KULINER
Tong Zi Dan: Kuliner Telur yang Direbus Urin Anak Laki-laki Sebelum Pubertas dari Tiongkok
Riza Aslam Khaeron
Rabu 22 Januari 2025 / 19:05
Jakarta: Sobat tahu tidak, ada kuliner dari Tiongkok yang dimasak dengan urin anak laki-laki? Kedengarannya saja sudah bikin dahi berkerut, apalagi mencobanya! Tapi, di kota Dongyang, Provinsi Zhejiang, hidangan ini adalah tradisi yang sudah berlangsung berabad-abad.
Tong Zi Dan, atau Virgin Boy Eggs, adalah telur yang direbus dalam urin anak laki-laki berusia di bawah 10 tahun.
Tradisi ini bahkan diakui sebagai "Warisan Budaya Takbenda" oleh kota Dongyang pada tahun 2008.
Seperti yang dilaporkan The New York Times pada 22 Juli 2016, cara memasak telur ini terbilang tidak biasa, tetapi bagi masyarakat setempat, ini adalah simbol musim semi dan kesehatan.

Foto: Anak-anak kencing untuk membuat Tong Zi Dan. (Qianjiang Evening Post)
Proses pembuatan Tong Zi Dan dimulai dengan merendam telur mentah dalam urin segar yang dikumpulkan dari anak laki-laki. Telur tersebut kemudian direbus hingga matang.
Setelah kulit telur retak, telur akan dimasukkan kembali ke dalam urin yang sama untuk direbus lebih lanjut selama beberapa jam. Kadang-kadang, urin yang digunakan diganti dengan yang baru untuk memastikan kualitas rasa.
"Telur ini membutuhkan waktu sekitar satu hari penuh untuk dimasak," ungkap Dan Levin dari The New York Times.
Para penjual telur biasanya mengumpulkan urin dari sekolah dasar di Dongyang. Anak-anak laki-laki diinstruksikan untuk buang air kecil di wadah yang disediakan, tetapi mereka diingatkan untuk tidak melakukannya jika sedang sakit, seperti yang dicatat oleh Times Now.
Proses ini dianggap higienis oleh warga setempat, meskipun tidak didukung oleh sains modern.

Sumber: Tansuo Ba Yuyuan/Youtube
Tong Zi Dan bukan hanya sekadar makanan. Masyarakat Dongyang meyakini bahwa telur ini memiliki manfaat kesehatan.
Menurut laporan The New York Times, telur ini diklaim dapat meningkatkan sirkulasi darah, mencegah stroke, dan memberikan energi tambahan.
Salah satu warga lokal, Ge Yaohua, menyebutkan, "Jika Anda makan ini, Anda tidak akan terkena heat stroke. Telur yang dimasak dalam urin ini sangat harum," melansir Times Now.
Namun, klaim kesehatan ini tidak mendapat dukungan dari komunitas medis. Penelitian modern tidak menemukan bukti bahwa urin memiliki manfaat kesehatan ketika dikonsumsi. Meski demikian, tradisi ini tetap bertahan sebagai bagian dari budaya kuliner lokal.

Foto: Tong Zi Dan. (Qianjiang Evening Post)
Tong Zi Dan telah menarik perhatian internasional karena keunikannya. Di satu sisi, masyarakat Dongyang memandang telur ini sebagai simbol tradisi dan kebanggaan lokal. Namun, bagi banyak orang di luar Tiongkok, tradisi ini dianggap tidak biasa dan sulit diterima.
"Bau telur ini membuat saya mual," ujar salah satu warga lokal yang tidak menyukai makanan tersebut, seperti dilaporkan dalam Ministry of Tofu tahun 2011.
Di sisi lain, banyak pula yang menyebutnya sebagai "rasa musim semi," sebuah penghormatan terhadap tradisi yang telah berlangsung lama.
Dalam wawancara dengan Ministry of Tofu, seorang pedagang lokal menjelaskan bahwa telur ini biasanya dijual seharga 1,5 yuan per butir, dua kali lipat dari harga telur rebus biasa.
"Harganya lebih mahal karena proses pembuatannya yang panjang dan kepercayaan akan manfaatnya," jelasnya.
Tong Zi Dan adalah salah satu contoh bagaimana tradisi kuliner dapat mencerminkan identitas budaya suatu masyarakat. Meski kontroversial, tradisi ini tetap hidup dan menjadi bagian dari warisan budaya Dongyang.
Seperti yang dinyatakan oleh The New York Times, "Makanan ini adalah bagian dari identitas masyarakat Dongyang dan mencerminkan cara mereka menghormati musim semi serta kesehatan."
Baca Juga:
7 Makanan Paling Ekstrem di Dunia, Berani Coba?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)
Tong Zi Dan, atau Virgin Boy Eggs, adalah telur yang direbus dalam urin anak laki-laki berusia di bawah 10 tahun.
Tradisi ini bahkan diakui sebagai "Warisan Budaya Takbenda" oleh kota Dongyang pada tahun 2008.
Seperti yang dilaporkan The New York Times pada 22 Juli 2016, cara memasak telur ini terbilang tidak biasa, tetapi bagi masyarakat setempat, ini adalah simbol musim semi dan kesehatan.
Proses Pembuatan yang Tidak Lazim

