GADGET TALK

Game Online di Dunia si Kecil, antara Peluang dan Tantangan

Medcom
Selasa 02 Juli 2024 / 14:10
Jakarta: Belum lama ini warganet dibuat pilu mendengar kisah A yang berujung tantrum karena ponsel pintar (smartphone) hasil jerih payahnya menabung, dijual ibunya. Sang ibu, SA, mengaku sedang dalam keadaan bingung karena masalah finansial.

"Saya tidak bekerja, tidak jualan, dan suami saat itu sudah 8 bulan tidak memberikan nafkah," ujar SA.

Sehingga tidak ada pilihan lain bagi SA, demi memenuhi kebutuhan makan sehari-hari ia menjual ponsel anaknya. Hal ini menimbulkan tanggapan masyarakat dari berbagai pandangan, mengenai sikap A yang depresi karena ponselnya dijual atau kecanduan HP. Kisah A tersebut juga mengingatkan kita kembali tentang masalah game online dalam kehidupan anak-anak dan remaja.
 

Game online, baik atau buruk?


Kalau berbicara game online, kita akan terpikirkan kalau tidak ada manfaatnya. Padahal, ada juga lho manfaat baiknya.

Perkembangan game online kian pesat dan ternyata memberi dampak positif. Bermain game kini bisa dilakukan sendiri, bersama kenalan, bahkan dengan orang yang belum dikenal dari berbagai belahan dunia. Game online bisa menjadi peluang untuk memberikan kesenangan dan tujuan.

Federica Pallavicini, seorang psikolog asal Italia, dalam penelitiannya pada 2018 yang berjudul The Effects of Playing Video Games on Stress, Anxiety, Depression, Loneliness, and Gaming Disorder During the Early Stages of the Covid-19 Pandemic: PRISMA Systematic Review, mengungkapkan bahwa game online memiliki dampak positif dalam meningkatkan fungsi kognitif seperti memori, navigasi spasial, penalaran, dan keterampilan pemecahan masalah.

Pendapat ini didukung oleh Ade Firmannandya dalam penelitiannya pada 2023 yang berjudul The effect of playing online games on family communication pattern. Ia menyebut bermain game online dengan intensitas yang tepat dapat meningkatkan pola komunikasi keluarga.

Selain itu, masih menurut Ade Firmannandya, bagi pelajar, game online mampu memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi, kehidupan sosial, dan meningkatkan kinerja akademik.

Namun, jelas dampak negatif game online juga tidak bisa diabaikan. Game online juga dapat menjadi tantangan besar yang memicu kecanduan dan mengganggu keseimbangan kehidupan anak.

Nikken, P., & Jansz, J. melalui penelitian berjudul Parental mediation of children's videogame playing: A comparison of the reports by parents and children menyatakan game online dapat menyebabkan konflik antara orang tua dan anak. Konflik ini memang tidak bisa disepelekan karena bisa memengaruhi hal yang lainnya. Bagi anak-anak usia sekolah, tentu dapat berefek pada penurunan nilai di sekolah.

Belum lagi sederet masalah yang timbul akibat game online, mulai dari menyebabkan gangguan tidur, penurunan nilai sekolah, sampai masalah emosional dan perilaku. Bahkan, bermain game online dengan frekuensi tinggi dan durasi lama meningkatkan risiko kecanduan.
 

Mencegah lebih baik daripada mengobati


Risiko kecanduan game online memang berbahaya, tetapi sebenarnya dapat diatasi. Sri Tiatri, dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (UNTAR), menyatakan bahwa jika kecanduan sudah terjadi, negara telah menyediakan informasi tentang tempat meminta pertolongan, seperti kerja sama dengan sekolah dan psikolog di institusi tertentu. Meski begitu, tidak ada salahnya untuk mencegah kecanduan game online sebelum terjadi efek yang sangat buruk.

"Namun, sebelum hal itu terjadi, saya menyarankan agar tindakan pencegahan melalui program yang membuat siswa Indonesia menggunakan waktu mereka secara efektif dan efisien untuk kegiatan bermanfaat, sehingga terhindar dari kecanduan game online,” ujar Sri Tiarti.

Dosen Fakultas Psikologi UNTAR, Fransiska Iriani, menambahkan bahwa digital parenting diperlukan agar siswa tidak terjebak dalam dunia digital.

Dalam era di mana teknologi dan internet memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda, orang tua harus memiliki peran aktif dalam membimbing dan mengawasi anak-anak mereka dalam penggunaan perangkat digital dan internet.
 

Peran masyarakat sangat penting


Sebagai anggota keluarga, guru, teman, atau peminat game online, kita semua memiliki tanggung jawab masing-masing agar game online tidak menjadi masalah serius di kemudian hari.

Orang tua punya peran besar untuk menghindarkan anak-anak mereka terhindar dari kecanduan game online. Sementara itu, sekolah atau institusi pendidikan dapat terus menggalakkan atau mencegah kecanduan game online.

Selain itu, orang tua juga dapat memperkaya ilmu mereka dengan mengikuti program seminar yang membahas mengenai game online dan efeknya pada anak. Selain itu, penting bagi kita untuk mematuhi kebijakan pemerintah terkait aturan game online.

Dengan mendukung kebijakan ini dan memberikan contoh positif, kita bisa membantu membangun karakter remaja yang berkelanjutan, mengutamakan etika bermain game online yang sehat, dan kemampuan manajemen waktu yang baik. Partisipasi kamu sangat berharga! Bersama, kita dapat menciptakan masa depan yang produktif bagi generasi muda.


Penulis adalah Dosen Mahasiswa Magister Psikologi Universitas Tarumanagara:

Ervina Audy, Oki Kartika Febriani, dan Mikhael Adam Saputra, Riana Sahrani S.Psi., M.Si., Dr., Psikolog, Pamela Hendra Heng S.Pd., M.P.H., M.A., Ph.D., Fransisca Iriani Roesmala Dewi Dra., M.Si., Dr., Sri Tiatri Ph.D., Psikolog.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH