & Paper, Benny Chiadarma, menjelaskan data yang diperoleh Foopak dari LIPI menunjukkan bahwa, 96 persen food delivery di Indonesia menggunakan kemasan plastik.
Untuk mewujudkan komitmen kami dalam menghadirkan kemasan yang lebih ramah lingkungan, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas menghadirkan inovasi terbaru yaitu Foopak Bio Natura.

Beginilah paper cup yang plastic free, sekilas mirip rumah khas Minangkabau. (Foto: A. Firdaus/Medcom.id)
"Foopak Bio Natura merupakan kertas khusus untuk makanan minuman yang plastic-free, dapat didaur ulang (recyclable) dan dijadikan kompos (compostable) baik melalui proses industri maupun di rumah," ujar Benny saat peluncuran kampanye #NgopiMembumi.
"Foopak Bio Natura juga terjamin food grade, tahan panas (microwaveable dan ovenable) dan hanya menggunakan bahan kertas berkualitas dari kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang rantai pasokannya juga sudah tersertifikasi baik nasional maupun internasional," terang Benny.
Anomali Coffee menjadi kurator kopi Indonesia pertama yang menggunakan produk paper cup yang plastic-free. Menurut Rezha Ahmad, selaku Business Development Anomali Coffee, langkah ini diambil sebagai komitmen dalam mendukung pelestarian lingkungan.
"Melalui kolaborasi #NgopiMembumi, Anomali Coffee menjadi pelaku industri F&B pertama di Indonesia yang menggunakan kemasan makanan dan minuman yang bebas plastik, dapat didaur ulang, compostable dan biodegradable," ujar Reza.
"Dengan langkah ini, kami ingin menunjukkan pada masyarakat luas khususnya kaum muda penikmat kopi bahwa gaya hidup yang ramah lingkungan sangat mudah untuk diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, dan dapat dimulai dari hal-hal sederhana seperti menggunakan kemasan makanan dan minuman yang lebih mudah dan cepat untuk didaur ulang dan dijadikan kompos," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)