FITNESS & HEALTH
Mengenal Metode Retrograde Intrarenal Surgery, Inovasi Mengatasi Batu Ginjal
A. Firdaus
Rabu 05 Juni 2024 / 18:27
Jakarta: Menurut data Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2020, prevalensi penyakit batu ginjal di Indonesia tercatat sebanyak 3.8% atau sebesar 739.208 jiwa. Penderita batu ginjal sering kali tidak merasakan adanya gejala atau keluhan. Oleh sebab itu, tanpa disadari batu ginjal bisa menjadi besar.
Beberapa gejala yang sering dirasakan oleh penderita batu ginjal yaitu nyeri pinggang yang hilang timbul meskipun tidak melakukan gerakan berlebih, kencing berwarna kemerahan atau kencing darah, kencing keruh berpasir atau keluar batu kecil, dan bila terjadi infeksi akan menyebabkan demam serta nyeri saat berkemih.
"Seseorang akan berisiko lebih tinggi terkena batu ginjal jika salah satu anggota keluarga pernah menderita batu ginjal," ungkap Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K, Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI saat melakukan edukasi layanan unggulan di bidang urologi oleh Siloam Hospitals ASRI.
"Faktor risiko lainnya yaitu dehidrasi atau tubuh kurang cairan, apalagi bagi orang yang tinggal di iklim hangat dan kering sehingga mereka cenderung berkeringat dan malah banyak mengeluarkan cairan," sambung Prof. Nur.
Baca juga: Mengobati Batu Ginjal Tanpa Operasi dengan Metode ESWL
Mengonsumsi makanan yang tingkat protein, natrium (garam) dan gula berlebihan dapat meningkatkan risiko beberapa jenis batu ginjal. Berikutnya, mereka yang obesitas, memiliki penyakit pencernaan, pernah melakukan prosedur pembedahan sebelumnya, atau kondisi medis lain seperti asidosis tubulus ginjal, sistinuria, hiperparatiroidisme, dan infeksi saluran kemih berulang, sering mengonsumsi suplemen dan obat-obatan tertentu, juga memperbesar risiko terjadinya batu ginjal ini.
Salah satu penyembuhan batu ginjal adalah prosedur transplantasi ginjal. Siloam Hospitals Group menjadi Rumah Sakit Swasta pertama yang mendapatkan lisensi dari Kementerian Kesehatan sebagai salah satu pusat transplantasi ginjal di Indonesia.
"Hingga saat ini, Siloam Hospitals ASRI telah melakukan lebih dari 360 transplantasi ginjal dengan tingkat kelangsungan hidup 1 tahun (one year survival rate) sebesar 97.4% dan tingkat keberhasilan graft 1 tahun (one year graft survival rate) sebesar 99.1% (Data per akhir Mei 2024) dan hasil ini sudah mencapai benchmark dari ERA (European Renal Association) 2020," kata dr. Grace Frelita Indradjaja, M.M., Medical Managing Director Siloam Hospitals Group.
"Kualitas hidup pasien pasca tindakan juga dijaga dengan baik, dengan adanya layanan rehabilitasi medik yang komprehensif di unit pelayanan ginjal, serta layanan homecare," jelasnya.

dr. Grace Frelita Indradjaja, M.M, Medical Managing Director Siloam Hospitals Group. Dok. Ist
Sayangnya, menurut dr, Grace, terdapat berbagai tantangan dalam pelayanan transplantasi ginjal di Indonesia, antara lain; belum ada sistem pencarian donor, kurangnya tenaga ahli di bidang transplantasi, serta belum adanya regulasi tentang donor jenazah (cadaver donor).
Namun Siloam Hospitals ASRI mampu meningkatkan pelayanan transplantasi dengan mengembangkan Patient Registry yang diperuntukkan khusus pada pasien transplantasi ginjal, yakni Kidney Transplant Registry yang akan diluncurkan di Siloam ASRI pada kuartal kedua 2024 ini.
"Selain itu juga menambah fasilitas dengan memperluas gedung, serta melengkapinya dengan alat medis diagnostik dan terapeutik terkini, seperti pemeriksaan HLA typing (Human Leukocyte Antigen), Robotic Transperineal Biopsy dan Laser Thulium," jelas dr. Grace.
Dan, pada hari ini, Siloam Hospitals ASRI meluncurkan layanan unggulan di bidang urologi yaitu menggunakan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS). Metode RIRS menjadi salah satu inovasi yang memiliki kelebihan, khususnya bagi pasien, karena prosedurnya dilakukan lebih cepat, tidak meninggalkan bekas luka pada tubuh pasien, pemulihan lebih cepat, minim rasa nyeri, dan risiko infeksi lebih rendah dibanding metode bedah terbuka.
"Metode perawatan kesehatan dalam bidang urologi dan nefrologi terus berkembang baik secara global maupun nasional. Di Indonesia sendiri, metode perawatan terbaru untuk urologi di bidang batu ginjal yaitu Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS)," ujar dr. Grace.
