FITNESS & HEALTH

Hari Kesadaran Limfoma Sedunia 2023: Pentingnya Deteksi Dini Sejak Awal

Aulia Putriningtias
Sabtu 16 September 2023 / 14:24
Jakarta: Cancer Information Support Center (CISC) yang didukung oleh Takeda menyelenggarakan diskusi media bertajuk “Hari Kesadaran Limfoma Sedunia 2023: We Can’t Wait – to Focus on Our Feelings ”. Acara ini diadakan pada Jumat, 15 September 2023.

Peringatan ini merupakan hari yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran akan limfoma Hodgkin. Limfoma Hodgkin adalah suatu tipe kanker yang semakin umum saat ini. Lebih jelasnya, limfoma Hodgkin adalah salah satu dari dua jenis kanker pada sistem kelenjar getah bening.

Pada limfoma Hodgkin, kanker terjadi akibat mutasi sel B pada sistem limfatik, yang ditandai dengan adanya sel Reed-Sternberg melalui pemeriksaan patologi. Berbeda dengan kanker limfoma jenis lainnya yaitu limfoma non-Hodgkin, yang tidak ditemukan adanya sel Reed-Sternberg.

Peringatan ini adalah inisiatif global yang pertama kali dimulai pada 2004. Tujuan dari peringatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap semua subtipe limfoma dalam hal pengenalan gejala, diagnosis dini, dan pengobatan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Eva Susanti, S.KP., M.Kes mengatakan, apresiasinya di segala bentuk kolaborasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai limfoma Hodgkin, faktor risiko, pencegahan, hingga terapi inovatif yang sudah tersedia di Indonesia,

Menurut Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD KHOM, FINASIM – Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik, kanker limfoma jenis Hodgkin umumnya menyebar bertahap melalui pembuluh getah bening. Pada stadium lanjut bisa menyebar melalui aliran darah ke organ vital seperti hati, paru-paru dan sumsum tulang belakang, meski sangat jarang.

Pentingnya masyarakat mengenali gejala limfoma Hodgkin, diantaranya:
- Pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan/atau pangkal paha.
- Disertai B symptoms, yaitu demam lebih dari 38 derajat celcius.
- Berkeringat pada malam hari.
- Penurunan bobot lebih dari 10 persen selama 6 bulan.
- Gatal-gatal, dan
- Kelelahan yang luar biasa.

Hadir juga di acara ini adalah Intan Khasanah, seorang penyintas limfoma Hodgkin. Ia menceritakan pengalamannya menjalani terapi selama hampir 7 tahun untuk kanker stadium 4 yang menjangkitinya. Pada 2018 setelah menjalani 26 kali kemoterapi, 70 kali radiasi, dan 5 kali operasi, Intan dinyatakan bebas atau remisi dari kanker.

Meski sejak awal salah diagnosis, yakni TBC (tuberculosis), tetapi tak membuat semangat Intan runtuh begitu saja untuk menghadapi penyakit ini. Menurutnya, diagnosis sejak awal yang tepat sangat diperlukan agar terhindar dari komplikasi penyakit lain.

"Ketika diagnosis sudah benar dan tepat, penting untuk kita menuntaskan pengobatan. Sebisa mungkin kita upayakan untuk menyelesaikan pengobatan untuk hasil yang optimal," paparnya.

Sementara itu, pengobatan inovatif berupa terapi target memberi harapan yang lebih besar lagi kepada pasien limfoma Hodgkin. Saat ini obat inovatif untuk limfoma Hodgkin telah masuk ke dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tahun 2023 untuk indikasi limfoma tertentu.

Dengan hadirnya hal tersebut, dapat bisa diakses oleh lebih banyak pasien. Kedepannya diharapkan lebih lebih banyak indikasi yang disetujui untuk menolong lebih banyak pasien melalui skema Jaminan Kesehatan Nasional.

Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH