FITNESS & HEALTH
Varian Baru Covid-19 LB.1 Terdeteksi di Australia dan AS, Lebih Cepat Menular
Aulia Putriningtias
Senin 22 Juli 2024 / 14:19
Jakarta: Varian baru covid-19 terus mengalami mutasi. Salah satu yang terbaru adalah LB.1, di mana sudah memasuki negara Australia dan dinilai penyebarannya cepat.
Juru bicara Departemen Kesehatan Australia menyampaikan bahwa perlu waspada terhadap penyebaran varian ini. Para pakar kesehatan juga memperingatkan bahwa varian baru tersebut dapat menyebar lebih cepat dari varian sebelumnya.
"Meskipun LB.1 hampir pasti lebih mudah menular dibandingkan KP.2, tetapi tampaknya penyakit ini tidak mengungguli KP.3 dan turunannya,” sebut lembaga penyiaran tersebut mengutip Profesor Adrian Esterman, ketua Biostatistik dan Epidemiologi Universitas South Australia.
LB.1 merupakan turunan dari JN.1 dengan mutasi tambahan yang membedakannya dari strain sebelumnya. Sejak akhir Mei, jumlah kasus yang disebabkan oleh LB.1 telah berlipat ganda, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Dilansir dalam Verywell, subvarian covid-19 yang muncul bernama LB.1 juga sudah masuk Amerika Serikat. Ada sekitar 17,5 persen kasus baru di sana dan berada di jalur yang tepat untuk melampaui KP.2 dan KP.3.
.jpg)
(Gejala LB.1 sangat mirip dengan gejala yang disebabkan oleh varian FLiRT, beberapa di antaranya sakit tenggorokan, kelelahan, sampai demam atau menggigil. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sebuah studi pracetak di Jepang menunjukkan bahwa LB.1 mungkin lebih menular dan lebih baik dalam menghindari kekebalan. Hal ini dibandingkan daripada KP.2, karena mutasi yang disebut S:S31del.
William Schaffner, MD selaku spesialis penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, mengatakan LB.1 kemungkinan berperan dalam lonjakan covid di musim panas. Kabar baiknya, vaksinasi covid-19 yang umum masih dapat melawan varian baru.
Namun, orang dewasa yang lebih tua, ibu hamil, dan orang-orang yang memiliki penyakit bawaan masih berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat covid-19. Jadi, perlunya perlindungan khusus seperti memakai masker dan mencuci tangan.
Para ahli menekankan bahwa LB.1 tampaknya tidak menimbulkan gejala yang jelas atau baru. Selain itu, juga tidak ada indikasi bahwa penyakit ini menimbulkan penyakit yang lebih parah.
Gejala LB.1 sangat mirip dengan gejala yang disebabkan oleh varian FLiRT, yang meliputi:
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Juru bicara Departemen Kesehatan Australia menyampaikan bahwa perlu waspada terhadap penyebaran varian ini. Para pakar kesehatan juga memperingatkan bahwa varian baru tersebut dapat menyebar lebih cepat dari varian sebelumnya.
"Meskipun LB.1 hampir pasti lebih mudah menular dibandingkan KP.2, tetapi tampaknya penyakit ini tidak mengungguli KP.3 dan turunannya,” sebut lembaga penyiaran tersebut mengutip Profesor Adrian Esterman, ketua Biostatistik dan Epidemiologi Universitas South Australia.
LB.1 merupakan turunan dari JN.1 dengan mutasi tambahan yang membedakannya dari strain sebelumnya. Sejak akhir Mei, jumlah kasus yang disebabkan oleh LB.1 telah berlipat ganda, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Dilansir dalam Verywell, subvarian covid-19 yang muncul bernama LB.1 juga sudah masuk Amerika Serikat. Ada sekitar 17,5 persen kasus baru di sana dan berada di jalur yang tepat untuk melampaui KP.2 dan KP.3.
.jpg)
(Gejala LB.1 sangat mirip dengan gejala yang disebabkan oleh varian FLiRT, beberapa di antaranya sakit tenggorokan, kelelahan, sampai demam atau menggigil. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sebuah studi pracetak di Jepang menunjukkan bahwa LB.1 mungkin lebih menular dan lebih baik dalam menghindari kekebalan. Hal ini dibandingkan daripada KP.2, karena mutasi yang disebut S:S31del.
William Schaffner, MD selaku spesialis penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, mengatakan LB.1 kemungkinan berperan dalam lonjakan covid di musim panas. Kabar baiknya, vaksinasi covid-19 yang umum masih dapat melawan varian baru.
Namun, orang dewasa yang lebih tua, ibu hamil, dan orang-orang yang memiliki penyakit bawaan masih berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat covid-19. Jadi, perlunya perlindungan khusus seperti memakai masker dan mencuci tangan.
Para ahli menekankan bahwa LB.1 tampaknya tidak menimbulkan gejala yang jelas atau baru. Selain itu, juga tidak ada indikasi bahwa penyakit ini menimbulkan penyakit yang lebih parah.
Gejala LB.1 sangat mirip dengan gejala yang disebabkan oleh varian FLiRT, yang meliputi:
- - Sakit tenggorokan
- - Batuk
- - Kelelahan
- - Penyumbatan
- - Pilek
- - Demam atau menggigil
- - Sakit kepala
- - Nyeri otot
- - Kehilangan indra perasa atau penciuman baru
- - Mual atau muntah
- - Diare
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)