"RIRS merupakan sebuah tindakan operasi tanpa bekas luka, sehingga pasien yang menjalani prosedur ini bisa pulih lebih cepat dan bisa melaksanakan aktivitas kembali secara normal. Tindakan RIRS sendiri sudah banyak dilakukan di Siloam Hospitals ASRI," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Beberapa gejala yang sering dirasakan oleh penderita batu ginjal yaitu nyeri pinggang yang hilang timbul meskipun tidak melakukan gerakan berlebih, kencing berwarna kemerahan atau kencing darah, kencing keruh berpasir atau keluar batu kecil, dan bila terjadi infeksi akan menyebabkan demam serta nyeri saat berkemih.
"Seseorang akan berisiko lebih tinggi terkena batu ginjal jika salah satu anggota keluarga pernah menderita batu ginjal," ungkap Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K, Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI saat melakukan edukasi layanan unggulan di bidang urologi oleh Siloam Hospitals ASRI.
"Faktor risiko lainnya yaitu dehidrasi atau tubuh kurang cairan, apalagi bagi orang yang tinggal di iklim hangat dan kering sehingga mereka cenderung berkeringat dan malah banyak mengeluarkan cairan," sambung Prof. Nur.
Baca juga: Mengobati Batu Ginjal Tanpa Operasi dengan Metode ESWL
Mengonsumsi makanan yang tingkat protein, natrium (garam) dan gula berlebihan dapat meningkatkan risiko beberapa jenis batu ginjal. Berikutnya, mereka yang obesitas, memiliki penyakit pencernaan, pernah melakukan prosedur pembedahan sebelumnya, atau kondisi medis lain seperti asidosis tubulus ginjal, sistinuria, hiperparatiroidisme, dan infeksi saluran kemih berulang, sering mengonsumsi suplemen dan obat-obatan tertentu, juga memperbesar risiko terjadinya batu ginjal ini.
Transplantasi ginjal banyak tantangan
Salah satu penyembuhan batu ginjal adalah prosedur transplantasi ginjal. Siloam Hospitals Group menjadi Rumah Sakit Swasta pertama yang mendapatkan lisensi dari Kementerian Kesehatan sebagai salah satu pusat transplantasi ginjal di Indonesia.
"Hingga saat ini, Siloam Hospitals ASRI telah melakukan lebih dari 360 transplantasi ginjal dengan tingkat kelangsungan hidup 1 tahun (one year survival rate) sebesar 97.4% dan tingkat keberhasilan graft 1 tahun (one year graft survival rate) sebesar 99.1% (Data per akhir Mei 2024) dan hasil ini sudah mencapai benchmark dari ERA (European Renal Association) 2020," kata dr. Grace Frelita Indradjaja, M.M., Medical Managing Director Siloam Hospitals Group.
"Kualitas hidup pasien pasca tindakan juga dijaga dengan baik, dengan adanya layanan rehabilitasi medik yang komprehensif di unit pelayanan ginjal, serta layanan homecare," jelasnya.

dr. Grace Frelita Indradjaja, M.M, Medical Managing Director Siloam Hospitals Group. Dok. Ist
Sayangnya, menurut dr, Grace, terdapat berbagai tantangan dalam pelayanan transplantasi ginjal di Indonesia, antara lain; belum ada sistem pencarian donor, kurangnya tenaga ahli di bidang transplantasi, serta belum adanya regulasi tentang donor jenazah (cadaver donor).
Namun Siloam Hospitals ASRI mampu meningkatkan pelayanan transplantasi dengan mengembangkan Patient Registry yang diperuntukkan khusus pada pasien transplantasi ginjal, yakni Kidney Transplant Registry yang akan diluncurkan di Siloam ASRI pada kuartal kedua 2024 ini.
"Selain itu juga menambah fasilitas dengan memperluas gedung, serta melengkapinya dengan alat medis diagnostik dan terapeutik terkini, seperti pemeriksaan HLA typing (Human Leukocyte Antigen), Robotic Transperineal Biopsy dan Laser Thulium," jelas dr. Grace.
Keunggulan metode Retrograde Intrarenal Surgery
Dan, pada hari ini, Siloam Hospitals ASRI meluncurkan layanan unggulan di bidang urologi yaitu menggunakan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS). Metode RIRS menjadi salah satu inovasi yang memiliki kelebihan, khususnya bagi pasien, karena prosedurnya dilakukan lebih cepat, tidak meninggalkan bekas luka pada tubuh pasien, pemulihan lebih cepat, minim rasa nyeri, dan risiko infeksi lebih rendah dibanding metode bedah terbuka.
"Metode perawatan kesehatan dalam bidang urologi dan nefrologi terus berkembang baik secara global maupun nasional. Di Indonesia sendiri, metode perawatan terbaru untuk urologi di bidang batu ginjal yaitu Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS)," ujar dr. Grace.
"RIRS merupakan sebuah tindakan operasi tanpa bekas luka, sehingga pasien yang menjalani prosedur ini bisa pulih lebih cepat dan bisa melaksanakan aktivitas kembali secara normal. Tindakan RIRS sendiri sudah banyak dilakukan di Siloam Hospitals ASRI," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)