FITNESS & HEALTH

Kader Posyandu Punya Peran Penting dalam Upaya Penurunan Angka Stunting

Medcom
Jumat 23 Juni 2023 / 14:10
Jakarta: Fokus utama permasalahan stunting selama ini masih berpusat pada isu kesehatan anak. Namun, masih sedikit yang membicarakan tentang pembekalan ilmu dan peningkatan kapasitas kader posyandu.

Kader posyandu adalah individu yang dipilih oleh anggota masyarakat dan bekerja dengan semangat sukarelawan. Umumnya mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan seperti dokter, perawat, maupun bidan.

Data Litbang Kemenkes 2019 mengungkapkan terdapat lebih dari 1,5 juta kader posyandu di Indonesia dan 90% di antaranya tidak terlatih. Padahal, kader posyandu merupakan garda terdepan yang ikut bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi mendasar mengenai pencegahan dan risiko stunting kepada keluarga.

“Dalam upaya pencegahan stunting, pemerintah dan para mitra yang terlibat perlu menjadikan layanan kesehatan untuk perempuan, ibu, dan anak sebagai prioritas, salah satunya melalui kader posyandu,” kata dr. Samuel Josafat Olam, MPH, Konsultan Kesehatan Masyarakat.

Keterlibatan dan kolaborasi multipihak seperti pemerintah, lembaga non-profit, dan media dalam pembentukan kebijakan. Selain itu, juga pemberian pelatihan dan sertifikasi menjadi bagian dari upaya dalam meningkatkan profesionalisasi kader posyandu.

Meskipun Peraturan Kementerian Kesehatan mengatur tentang kader, standar kompetensi, dan modul pelatihan bagi kader, perlu ada kebijakan-kebijakan lain. Hal ini untuk membantu mengatur bentuk dukungan bagi kader dan mekanisme supervisi kader yang jelas dan terukur.

Dr. Rindang Asmara, MPH, COO 1000 Days Fund, menjelaskan bahwa periode penting dalam pencegahan stunting mulai dari masa kehamilan. Dalam hal ini, peran kader posyandu yang terampil dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik menjadi kunci utama dalam melakukan intervensi pada masa kehamilan.

"Melalui strategi pelatihan kader posyandu, kami melihat korelasi yang positif antara peningkatan kapasitas kader dengan penurunan angka stunting,” ujar dr. Rindang.

Penurunan angka stunting tidak cukup melalui pemberian bantuan pangan semata. Hal ini dikarenakan termasuk ke dalam isu kompleks dan membutuhkan metode pencegahan yang komprehensif untuk menyelesaikan masalah utama.

Melihat perubahan positif atas keterlibatan kader posyandu, profesionalisasi dan pemberian insentif yang layak bagi para kader menjadi hal yang patut dipertimbangkan oleh pemangku kepentingan. Karena ini bisa membantu mereka yang bertujuan menurunkan angka stunting.
 
Selain profesionalisasi kader posyandu, pengalokasian dana desa juga harus tepat sasaran. Pengadaan infrastruktur yang mendukung dalam menciptakan lingkungan hidup bersih dan sehat, seperti sanitasi dan sumber air bersih juga menjadi faktor yang penting dalam mencegah stunting.

Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH