FITNESS & HEALTH

Menkes: 'Sekarang Sudah 27 Provinsi Bisa Melakukan Bedah Jantung Terbuka'

Yatin Suleha
Rabu 03 September 2025 / 09:34
Jakarta: Kemampuan Rumah Sakit Daerah dalam melakukan operasi jantung terbuka terus meningkat. Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, saat awal ia menjabat, layanan ini hanya tersedia di 9 provinsi, kini sudah berkembang menjadi 27 provinsi.

“Sekarang sudah 27 provinsi bisa melakukan bedah jantung terbuka,” ujar Menkes Budi dalam Konferensi Pers Kegiatan Alih Iptek Bedah Jantung RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo bersama King Salman Humanitarian Aid dan Relief Center, Selasa, 2 September 2025 di Makassar.

Baca juga: Yayasan Jantung Indonesia Kampanyekan Lawan Hipertensi, Dimulai dari Deteksi Dini

Menkes Budi menargetkan seluruh provinsi di Indonesia memiliki layanan ini pada 2026. 

“Mudah-mudahan akhir tahun depan, semua 34 provinsi mampu melakukan pembedahan jantung terbuka,” katanya.


(Menkes Budi mendorong peningkatan kompetensi rumah sakit agar mampu menangani prosedur yang lebih kompleks. Foto: Dok. Bikrom Kemenkes)

Ia menjelaskan, ada tiga prosedur utama yang harus dikuasai tenaga kesehatan di rumah sakit rujukan daerah, yaitu:
 
  1. 1. Penggantian atau perbaikan katup
  2. 2. Operasi bypass (CABG), dan 
  3. 3. Pembedahan pediatrik

Dengan semakin meratanya layanan ini, pasien tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan tindakan penyelamatan jiwa.

Selain itu, Menkes Budi mendorong peningkatan kompetensi rumah sakit agar mampu menangani prosedur yang lebih kompleks. 

“Harapannya ke depan bukan hanya bypass atau penggantian katup, tetapi juga Tetralogy of Fallot, hingga prosedur kompleks seperti Norwood atau Fontan,” jelasnya.

Direktur Utama RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Prof. dr. Syafri Kamsul Arif menyambut baik program pemerataan layanan bedah jantung. 

Menurutnya, inisiatif ini tidak hanya menyelamatkan banyak pasien, tetapi juga menjadi momentum penting dalam pengembangan teknologi dan keterampilan tenaga medis.

“Program ini bermanfaat besar, baik untuk pasien jantung anak maupun dewasa, sekaligus bagi pengembangan teknologi serta kompetensi tenaga medis. Kolaborasi internasional memberi kami eksposur signifikan pada teknik operatif, kardiologi intervensi, pediatri, hingga pembedahan dewasa,” ungkap Syafri.

Ia menambahkan, operasi bersama tim dari King Salman Humanitarian Aid and Relief berjalan sukses dan menjadi sarana transfer keterampilan yang berharga.

“Alhamdulillah sukses, ini sangat berarti sebagai transfer skill dan knowledge yang amat berharga bagi kami. Teman-teman dari intervensional kardiologi ikut membersamai, dan operasi berikutnya juga direncanakan di RS Wahidin,” tuturnya.

Syafri juga mengapresiasi dukungan berbagai pihak, termasuk donasi peralatan medis berteknologi tinggi. 

Baca juga: Pentingnya Orientasi Bantuan Hidup Dasar Sebagai Basic Keterampilan

Menurutnya, semakin kuat layanan bedah jantung di RS Wahidin, semakin banyak pasien dari kawasan timur Indonesia yang bisa ditangani tanpa harus dirujuk ke Jakarta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH