KULINER

Mengenal Kuliner Timor Tengah Selatan di KTD

A. Firdaus
Selasa 27 Agustus 2019 / 15:29
Meski memiliki tanah yang kurang mendukung untuk menanam padi, warga Timor Tengah Selatan punya menu lain untuk menikmati kuliner. Di antaranya, Jagung Bose dan juga Daging Se'i.

Jakarta:
Kampoeng Tempo Doeloe (KTD) kembali hadir di acara Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2019. Di KTD, puluhan kuliner legendaris berkumpul dalam satu kampung.

Beberapa kuliner legendaris yang ada di KTD ini adalah Asem-asem Daging Koh Liem Semarang, Lunpia Super Cik Yoen Semarang, Rujak Shanghai Encim 1950, Ketan Susu Kemayoran 1958, Soto Tangkar Tanah Tinggi 1946, hingga Soto Betawi H. Ma`ruf sejak 1940.

Namun di antara menu kuliner yang disebutkan di atas, Medcom.id tertarik untuk mendatangi kedai yang menyajikan menu kuliner asal Timor Tengah Selatan (TTS). Di kedai itu, kami bertemu ibu Ika Tallo, yang merupakan kader PKK asal kota Soe, Kabupaten TTS.


Ika Tallo, duta kuliner Timor Tengah Selatan (Foto: A. Firdaus)

Ika menawarkan saya untuk menjajal makanan khas daerahnya, seperti Jagung Bose. Makanan seperti bubur ini berbahan dasar jagung.

Jagungnya sendiri tidak langsung direbus, melainkan ditumbuk terlebih dulu sampai kulit dari jagung keluar. Kemudian bose dibersihkan dan dimasak sampai mendidih.

"Biasanya dicampur dengan kacang tanah, kacang hijau ada kacang merah kecil-kecil untuk dijadikan kuahnya. Bahan-bahan ini nanti direbus hingga lembut. Direbusnya memakai kayu api sekitar tiga jam. Jika menggunakan kompor biasa, agak lama," terang Ika.

Jagung Bose ini memiliki filosofi tersendiri. Menu ini merupakan makanan pokok pengganti nasi bagi warga Soe. Sebab di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya, memiliki tanah yang tandus. Tak seperti di Pulau Jawa.

Biasanya, Jagung Bose disandingkan dengan daun singkong, daging se'i, serta cocok pula didampingi dengan lauk ikan.

Kata Ika, jika ke Timor Tengah Selatan, kurang lengkap jika tak mencicipi daging se'i. Ya, daging ini merupakan makanan khas Timor Tengah Selatan.


Daging Se'i (Foto: MI/Palco Amalo)

"Untuk memasaknya juga unik, daging dipotong panjang-panjang, cara memasaknya diasap memakai arang kayu di rumah bulat (rumah khas membuat daging sei) dan menggunakan daun khusus, yaitu daun kesambi untuk memasaknya," ujar Ika kepada Medcom.id.

Fungsi dari daun kesambi agar daging berwarna merah. Kemudian daging akan tetap empuk dalam waktu yang lama.

Selain menu legendaris, Ika juga memamerkan cipta menu PKK yang dipimpinnya. Yaitu dengan membuat inovasi makanan dan minuman dari buah lontar, daun kelor, dan meghsu. Seperti buah lontar yang dibuatnya menjadi minuman seperti sereal.

"Kami ingin mengangkat pamor buah lontar, karena dulunya buah ini sempat ditinggalkan. Biasanya, buah ini identik dengan masyarakat yang tak mampu lagi beli beras. Saya punya ide. Bagaimana buah lontar ini lebih bermartabat, asal dikelola dengan baik," ujar Ika.

"Zaman dulu kalau sudah paceklik, jagung juga sudah sulit tumbuh, lontar ini menjadi favorit. Sebab cuma buah ini yang bisa tumbuh di NTT jika sudah kemarau panjang," tambahnya.

Atas ide mengangkat buah lontar ini, Ika dan kawan-kawan berhasil menjadi juara Cipta Menu se-Kabupaten Timor Tengah Selatan. Ia juga diber kesempatan oleh Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat untuk bisa ikut ke acara Kampoeng Tempo Deoloe 2019 yang digelar selama sebulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH