FITNESS & HEALTH
Survei: Remaja di Negara Maju Kurang Minati Produk Tembakau Alternatif
Medcom
Minggu 21 April 2024 / 13:00
Jakarta: Maraknya penggunaan produk tembakau alternatif oleh remaja di bawah 18 tahun menimbulkan keprihatinan. Namun, sejumlah fakta menarik muncul dalam survei di negara maju seperti Jepang, Jerman, Denmark, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada.
Menurut Survei Gaya Hidup Remaja 2021, sebuah survei lintas sektoral nasional terhadap remaja Jepang yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan, menunjukkan hanya 0,3 persen remaja dan siswa sekolah menengah tingkat atas yang menggunakan produk tembakau alternatif. Artinya produk tembakau alternatif tidak menarik bagi remaja di bawah usia 18 tahun.
Sementara survei Action on Smoking and Health Youth dari King's College London yang dipublikasikan pada September 2022, mengungkapkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif oleh remaja pada rentang usia 11 hingga 18 tahun sebanyak 0,3 persen.
"Dari 2.151 remaja berusia 11 hingga 18 tahun, sebesar 0,9 persen pernah mencoba namun tidak lagi menggunakan produk tembakau yang dipanaskan dan 0,3 persen melaporkan pernah memakai produk tersebut," tulis hasil survei tersebut.
Sedangkan National Institute for Public Health and the Environment di Belanda pada 2020 melaporkan penggunaan produk tembakau yang dipanaskan secara harian pada remaja usia 13-17 tahun sebesar 0 persen. Sementara remaja pada rentang usia yang sama dan pernah menggunakan produk tembakau alternatif sekitar 0,95 persen.
"Kami hanya merekomendasikan produk ini untuk mendukung perokok dewasa beralih dari kebiasaan merokok," kata Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris.
Rendahnya penggunaan produk tembakau yang dipanaskan oleh remaja juga ditunjukkan dengan hasil studi bertajuk Use of Tobacco and Nicotine Products among Young People in Denmark pada 2022 yang dilakukan Institut Kesehatan Masyarakat Nasional Denmark. Studi ini mengumpulkan tanggapan dari 13.315 anak berusia 15-17 tahun antara Februari dan Maret 2020.
"Para penulis mencatat tidak lebih dari 1,1 persen dari anak berusia 15-17 tahun pernah mencoba produk tembakau yang dipanaskan," bunyi hasil studi tersebut.
Survei National Youth Tobacco Survey tahun 2023 yang dianalisis Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration) serta Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) di Amerika juga melaporkan penggunaan produk tembakau yang dipanaskan di kalangan siswa sekolah menengah sebanyak 0,8 persen.
Lalu di Kanada juga melaporkan rendahnya penggunaan produk tersebut di kalangan remaja usia 16-19 tahun yakni 1 persen. Hal ini dibuktikan lewat Survei School of Public Health and Health Systems in Ontario pada 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)
Menurut Survei Gaya Hidup Remaja 2021, sebuah survei lintas sektoral nasional terhadap remaja Jepang yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan, menunjukkan hanya 0,3 persen remaja dan siswa sekolah menengah tingkat atas yang menggunakan produk tembakau alternatif. Artinya produk tembakau alternatif tidak menarik bagi remaja di bawah usia 18 tahun.
Sementara survei Action on Smoking and Health Youth dari King's College London yang dipublikasikan pada September 2022, mengungkapkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif oleh remaja pada rentang usia 11 hingga 18 tahun sebanyak 0,3 persen.
"Dari 2.151 remaja berusia 11 hingga 18 tahun, sebesar 0,9 persen pernah mencoba namun tidak lagi menggunakan produk tembakau yang dipanaskan dan 0,3 persen melaporkan pernah memakai produk tersebut," tulis hasil survei tersebut.
Sedangkan National Institute for Public Health and the Environment di Belanda pada 2020 melaporkan penggunaan produk tembakau yang dipanaskan secara harian pada remaja usia 13-17 tahun sebesar 0 persen. Sementara remaja pada rentang usia yang sama dan pernah menggunakan produk tembakau alternatif sekitar 0,95 persen.
"Kami hanya merekomendasikan produk ini untuk mendukung perokok dewasa beralih dari kebiasaan merokok," kata Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris.
Rendahnya penggunaan produk tembakau yang dipanaskan oleh remaja juga ditunjukkan dengan hasil studi bertajuk Use of Tobacco and Nicotine Products among Young People in Denmark pada 2022 yang dilakukan Institut Kesehatan Masyarakat Nasional Denmark. Studi ini mengumpulkan tanggapan dari 13.315 anak berusia 15-17 tahun antara Februari dan Maret 2020.
"Para penulis mencatat tidak lebih dari 1,1 persen dari anak berusia 15-17 tahun pernah mencoba produk tembakau yang dipanaskan," bunyi hasil studi tersebut.
Survei National Youth Tobacco Survey tahun 2023 yang dianalisis Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration) serta Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) di Amerika juga melaporkan penggunaan produk tembakau yang dipanaskan di kalangan siswa sekolah menengah sebanyak 0,8 persen.
Lalu di Kanada juga melaporkan rendahnya penggunaan produk tersebut di kalangan remaja usia 16-19 tahun yakni 1 persen. Hal ini dibuktikan lewat Survei School of Public Health and Health Systems in Ontario pada 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)