FITNESS & HEALTH
Dokter Sarankan Hindari Pakai Kaus Kaki Warna Gelap, Kenapa?
Fatha Annisa
Minggu 19 Oktober 2025 / 18:39
Jakarta: Kaos kaki sering dianggap sepele, padahal peranannya sangat penting untuk menjaga kesehatan kaki. Pemilihan warna dan bahan kaus kaki bahkan bisa berdampak besar pada kondisi kulit dan kuku kaki.
Dr. Chandler Hubbard, asisten profesor di Western University of Health Sciences, menyarankan untuk menghindari penggunaan kaus kaki berwarna hitam atau gelap. Hal ini karena pewarna pada kaus kaki hitam bisa menempel pada kulit dan kuku, sehingga tampak seperti memar atau luka.
“Ini bisa menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu, karena warnanya dapat menyerupai lesi kulit. Ini juga bisa menyebabkan iritasi atau reaksi alergi,” ujarnya, seperti dikutip Huffpost, Minggu, 19 Oktober 2025.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Dr. Ebonie Vincent-Sleet, ahli penyakit kaki dan ahli bedah pergelangan kaki di OC Podiatry. Ia menambahkan bahwa kaus kaki hitam cenderung kurang bisa membuat kaki “bernapas”, sehingga menjadi lebih lembap.
“Bahan gelap sering kali menahan panas dan keringat, bahkan seratnya bisa tersangkut di bawah kuku dan memicu infeksi jamur,” jelas Dr. Ebonie Vincent-Sleet.
Menurut Parthasarathy, kaus kaki yang pas seharusnya mengikuti bentuk lengkungan dan tumit tanpa terasa sempit. Beberapa merek bahkan membuat versi kiri dan kanan agar lebih pas di kaki, terutama untuk atlet.
“Keringat, minyak, dan kotoran yang menumpuk di kaus kaki menciptakan lingkungan ideal bagi jamur dan bakteri,” tuturnya.
Ia kemudian menyarankan untuk mengganti kaus kaki setiap tiga hingga enam bulan, atau segera jika sudah kehilangan bentuknya.
Seperti contoh: pelari disarankan memilih bahan sintetis di antaranya poliester, nilon, hingga spandeks yang cepat kering; penderita diabetes dianjurkan menggunakan kaus kaki longgar agar tidak menimbulkan luka; dan penderita varises cocok menggunakan kaus kaki kompresi untuk membantu sirkulasi darah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(PRI)
Dr. Chandler Hubbard, asisten profesor di Western University of Health Sciences, menyarankan untuk menghindari penggunaan kaus kaki berwarna hitam atau gelap. Hal ini karena pewarna pada kaus kaki hitam bisa menempel pada kulit dan kuku, sehingga tampak seperti memar atau luka.
“Ini bisa menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu, karena warnanya dapat menyerupai lesi kulit. Ini juga bisa menyebabkan iritasi atau reaksi alergi,” ujarnya, seperti dikutip Huffpost, Minggu, 19 Oktober 2025.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Dr. Ebonie Vincent-Sleet, ahli penyakit kaki dan ahli bedah pergelangan kaki di OC Podiatry. Ia menambahkan bahwa kaus kaki hitam cenderung kurang bisa membuat kaki “bernapas”, sehingga menjadi lebih lembap.
“Bahan gelap sering kali menahan panas dan keringat, bahkan seratnya bisa tersangkut di bawah kuku dan memicu infeksi jamur,” jelas Dr. Ebonie Vincent-Sleet.
Baca juga: Nggak Bikin Gerah! Ini Warna Pakaian yang Tidak Menyerap Panas |
Pilih Kaus Kaki yang Menyerap Keringat
Selain warna, bahan kaus kaki juga berperan besar dalam menjaga kesehatan kaki. Dr. Priya Parthasarathy dari American Podiatric Medical Association menekankan pentingnya memilih bahan yang bisa menyerap dan mengalirkan keringat, agar kaki tetap kering dan terhindar dari jamur kuku atau kutu air.Pakai Kaus Kaki dengan Ukuran Tepat
Kaus kaki yang terlalu longgar bisa tergelincir ke dalam sepatu dan menimbulkan gesekan, sedangkan yang terlalu ketat bisa menghambat aliran darah.Menurut Parthasarathy, kaus kaki yang pas seharusnya mengikuti bentuk lengkungan dan tumit tanpa terasa sempit. Beberapa merek bahkan membuat versi kiri dan kanan agar lebih pas di kaki, terutama untuk atlet.
Ganti Kaus Kaki Setiap Hari
Dr. Amiethab Aiyer dari Johns Hopkins Medicine menegaskan pentingnya mengganti kaus kaki setiap hari, bahkan dua kali jika kaki mudah berkeringat. Ia juga menyarankan menyemprotkan antijamur ke dalam sepatu setiap hari, terutama bagi mereka yang pernah mengalami kutu air atau jamur kuku.“Keringat, minyak, dan kotoran yang menumpuk di kaus kaki menciptakan lingkungan ideal bagi jamur dan bakteri,” tuturnya.
Baca juga: 4 Rekomendasi Sepatu Lari Wanita yang Ringan |
Jangan Pakai Sepatu Tanpa Kaus Kaki
Meski terlihat lebih trendi, memakai sepatu tanpa kaus kaki bisa menimbulkan berbagai masalah, mulai dari bau kaki, kapalan, hingga infeksi jamur. Jika ingin tampilan “tanpa kaus kaki”, pilihlah footie socks atau kaus kaki pendek yang tetap melindungi kulit dari gesekan.Segera Ganti Kaus Kaki yang Rusak
Lubang kecil di kaus kaki bisa menjadi pintu masuk bagi kotoran dan bakteri. Menurut Dr. Aiyer, kaus kaki yang sudah longgar atau berlubang sebaiknya dibuang karena dapat menyebabkan lecet dan infeksi.Ia kemudian menyarankan untuk mengganti kaus kaki setiap tiga hingga enam bulan, atau segera jika sudah kehilangan bentuknya.
Sesuaikan dengan Aktivitas
kaus kaki juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Dr. Aiyer mengatakan, seperti halnya sepatu, kaus kaki harus disesuaikan dengan aktivitas karena tidak semua kaki membutuhkan jenis kaus kaki yang sama.Seperti contoh: pelari disarankan memilih bahan sintetis di antaranya poliester, nilon, hingga spandeks yang cepat kering; penderita diabetes dianjurkan menggunakan kaus kaki longgar agar tidak menimbulkan luka; dan penderita varises cocok menggunakan kaus kaki kompresi untuk membantu sirkulasi darah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(PRI)