Jakarta: Infeksi jamur kulit sering kali dianggap sepele, padahal dapat menular dan memengaruhi siapa saja. Bahkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, penderita jamur kulit di Indonesia mencapai 40 juta orang.
Beberapa penyebabnya adalah kondisi suhu di Indonesia dan aktivitas yang dilakukan masyarakat di luar ruangan.
Sejumlah hal dapat memicu penyebaran penyakit infeksi jamur kulit. Sayangnya, masih banyak yang mengabaikan pengobatan atau memilih solusi yang kurang efektif.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Ulul Albab, Sp.OG. mengatakan, "Bagi mereka yang sering beraktivitas di luar ruangan, ada beberapa faktor yang perlu diwaspadai terkait infeksi jamur kulit. Kelembapan dan panas yang tinggi di negara tropis seperti Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan jamur."
"Selain itu, keringat berlebihan akibat olahraga atau pekerjaan di luar ruangan dan kurang menjaga kebersihan kulit menciptakan lingkungan yang ideal bagi jamur untuk berkembang. Kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi, seperti berbagi handuk, sepatu, atau pakaian, juga meningkatkan risiko infeksi."
"Serta, kondisi di beberapa daerah yang mengalami banjir di musim penghujan seperti sekarang ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terserang infeksi jamur kulit,” tambah dr. Ulul.
.JPG)
(Egy Maulana Vikri mengungkapkan pentingnya penanganan yang tepat mengatasi penyakit kulit. Foto: Dok. Istimewa)
Di sisi lain, Egy Maulana Vikri mengungkapkan pengalamannya tentang paparan infeksi jamur kulit. "Sebagai atlet, saya pernah mengalami infeksi jamur, karena rutinitas latihan yang padat, sehingga kulit sering lembap. Hal ini sangat mengganggu kenyamanan saya saat bertanding."
"Saya baru menyadari betapa pentingnya penanganan yang tepat mengatasi penyakit kulit. Setelah menemukan solusi yang sesuai dan rutin menggunakannya, masalah jamur saya akhirnya tuntas," ungkap Egy.
Baca juga: Waspadai Timbulnya Gatal pada Kulit, Bisa Jadi Penyakit Ginjal Kronis
Bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia yang didukung oleh Kementerian Kesehatan RI, dan berkolaborasi dengan Atlet Sepak Bola anggota aktif Tim Nasional Indonesia, Egy Maulana Vikri, Kalbe melalui anak usaha Kalbe Consumer Health dan brand Kalpanax meluncurkan program SIGAP (Deteksi Gejala, Atasi dengan Kalpanax) dengan pemanfaatan AI (Artificial Intelligence) untuk deteksi penyakit kulit serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang infeksi jamur kulit.
“Program ini adalah bentuk komitmen Kalbe untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia," ujar Head of Digestive and Skin Category Kalbe Consumer Health, Revi Octaria. "Terutama mereka yang aktif beraktivitas di luar ruang, agar terbebas dari penyakit jamur kulit."
Dan, berikut adalah beberapa cara mencegah jamur di kulit yang direkomendasikan oleh Mayo Clinic.
1. Menjaga kebersihan dengan rajin cuci tangan. Menjaga lingkungan agar tetap bersih juga diperlukan agar tidak menjadi sarang jamur.
2. Menghindari kelembapan dan keringat. Hindari penggunaan baju yang tebal ketika cuaca panas dan lembap serta segera ganti jika berkeringat.
3. Menghindari hewan yang terinfeksi jamur dan segera periksakan ke dokter hewan ketika muncul tanda-tanda infeksi jamur.
4. Tidak berbagi barang pribadi, seperti baju, handuk, sisir, peralatan olahraga, dan barang pribadi lainnya.
5. Memberikan edukasi mengenai jamur di kulit kepada orang lain untuk mengurangi penyebarannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Beberapa penyebabnya adalah kondisi suhu di Indonesia dan aktivitas yang dilakukan masyarakat di luar ruangan.
Sejumlah hal dapat memicu penyebaran penyakit infeksi jamur kulit. Sayangnya, masih banyak yang mengabaikan pengobatan atau memilih solusi yang kurang efektif.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Ulul Albab, Sp.OG. mengatakan, "Bagi mereka yang sering beraktivitas di luar ruangan, ada beberapa faktor yang perlu diwaspadai terkait infeksi jamur kulit. Kelembapan dan panas yang tinggi di negara tropis seperti Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan jamur."
"Selain itu, keringat berlebihan akibat olahraga atau pekerjaan di luar ruangan dan kurang menjaga kebersihan kulit menciptakan lingkungan yang ideal bagi jamur untuk berkembang. Kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi, seperti berbagi handuk, sepatu, atau pakaian, juga meningkatkan risiko infeksi."
"Serta, kondisi di beberapa daerah yang mengalami banjir di musim penghujan seperti sekarang ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terserang infeksi jamur kulit,” tambah dr. Ulul.
(Egy Maulana Vikri mengungkapkan pentingnya penanganan yang tepat mengatasi penyakit kulit. Foto: Dok. Istimewa)
Di sisi lain, Egy Maulana Vikri mengungkapkan pengalamannya tentang paparan infeksi jamur kulit. "Sebagai atlet, saya pernah mengalami infeksi jamur, karena rutinitas latihan yang padat, sehingga kulit sering lembap. Hal ini sangat mengganggu kenyamanan saya saat bertanding."
"Saya baru menyadari betapa pentingnya penanganan yang tepat mengatasi penyakit kulit. Setelah menemukan solusi yang sesuai dan rutin menggunakannya, masalah jamur saya akhirnya tuntas," ungkap Egy.
Baca juga: Waspadai Timbulnya Gatal pada Kulit, Bisa Jadi Penyakit Ginjal Kronis
Bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia yang didukung oleh Kementerian Kesehatan RI, dan berkolaborasi dengan Atlet Sepak Bola anggota aktif Tim Nasional Indonesia, Egy Maulana Vikri, Kalbe melalui anak usaha Kalbe Consumer Health dan brand Kalpanax meluncurkan program SIGAP (Deteksi Gejala, Atasi dengan Kalpanax) dengan pemanfaatan AI (Artificial Intelligence) untuk deteksi penyakit kulit serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang infeksi jamur kulit.
“Program ini adalah bentuk komitmen Kalbe untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia," ujar Head of Digestive and Skin Category Kalbe Consumer Health, Revi Octaria. "Terutama mereka yang aktif beraktivitas di luar ruang, agar terbebas dari penyakit jamur kulit."
5 cara mencegah jamur di kulit
Dan, berikut adalah beberapa cara mencegah jamur di kulit yang direkomendasikan oleh Mayo Clinic.
1. Menjaga kebersihan dengan rajin cuci tangan. Menjaga lingkungan agar tetap bersih juga diperlukan agar tidak menjadi sarang jamur.
2. Menghindari kelembapan dan keringat. Hindari penggunaan baju yang tebal ketika cuaca panas dan lembap serta segera ganti jika berkeringat.
3. Menghindari hewan yang terinfeksi jamur dan segera periksakan ke dokter hewan ketika muncul tanda-tanda infeksi jamur.
4. Tidak berbagi barang pribadi, seperti baju, handuk, sisir, peralatan olahraga, dan barang pribadi lainnya.
5. Memberikan edukasi mengenai jamur di kulit kepada orang lain untuk mengurangi penyebarannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)