FITNESS & HEALTH
Cara Efektif Mencegah Penyakit Ginjal Kronis
A. Firdaus
Sabtu 24 Februari 2024 / 10:04
Jakarta: Memeriksa fungsi ginjal dan urine bisa dilakukan dengan mudah. Kamu bisa mengecek kreatin untuk melihat fungsi ginjal, kemudian cek kencing untuk melihat apakah ada protein dalam urine kamu.
Cara itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH) dr. Djoko Wibisono, Sp, PD-KGH. Menurutnya cara tersebut tergolong efektif untuk mencegah dirimu terkena penyakit ginjal kronis.
“Untuk mendeteksi itu gampang, cek kreatinin untuk lihat fungsi ginjal, cek kencing untuk melihat kebocoran apakah ada protein di dalam urine. Kalau normal enggak apa-apa, enggak usah dicek setiap bulan, bisa setahun sekali,” kata dr. Djoko Wibisono, Sp, PD-KGH dalam konferensi pers 18 th Scientific Meeting Indonesian Society of Hypertension (InaSH) 2024.
Dokter yang melangsungkan praktek di RSPAD Gatot Subroto Jakarta itu menjelaskan, ketika melakukan pemeriksaan fungsi ginjal, dokter akan memeriksa darah untuk melihat kreatinin dan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG).
Sedangkan pada pemeriksaan urine dilaksanakan dengan melihat kadar albumin atau protein dengan pemeriksaan Urine Albumin Creatinin Ratio (UACR) untuk melihat adanya kebocoran ginjal. Ia menyarankan pemeriksaan urine dilakukan saat pagi hari.
Baca juga: Hindari Konsumsi Makanan Asin Berlebih, Cegah Penyakit Ginjal Kronis
“Deteksi dini penyakit ginjal kronik harus dilakukan dengan pemeriksaan fungsi ginjal dan UACR sekaligus. Jika ditemukan abnormalitas pada pemeriksaan pertama, wajib dilakukan pemeriksaan kedua tiga bulan kemudian,” katanya.
Menurut dr. Djoko, kedua pemeriksaan tersebut menjadi amat penting mengingat penyebab penyakit ginjal yang paling sering ditemukan di Indonesia berkaitan dengan diabetes dan hipertensi. Selain melakukan pencegahan lewat dua pemeriksaan tersebut, dr. Djoko menyebut penyakit ginjal kronik bisa juga dicegah dengan gaya hidup yang sehat.
Dari cara yang mudah, kamu bisa menjaga tekanan darah tetap pada batas normal dan menjaga berat badan tetap ideal. Kemudian disarankan untuk meminum air putih delapan sampai 10 gelas air putih per hari, tidak merokok, jaga kadar gula darah tetap normal, rajin berolahraga serta tidak mengonsumsi obat anti nyeri dalam jangka panjang tanpa anjuran dokter.
Dalam kesempatan itu, dr. Djoko memintamu dapat memahami bahwa penyakit gagal ginjal kronis adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang timbul akibat berbagai faktor, biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun.
Pada awalnya tidak ditemukan gejala yang khas, sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui. Namun masyarakat bisa mewaspadai gejala seperti adanya tekanan darah tinggi, perubahan frekuensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari, adanya darah dalam urine, lemah serta sulit tidur.
Gejala lainnya, yakni kehilangan nafsu makan, sakit kepala, tidak dapat berkonsentrasi dan timbul rasa gatal hingga sesak dan mual atau muntah.
“Jadi supaya tidak kecolongan, saya mohon cek fungsi ginjal dan kebocorannya. Kalau sudah terkena, biasanya pasti di jantung ada sesuatu, UACR itu menandakan pembuluh darah sudah kena, itu tidak hanya ginjal, itu menandakan di mata ada sesuatu, di jantung sudah mulai terkena termasuk di otak,” kata dr. Djoko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Cara itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH) dr. Djoko Wibisono, Sp, PD-KGH. Menurutnya cara tersebut tergolong efektif untuk mencegah dirimu terkena penyakit ginjal kronis.
“Untuk mendeteksi itu gampang, cek kreatinin untuk lihat fungsi ginjal, cek kencing untuk melihat kebocoran apakah ada protein di dalam urine. Kalau normal enggak apa-apa, enggak usah dicek setiap bulan, bisa setahun sekali,” kata dr. Djoko Wibisono, Sp, PD-KGH dalam konferensi pers 18 th Scientific Meeting Indonesian Society of Hypertension (InaSH) 2024.
Dokter yang melangsungkan praktek di RSPAD Gatot Subroto Jakarta itu menjelaskan, ketika melakukan pemeriksaan fungsi ginjal, dokter akan memeriksa darah untuk melihat kreatinin dan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG).
Sedangkan pada pemeriksaan urine dilaksanakan dengan melihat kadar albumin atau protein dengan pemeriksaan Urine Albumin Creatinin Ratio (UACR) untuk melihat adanya kebocoran ginjal. Ia menyarankan pemeriksaan urine dilakukan saat pagi hari.
Baca juga: Hindari Konsumsi Makanan Asin Berlebih, Cegah Penyakit Ginjal Kronis
“Deteksi dini penyakit ginjal kronik harus dilakukan dengan pemeriksaan fungsi ginjal dan UACR sekaligus. Jika ditemukan abnormalitas pada pemeriksaan pertama, wajib dilakukan pemeriksaan kedua tiga bulan kemudian,” katanya.
Menurut dr. Djoko, kedua pemeriksaan tersebut menjadi amat penting mengingat penyebab penyakit ginjal yang paling sering ditemukan di Indonesia berkaitan dengan diabetes dan hipertensi. Selain melakukan pencegahan lewat dua pemeriksaan tersebut, dr. Djoko menyebut penyakit ginjal kronik bisa juga dicegah dengan gaya hidup yang sehat.
Dari cara yang mudah, kamu bisa menjaga tekanan darah tetap pada batas normal dan menjaga berat badan tetap ideal. Kemudian disarankan untuk meminum air putih delapan sampai 10 gelas air putih per hari, tidak merokok, jaga kadar gula darah tetap normal, rajin berolahraga serta tidak mengonsumsi obat anti nyeri dalam jangka panjang tanpa anjuran dokter.
Dalam kesempatan itu, dr. Djoko memintamu dapat memahami bahwa penyakit gagal ginjal kronis adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang timbul akibat berbagai faktor, biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun.
Pada awalnya tidak ditemukan gejala yang khas, sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui. Namun masyarakat bisa mewaspadai gejala seperti adanya tekanan darah tinggi, perubahan frekuensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari, adanya darah dalam urine, lemah serta sulit tidur.
Gejala lainnya, yakni kehilangan nafsu makan, sakit kepala, tidak dapat berkonsentrasi dan timbul rasa gatal hingga sesak dan mual atau muntah.
“Jadi supaya tidak kecolongan, saya mohon cek fungsi ginjal dan kebocorannya. Kalau sudah terkena, biasanya pasti di jantung ada sesuatu, UACR itu menandakan pembuluh darah sudah kena, itu tidak hanya ginjal, itu menandakan di mata ada sesuatu, di jantung sudah mulai terkena termasuk di otak,” kata dr. Djoko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)