Foto: Anak-anak kencing untuk membuat Tong Zi Dan. (Qianjiang Evening Post)
Proses pembuatan Tong Zi Dan dimulai dengan merendam telur mentah dalam urin segar yang dikumpulkan dari anak laki-laki. Telur tersebut kemudian direbus hingga matang.
Setelah kulit telur retak, telur akan dimasukkan kembali ke dalam urin yang sama untuk direbus lebih lanjut selama beberapa jam. Kadang-kadang, urin yang digunakan diganti dengan yang baru untuk memastikan kualitas rasa.
"Telur ini membutuhkan waktu sekitar satu hari penuh untuk dimasak," ungkap Dan Levin dari The New York Times.
Para penjual telur biasanya mengumpulkan urin dari sekolah dasar di Dongyang. Anak-anak laki-laki diinstruksikan untuk buang air kecil di wadah yang disediakan, tetapi mereka diingatkan untuk tidak melakukannya jika sedang sakit, seperti yang dicatat oleh Times Now.
Proses ini dianggap higienis oleh warga setempat, meskipun tidak didukung oleh sains modern.
Alasan Tradisi dan Klaim Kesehatan

Sumber: Tansuo Ba Yuyuan/Youtube
Tong Zi Dan bukan hanya sekadar makanan. Masyarakat Dongyang meyakini bahwa telur ini memiliki manfaat kesehatan.
Menurut laporan The New York Times, telur ini diklaim dapat meningkatkan sirkulasi darah, mencegah stroke, dan memberikan energi tambahan.
Salah satu warga lokal, Ge Yaohua, menyebutkan, "Jika Anda makan ini, Anda tidak akan terkena heat stroke. Telur yang dimasak dalam urin ini sangat harum," melansir Times Now.
Namun, klaim kesehatan ini tidak mendapat dukungan dari komunitas medis. Penelitian modern tidak menemukan bukti bahwa urin memiliki manfaat kesehatan ketika dikonsumsi. Meski demikian, tradisi ini tetap bertahan sebagai bagian dari budaya kuliner lokal.
Persepsi Publik dan Reaksi Internasional

Foto: Tong Zi Dan. (Qianjiang Evening Post)
Tong Zi Dan telah menarik perhatian internasional karena keunikannya. Di satu sisi, masyarakat Dongyang memandang telur ini sebagai simbol tradisi dan kebanggaan lokal. Namun, bagi banyak orang di luar Tiongkok, tradisi ini dianggap tidak biasa dan sulit diterima.
"Bau telur ini membuat saya mual," ujar salah satu warga lokal yang tidak menyukai makanan tersebut, seperti dilaporkan dalam Ministry of Tofu tahun 2011.
Di sisi lain, banyak pula yang menyebutnya sebagai "rasa musim semi," sebuah penghormatan terhadap tradisi yang telah berlangsung lama.
Dalam wawancara dengan Ministry of Tofu, seorang pedagang lokal menjelaskan bahwa telur ini biasanya dijual seharga 1,5 yuan per butir, dua kali lipat dari harga telur rebus biasa.
"Harganya lebih mahal karena proses pembuatannya yang panjang dan kepercayaan akan manfaatnya," jelasnya.
Tong Zi Dan adalah salah satu contoh bagaimana tradisi kuliner dapat mencerminkan identitas budaya suatu masyarakat. Meski kontroversial, tradisi ini tetap hidup dan menjadi bagian dari warisan budaya Dongyang.
Seperti yang dinyatakan oleh The New York Times, "Makanan ini adalah bagian dari identitas masyarakat Dongyang dan mencerminkan cara mereka menghormati musim semi serta kesehatan."
Baca Juga:
7 Makanan Paling Ekstrem di Dunia, Berani Coba?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)