KULINER

Perjalanan Panjang Jamu Jadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia UNESCO

Elang Riki Yanuar
Rabu 13 Desember 2023 / 18:04
Jakarta: Jamu Indonesia resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia UNESCO. Perjalanan panjang harus ditempuh Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) untuk membuat ramuan khas Indonesia itu diakui UNESCO.

Upaya ini telah dilakukan sejak tahun 2013. Ivana Suprana adalah Ketua GP Jamu Jateng yang pertama kali mengusulkan Jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke Dinas Pendidikan Jawa Tengah.

Setelah memasang target untuk mendaftarkan jamu menjadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia UNESCO, GP Jamu yang diketuai Dwi Ranny Pertiwi Zarman membentuk tim riset khusus yang diketuai Jony Yuwono pada tahun 2019.

Jony Yuwono bersama tim lalu melakukan penyusunan dokumen nominasi form ICH 02 dan melakukan riset di empat provinsi yakni Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.

"Awalnya kita diberi form yang berisi 42 pertanyaan. Namun, tiap-tiap pertanyaan itu ada batas kata. Jadi tantangannya adalah bagaimana kita menceritakan budaya sehat jamu ini yang memiliki sejarah 1.200 tahun hanya dalam 500 kata," kata Jony Yuwono selaku Ketua Tim Riset GP Jamu.

"Oleh karena itu, tim yang beranggotakan 22 orang melakukan survei kepada 420 anggota komunitas yang terdiri dari wanita usia 50 tahun ke atas, yang mayoritas tidak bisa baca tulis dan hanya fasih berbahasa Jawa. Jadi bayangkan, kita perlu mengevaluasi berkas pertanyaan dengan tantangan tersebut,” lanjutnya.

Budaya Sehat Jamu lalu diumumkan menjadi nominasi Warisan Budaya Tak Benda yang diajukan oleh Indonesia ke UNESCO pada Februari 2022. Pada tanggal 14 Maret 2022 Tim nominasi telah mengirimkan berkas dokumen seperti yang disyaratkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
 
Budaya Sehat Jamu telah melalui evaluasi dan pengkajian oleh UNESCO sehingga layak ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia atau UNESCO Intangible Cultural Heritage. Keputusan tersebut ditetapkan dalam sidang komite ke-18 yang diselenggarakan pada tanggal 4-9 Desember 2023 di Kasane, Botswana.

Tim Nominasi Budaya Sehat Jamu yang diwakili oleh Erwin Skripsiadi dari Jamupedia dan Gaura Mancacaritadipura menghadiri sidang tersebut bersama perwakilan dari Duta Besar dan Perwakilan Tetap Indonesia di UNESCO serta perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penetapan Budaya Sehat Jamu dilakukan pada hari ke-3 sidang, tanggal 6 Desember 2023.

"Jamu adalah pengetahuan asli bangsa Indonesia yang telah digunakan dari generasi ke generasi, serta telah dikaji atas dasar pengalaman dan terbukti memberikan manfaat untuk menjaga kesehatan dan penyembuhan bagi masyarakat Indonesia. Budaya Sehat Jamu adalah suatu praktek menjaga kesehatan yang bersifat holistik, melibatkan body, mind, soul sehingga bersifat preventif sekaligus promotif," kata Dwi Ranny Pertiwi Zarman.


"Secara empirik jamu telah menjadi bagian dari perjalanan masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatannya. Jamu adalah buah perjalanan sejarah peradaban masyarakat yang tidak dapat dilepaskan dari tali-temali kebudayaan Nusantara," lanjutnya.

Tidak hanya menetapkan, UNESCO juga memuji dokumen nominasi Budaya Sehat Jamu karena dinilai melibatkan partisipasi aktif komunitas. Penetapan Budaya Sehat Jamu menjadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO adalah kerja keras dari berbagai pihak.

"Dukungan dan arahan dari Ibu Putri Kus Wisnu Wardani selaku Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia sangat membantu kami dalam proses penominasian. Riset dan pengisian dossier tidak akan berhasil dengan baik tanpa partisipasi dari ratusan pelaku langsung Budaya Sehat Jamu dari berbagai komunitas di Indonesia. Tentunya juga dukungan dari ilmuwan dan budayawan yang terlibat seperti Ibu Dr. BRA Mooryati Soedibyo, Prof. Jaya Suprana, Dr. Martha Tilaar dan tokoh-tokoh lain," jelasnya.

Setelah penetapan ini, GP Jamu berharap akan lahir kesadaran, kecintaan, dan kebiasaan untuk menjadikan jamu sebagai bagian dari gaya hidup. Jamu adalah upaya preventif yang khasiat atau manfaatnya tidak akan didapatkan secara instan dalam satu atau dua hari.

"Bicara soal jamu, kita tidak sebatas bicara tentang minuman. Selain resep beragam minuman jamu untuk kesehatan dan penyembuhan, naskah-naskah kuno peninggalan nenek moyang juga merekam pemanfaatan bahan alam sebagai perawatan kecantikan. Seyogyanya kebiasaan ini juga kita lanjutkan," tutupnya.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ELG)

MOST SEARCH