Jakarta: Mata juling atau strabismus merupakan salah satu dari berbagai macam gangguan kesehatan mata. Seseorang dikatakan memiliki mata juling ketika kedua mata tidak sejajar dan tidak fokus pada titik yang sama.
Sering dianggap sebagai masalah estetika saja, sebenarnya mata juling dapat memengaruhi kemampuan penglihatan dan kualitas hidup seseorang apabila tidak ditangani dengan benar.
Menurut dr. Maria Magdalena Purba, SpM, Dokter Spesialis Mata dari KMN EyeCare, mata memiliki enam otot untuk mengontrol gerakannya. Satu otot menggerakkan mata ke kanan, dan satu otot lagi menggerakkan mata ke kiri. Empat otot lainnya menggerakkan mata ke atas, ke bawah, dan miring.
Untuk fokus pada satu gambar, keenam otot mata harus bekerja sama. Pada penglihatan normal, kedua mata mengarah ke titik fokus yang sama. Otak menggabungkan dua gambar dari mata menjadi satu gambar tiga dimensi (3-D). Inilah cara seseorang mengetahui seberapa dekat atau jauh sebuah objek yang disebut persepsi kedalaman.
Ketika kedua mata tidak sejajar, dua gambar berbeda akan dikirim ke otak. Pada anak kecil, otak belajar mengabaikan gambaran mata yang tidak sejajar dan hanya melihat gambar dari mata yang lurus atau yang lebih baik. Lama kelamaan anak akan kehilangan persepsi kedalaman terhadap suatu objek.
Orang dewasa yang mengalami strabismus setelah melewati masa kanak-kanak sering kali mengalami penglihatan ganda. Hal ini terjadi karena otak sudah belajar menerima gambar dari kedua matanya yang tidak sama sehingga otak tidak lagi bisa mengabaikan gambar dari mata yang tidak sejajar.
Hal ini yang menyebabkan penglihatan ganda dan keluhan ini tentunya sangat mengganggu penglihatan penderita juling.

(Dr. Maria memaparkan, untuk kasus di mana mata juling disebabkan oleh masalah refraksi, kacamata atau lensa kontak mungkin cukup untuk memperbaiki penglihatan, namun tidak sepenuhnya dapat mengatasi mata juling. Pada juling yang ringan masih dapat dikoreksi dengan kacamata prisma. Foto: Ilustrasi/Cleaveland Clinic)
Penyebab mata juling menurut dr. Maria secara umum adalah adanya ketidakseimbangan pada otot mata. Ketidakseimbangan ini menyebabkan otot-otot mata tidak dapat bekerja bersama-sama dengan baik.
Faktor keturunan dianggap sebagai penyebab seseorang memiliki mata juling. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan mata juling akan berisiko lebih besar mengidap kasus yang serupa.
Tanda mata juling yang paling terlihat adalah ketidaksejajaran pada kedua mata. Salah satu mata mungkin menatap lurus ke depan, sementara mata lainnya miring ke atas/bawah/kanan/kiri. Ataupun kedua mata yang tidak sejajar, misalkan terlihat masuk ke arah dalam.
- Penglihatan kabur atau ganda: Orang dengan mata juling mungkin mengalami kesulitan memperoleh gambar yang jelas karena kedua mata tidak fokus pada titik yang sama.
- Kepala pusing atau sakit: Terutama pada anak-anak, mereka mungkin mengalami gejala ini sebagai upaya untuk menyesuaikan penglihatan mereka.
- Sering memiringkan kepala atau memutar kepala ke samping saat melihat ke arah suatu objek.
- Ketegangan mata: Mata yang berupaya menyesuaikan fokus secara berlebihan dapat menyebabkan ketegangan dan kelelahan mata.
- Pergerakan mata tidak terkoordinasi: Kedua mata tidak bergerak secara bersamaan.
- Menutup salah satu mata untuk membaca atau menonton TV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Sering dianggap sebagai masalah estetika saja, sebenarnya mata juling dapat memengaruhi kemampuan penglihatan dan kualitas hidup seseorang apabila tidak ditangani dengan benar.
Menurut dr. Maria Magdalena Purba, SpM, Dokter Spesialis Mata dari KMN EyeCare, mata memiliki enam otot untuk mengontrol gerakannya. Satu otot menggerakkan mata ke kanan, dan satu otot lagi menggerakkan mata ke kiri. Empat otot lainnya menggerakkan mata ke atas, ke bawah, dan miring.
Untuk fokus pada satu gambar, keenam otot mata harus bekerja sama. Pada penglihatan normal, kedua mata mengarah ke titik fokus yang sama. Otak menggabungkan dua gambar dari mata menjadi satu gambar tiga dimensi (3-D). Inilah cara seseorang mengetahui seberapa dekat atau jauh sebuah objek yang disebut persepsi kedalaman.
Ketika kedua mata tidak sejajar, dua gambar berbeda akan dikirim ke otak. Pada anak kecil, otak belajar mengabaikan gambaran mata yang tidak sejajar dan hanya melihat gambar dari mata yang lurus atau yang lebih baik. Lama kelamaan anak akan kehilangan persepsi kedalaman terhadap suatu objek.
Orang dewasa yang mengalami strabismus setelah melewati masa kanak-kanak sering kali mengalami penglihatan ganda. Hal ini terjadi karena otak sudah belajar menerima gambar dari kedua matanya yang tidak sama sehingga otak tidak lagi bisa mengabaikan gambar dari mata yang tidak sejajar.
Hal ini yang menyebabkan penglihatan ganda dan keluhan ini tentunya sangat mengganggu penglihatan penderita juling.

(Dr. Maria memaparkan, untuk kasus di mana mata juling disebabkan oleh masalah refraksi, kacamata atau lensa kontak mungkin cukup untuk memperbaiki penglihatan, namun tidak sepenuhnya dapat mengatasi mata juling. Pada juling yang ringan masih dapat dikoreksi dengan kacamata prisma. Foto: Ilustrasi/Cleaveland Clinic)
Sebab dan gejala mata juling
Penyebab mata juling menurut dr. Maria secara umum adalah adanya ketidakseimbangan pada otot mata. Ketidakseimbangan ini menyebabkan otot-otot mata tidak dapat bekerja bersama-sama dengan baik.
Faktor keturunan dianggap sebagai penyebab seseorang memiliki mata juling. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan mata juling akan berisiko lebih besar mengidap kasus yang serupa.
Tanda mata juling yang paling terlihat adalah ketidaksejajaran pada kedua mata. Salah satu mata mungkin menatap lurus ke depan, sementara mata lainnya miring ke atas/bawah/kanan/kiri. Ataupun kedua mata yang tidak sejajar, misalkan terlihat masuk ke arah dalam.
Beberapa tanda atau gejala mata juling lainnya seperti:
- Penglihatan kabur atau ganda: Orang dengan mata juling mungkin mengalami kesulitan memperoleh gambar yang jelas karena kedua mata tidak fokus pada titik yang sama.
- Kepala pusing atau sakit: Terutama pada anak-anak, mereka mungkin mengalami gejala ini sebagai upaya untuk menyesuaikan penglihatan mereka.
- Sering memiringkan kepala atau memutar kepala ke samping saat melihat ke arah suatu objek.
- Ketegangan mata: Mata yang berupaya menyesuaikan fokus secara berlebihan dapat menyebabkan ketegangan dan kelelahan mata.
- Pergerakan mata tidak terkoordinasi: Kedua mata tidak bergerak secara bersamaan.
- Menutup salah satu mata untuk membaca atau menonton TV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)