Jakarta: Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (pendonor) ke orang sakit/membutuhkan (resipien). Transfusi darah diberikan bila pasien mengalami kekurangan salah satu atau seluruh komponen darah.
Transfusi darah diutamakan pada pasien yang mengalami perdarahan akibat cedera, komplikasi operasi besar, atau penyakit kritis. Darah akan diberikan melalui infus di lengan.
Menurut dr. Pittara via Alodokter, sebelum transfusi darah, dokter akan menanyakan riwayat alergi dan transfusi sebelumnya, serta riwayat penyakit pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital, seperti tekanan darah dan denyut jantung.
Setelah itu, dokter akan melakukan cek golongan darah. Dokter akan memberikan transfusi darah sesuai dengan golongan darah (A, B, O, atau AB), serta rhesus pasien (positif atau negatif). Dokter juga akan meminta pasien atau pendamping pasien untuk menandatangani lembar persetujuan tindakan (informed consent) transfusi darah.
Waktu yang diperlukan untuk transfusi darah dapat berbeda-beda, tergantung pada kondisi pasien dan jumlah darah yang hilang. Secara umum, proses transfusi darah dapat berlangsung selama 1–4 jam, atau bisa lebih cepat.

(Manfaat transfusi darah antara lain meningkatkan kadar (Hemoglobin) Hb, mengganti darah yang hilang karena perdarahan misalnya perdarahan saat melahirkan, atau operasi besar dengan perdarahan yang banyak sampai mengganti kehilangan plasma darah. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Transfusi darah diberikan bila pasien mengalami kekurangan salah satu atau seluruh komponen darah, yaitu:
Anemia merupakan salah satu kondisi yang mendasari pasien perlu diberikan PRC. Penyakit atau kondisi yang dapat menyebabkan anemia sehingga membutuhkan transfusi sel darah merah adalah perdarahan atau thalasemia. Jenis transfusi ini juga biasanya dilakukan untuk menaikkan hemoglobin (Hb).
Transfusi trombosit dan cryoprecipitate dapat dilakukan pada pasien gangguan pembekuan darah, seperti kekurangan trombosit (trombositopenia) yang parah, atau disseminated intravascular coagulation (DIC).
Transfusi FFP dibutuhkan oleh pasien yang mengalami infeksi berat, penyakit liver, atau luka bakar parah. FFP juga berisi faktor pembekuan sehingga dapat diberikan pada beberapa kasus perdarahan dan DIC.
Dr. Pittara memaparkan tidak ada larangan khusus pada tansfusi darah. Akan tetapi, dokter akan memberikan transfusi darah dengan hati-hati pada pasien gagal jantung, penumpukan cairan di dalam paru-paru (edema paru), pernah mengalami alergi parah, dan hemokromatosis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Transfusi darah diutamakan pada pasien yang mengalami perdarahan akibat cedera, komplikasi operasi besar, atau penyakit kritis. Darah akan diberikan melalui infus di lengan.
Menurut dr. Pittara via Alodokter, sebelum transfusi darah, dokter akan menanyakan riwayat alergi dan transfusi sebelumnya, serta riwayat penyakit pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital, seperti tekanan darah dan denyut jantung.
Setelah itu, dokter akan melakukan cek golongan darah. Dokter akan memberikan transfusi darah sesuai dengan golongan darah (A, B, O, atau AB), serta rhesus pasien (positif atau negatif). Dokter juga akan meminta pasien atau pendamping pasien untuk menandatangani lembar persetujuan tindakan (informed consent) transfusi darah.
Waktu yang diperlukan untuk transfusi darah dapat berbeda-beda, tergantung pada kondisi pasien dan jumlah darah yang hilang. Secara umum, proses transfusi darah dapat berlangsung selama 1–4 jam, atau bisa lebih cepat.
Tujuan dan indikasi transfusi darah

(Manfaat transfusi darah antara lain meningkatkan kadar (Hemoglobin) Hb, mengganti darah yang hilang karena perdarahan misalnya perdarahan saat melahirkan, atau operasi besar dengan perdarahan yang banyak sampai mengganti kehilangan plasma darah. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Transfusi darah diberikan bila pasien mengalami kekurangan salah satu atau seluruh komponen darah, yaitu:
1. Transfusi sel darah merah atau PRC
Anemia merupakan salah satu kondisi yang mendasari pasien perlu diberikan PRC. Penyakit atau kondisi yang dapat menyebabkan anemia sehingga membutuhkan transfusi sel darah merah adalah perdarahan atau thalasemia. Jenis transfusi ini juga biasanya dilakukan untuk menaikkan hemoglobin (Hb).
2. Transfusi trombosit dan cryoprecipitate
Transfusi trombosit dan cryoprecipitate dapat dilakukan pada pasien gangguan pembekuan darah, seperti kekurangan trombosit (trombositopenia) yang parah, atau disseminated intravascular coagulation (DIC).
3. Transfusi FFP
Transfusi FFP dibutuhkan oleh pasien yang mengalami infeksi berat, penyakit liver, atau luka bakar parah. FFP juga berisi faktor pembekuan sehingga dapat diberikan pada beberapa kasus perdarahan dan DIC.
Dr. Pittara memaparkan tidak ada larangan khusus pada tansfusi darah. Akan tetapi, dokter akan memberikan transfusi darah dengan hati-hati pada pasien gagal jantung, penumpukan cairan di dalam paru-paru (edema paru), pernah mengalami alergi parah, dan hemokromatosis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)