FITNESS & HEALTH

Gangguan Tidur dan Penggunaan Popok yang Tidak Tepat Turunkan Kualitas Hidup Lansia

A. Firdaus
Selasa 17 Juni 2025 / 18:57
Jakarta: Saat ini, Indonesia mengalami peningkatan populasi lanjut usia (Lansia). Proporsi penduduk usia lanjut meningkat dibandingkan dengan populasi usia produktif. 

Menurut dr. Ari Setyaningrum, Sp.KO dari YASKESRAN Kemenkes berdasarkan data Kemenkes pada 2024, sebanyak 12% atau 34 juta penduduk Indonesia adalah lanjut usia yang tergolong menjadi kelompok rentan. Untuk memastikan kesehatan kelompok lansia, diperlukan peningkatan layanan kesehatan dasar, program kesehatan yang terintegrasi, dan pembangunan lingkungan yang ramah bagi lansia. 

"Di samping itu, yang terpenting adalah memberikan perawatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan lansia," ujar dr. Ari dalam konferensi pers bertepatan dengan perayaan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2025.

Salah satu faktor penting dalam memastikan kesehatan lansia adalah dengan menjaga kualitas tidur. Tidur merupakan hal yang krusial pada seluruh umur, terlebih lagi bagi lansia. 

Tidur yang tidak berkualitas telah banyak terbukti dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan fisik dan mental seperti demensia, obesitas, stroke, gangguan imunitas, risiko terjatuh, dan lain-lain terutama pada orang berusia lanjut. Namun, dari data studi yang pernah dilakukan di Indonesia, sebanyak 30,3% lansia mengalami gangguan tidur. 

Baca juga: Mengapa Semakin Senja Usia, kian Berkurang Durasi Tidur? Ini Penyebabnya

Selain masalah tidur, menjaga kesehatan dan kebersihan kulit lansia, terutama yang sudah dalam kondisi tirah baring juga harus diperhatikan. Salah satu Data Riset Dasar Kesehatan (RISKESDAS) menunjukkan tingkat kejadian luka dekubitus di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai di atas 30%, dan 40% terjadi di rumah. 

Fakta ini menunjukkan bahwa gangguan tidur dan luka dekubitus menurunkan kualitas hidup para orang tua. Apabila keadaan ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan memengaruhi kondisi kesehatan dan semakin menurunkan kualitas hidup (quality of life) lansia di Indonesia. 

Penyebab lansia mengalami dua masalah di atas adalah higiene tidur yang kurang ideal dan penggunaan popok dewasa yang tidak tepat. Hal itu berdasarkan survey yang dilakukan Unicharm.

"Dari survei konsumen yang kami lakukan, kami menemukan bahwa selain luka dekubitus, terdapat orang tua yang mengalami gangguan tidur. Oleh karena itu, kami melakukan penelitian untuk mengukur dampak penggunaan produk kami terhadap kondisi kulit dan kualitas tidur," kata Presiden Direktur Unicharm, Takumi Terakawa.]
 

Meneliti popok yang tepat untuk Lansia


Pada riset kolaborasi Lifree dengan CRSU-FKUI, di mana jumlah sampel 24 orang tua dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok Lifree perekat dengan 100% bahan breathable dan kelompok popok berbahan vinyl yang tidak bersirkulasi. 

Monitoring kondisi kulit dilakukan setiap minggu oleh dokter spesialis dermatologi venereologi dan estetika (Sp.D.V.E.), dan monitoring kondisi tidur dilakukan setiap hari menggunakan aktigrafi smartwatch di bawah pengawasan dokter spesialis neurologi (Sp.N.). 

Dr. Rinadewi Astriningrum Sp.D.V.E., Subsp.D.A sebagai ketua tim riset menjelaskan hasil riset. Dari 1 bulan periode pengujian, kondisi kulit kelompok yang menggunakan popok Lifree tipe perekat dengan bahan breathable terbukti mengalami perbaikan kondisi klinis kulit 22% dilihat dari penurunan skor lesi kulit (kondisi abnormal pada kulit) dibanding kondisi awal. 

"Sedangkan pada kelompok yang menggunakan popok berbahan vinyl (non-breathable) terjadi penurunan kondisi kulit dibanding kondisi awal," ucap dr. Rinadewi.

Selain itu, dr. Dinda Larastika Riyanto, Sp.N bersama Dr. dr. Astri Budikayanti, Sp.N(K) yang melakukan monitor kondisi tidur melakukan evaluasi kualitas tidur dengan melakukan pengukuran beberapa parameter tidur menggunakan aktigrafi smartwatch, serta menilai derajat kantuk di siang hari menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness Scale (ESS). 

"Hasilnya, meskipun kantuk di siang hari masih terjadi, namun frekuensi terbangun di malam hari berkurang terutama pada kelompok yang menggunakan popok Lifree perekat dengan 100% bahan breathable, sementara itu efisiensi tidur cenderung meningkat pada penggunaan popok Lifree," terang dr. Dinda. 


Dari penelitian tersebut, Lifree tipe perekat dengan 100% bahan breathable terbukti memiliki sirkulasi udara yang baik, sehingga mampu mencegah terjadinya masalah kulit seperti ruam. Dok. Ist

Takumi mengatakan, melihat masih adanya lansia yang mengalami masalah gangguan tidur, Unicharm berinisiatif untuk kembali melakukan riset bersama CRSU-FKUI, sebagai lanjutan dari riset-riset di tahun-tahun sebelumnya yaitu metode perawatan 2 pieces care yang memadukan penggunaan pada lapisan penyerap dengan popok Lifree tipe perekat, dan peluncuran Lifree tipe perekat baru yang menggunakan 100% bahan breathable. 

"Dari hasil riset kali ini, Lifree tipe perekat dengan 100% bahan breathable terbukti memiliki sirkulasi udara yang baik, sehingga mampu mencegah terjadinya masalah kulit seperti ruam dan pengap yang dapat menyebabkan luka dekubitus," ucap Takumi.

"Selain itu, dengan keunggulan sirkulasi udara yang dimiliki, Lifree tipe perekat juga memiliki value lain yaitu terbukti efektif untuk meningkatkan kualitas tidur," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH