FITNESS & HEALTH
Paus Fransiskus Meninggal karena Pneumonia Bilateral, Simak Komplikasinya
Mia Vale
Senin 21 April 2025 / 18:44
Jakarta: Perayaan Paskah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan pada Minggu, 20 April 2025 lalu, menjadi perayaan terakhir bagi Paus Fransiskus di hadapan umat.
Dalam kondisi lemah, Paus yang berasal dari Argentina ini tetap menyapa umat dengan suara lirih dari kursi rodanya.
"Selamat Paskah," ucap Paus dari balkon Basilika Santo Petrus. Dan kini, Paus Fransiskus telah wafat pada Senin pagi, 21 April 2025, pukul 07.35 waktu Roma. Kabar ini pun dikonfirmasi oleh Kardinal Kevin Farrell, camerlengo, Vatikan.
Seperti kita tahu, Paus Fransiskus mengalami pneumonia ganda (pneumonia bilateral) yang memaksanya menjalani perawatan intensif selama lima minggu.
Tentunya kondisi yang diderita Paus, sempat memicu kekhawatiran serius di kalangan Vatikan dan umat Katolik di dunia. Semua pengobatan terbaik dilakukan para ahli medis. Bahkan, selama masa pemulihan, dokter menyarankan agar Paus membatasi aktivitasnya.
Semua itu demi kesembuhan pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia. Sayangnya, Pneumonia Bilateral membuat kondisi kesehatannya menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Ini Sederet Riwayat Kesehatan yang Diidapnya
(1).jpg)
(Pneumonia bilateral, menurut WebMD, jika tidak diobati atau terlambat diobati, dapat menyebabkan masalah jangka panjang, seperti penyebaran infeksi hingga kerusakan dan kegagalan organ. Foto: Dok. Instagram Paus.Fransiskus News/@pausfransiskus)
Seperti dinukil dari Alodokter, pneumonia bilateral disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami pneumonia bilateral:
- Berusia kurang dari 2 tahun atau lebih dari 65 tahun
- Menderita kekurangan gizi
- Merokok atau terlalu sering terpapar asap rokok
- Memiliki riwayat penyakit paru-paru, seperti asma, fibrosis kistik, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Mengalami kesulitan menelan karena stroke atau kelainan saraf di leher
Pneumonia bilateral juga bisa menjadi salah satu komplikasi berat dari flu atau covid-19, khususnya bila penderita penyakit tersebut memiliki beberapa faktor risiko yang telah disebutkan di atas dan belum pernah mendapatkan vaksin flu maupun covid-19 sama sekali.
Pneumonia bilateral, menurut WebMD, jika tidak diobati atau terlambat diobati, dapat mengancam jiwa. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, sehingga menyebabkan masalah jangka panjang, seperti:
- Bakteremia, di mana bakteri dari paru-paru dapat memasuki aliran darah, yang menyebabkan infeksi aliran darah
- Sepsis dan syok septik, di mana Infeksi dapat menyebar lebih jauh, menyebabkan sepsis (disfungsi organ yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh infeksi) dan syok septik (bentuk sepsis yang parah dan mengancam jiwa)
Kondisi ini bisa mengakibatkan:
- Gagal Pernapasan, paru-paru mungkin kesulitan berfungsi dengan baik, sehingga memerlukan ventilasi mekanis untuk bernapas
- Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), merupakan bentuk kegagalan pernapasan parah yang menyebabkan paru-paru rusak dan terisi cairan, sehingga sangat sulit bernapas
- Cairan di Sekitar Paru-paru (Efusi Pleura), cairan ini terkumpul di ruang antara paru-paru dan rongga dada, yang berpotensi terinfeksi dan memerlukan drainase
- Kegagalan organ, pneumonia dapat menyebabkan kerusakan dan kegagalan organ lain seperti jantung, hati, dan ginjal, terutama jika terjadi sepsis.
- Abses Paru: Kantung nanah dapat terbentuk di paru-paru, yang memerlukan drainase atau pembedahan.
Efek dari penyakit ini bisa mengakibatkan:
Bagi lansia dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, umumnya lebih rentan terhadap pneumonia berat dan komplikasinya, termasuk kematian. Begitu pun dengan yang "didapat" dari rumah sakit, di mana peumonia ini menjadi sangat serius dan dapat menjadi penyebab utama kematian.
Ingat, proses penyembuhan Pneumonia bisa cukup ringan sehingga bisa disembuhkan di rumah, atau cukup serius sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Vaksin dapat melindungi kamu dari pneumonia. Temui dokter jika kamu mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada, demam tinggi, atau batuk yang tidak kunjung sembuh. Segera obati lebih lanjut agar tidak terlambat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dalam kondisi lemah, Paus yang berasal dari Argentina ini tetap menyapa umat dengan suara lirih dari kursi rodanya.
"Selamat Paskah," ucap Paus dari balkon Basilika Santo Petrus. Dan kini, Paus Fransiskus telah wafat pada Senin pagi, 21 April 2025, pukul 07.35 waktu Roma. Kabar ini pun dikonfirmasi oleh Kardinal Kevin Farrell, camerlengo, Vatikan.
Seperti kita tahu, Paus Fransiskus mengalami pneumonia ganda (pneumonia bilateral) yang memaksanya menjalani perawatan intensif selama lima minggu.
Tentunya kondisi yang diderita Paus, sempat memicu kekhawatiran serius di kalangan Vatikan dan umat Katolik di dunia. Semua pengobatan terbaik dilakukan para ahli medis. Bahkan, selama masa pemulihan, dokter menyarankan agar Paus membatasi aktivitasnya.
Semua itu demi kesembuhan pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia. Sayangnya, Pneumonia Bilateral membuat kondisi kesehatannya menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Ini Sederet Riwayat Kesehatan yang Diidapnya
Faktor risiko pneumonia bilateral
(1).jpg)
(Pneumonia bilateral, menurut WebMD, jika tidak diobati atau terlambat diobati, dapat menyebabkan masalah jangka panjang, seperti penyebaran infeksi hingga kerusakan dan kegagalan organ. Foto: Dok. Instagram Paus.Fransiskus News/@pausfransiskus)
Seperti dinukil dari Alodokter, pneumonia bilateral disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami pneumonia bilateral:
- Berusia kurang dari 2 tahun atau lebih dari 65 tahun
- Menderita kekurangan gizi
- Merokok atau terlalu sering terpapar asap rokok
- Memiliki riwayat penyakit paru-paru, seperti asma, fibrosis kistik, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Mengalami kesulitan menelan karena stroke atau kelainan saraf di leher
Pneumonia bilateral juga bisa menjadi salah satu komplikasi berat dari flu atau covid-19, khususnya bila penderita penyakit tersebut memiliki beberapa faktor risiko yang telah disebutkan di atas dan belum pernah mendapatkan vaksin flu maupun covid-19 sama sekali.
Awas terjadi komplikasi!
Pneumonia bilateral, menurut WebMD, jika tidak diobati atau terlambat diobati, dapat mengancam jiwa. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, sehingga menyebabkan masalah jangka panjang, seperti:
1. Penyebaran infeksi
- Bakteremia, di mana bakteri dari paru-paru dapat memasuki aliran darah, yang menyebabkan infeksi aliran darah
- Sepsis dan syok septik, di mana Infeksi dapat menyebar lebih jauh, menyebabkan sepsis (disfungsi organ yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh infeksi) dan syok septik (bentuk sepsis yang parah dan mengancam jiwa)
2. Masalah pernapasan
Kondisi ini bisa mengakibatkan:
- Gagal Pernapasan, paru-paru mungkin kesulitan berfungsi dengan baik, sehingga memerlukan ventilasi mekanis untuk bernapas
- Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), merupakan bentuk kegagalan pernapasan parah yang menyebabkan paru-paru rusak dan terisi cairan, sehingga sangat sulit bernapas
- Cairan di Sekitar Paru-paru (Efusi Pleura), cairan ini terkumpul di ruang antara paru-paru dan rongga dada, yang berpotensi terinfeksi dan memerlukan drainase
3. Kerusakan dan kegagalan organ
- Kegagalan organ, pneumonia dapat menyebabkan kerusakan dan kegagalan organ lain seperti jantung, hati, dan ginjal, terutama jika terjadi sepsis.
- Abses Paru: Kantung nanah dapat terbentuk di paru-paru, yang memerlukan drainase atau pembedahan.
4. Efek jangka panjang
Efek dari penyakit ini bisa mengakibatkan:
- - paru-paru yang melemah, pneumonia dapat merusak paru-paru dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi di masa mendatang
- - Penyakit paru kronis, anak-anak yang baru pulih dari pneumonia mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit paru-paru kronis
- - Masalah jantung dan otak, orang dewasa yang baru pulih dari pneumonia mungkin mengalami penyakit jantung, kemampuan berpikir yang melemah, dan aktivitas fisik yang berkurang
- - Bisa kambuh dan lebih parah, penyakit ini bisa berulang, terutama jika penyebab yang mendasarinya tidak diatasi
5. Meningkatnya risiko kematian
Bagi lansia dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, umumnya lebih rentan terhadap pneumonia berat dan komplikasinya, termasuk kematian. Begitu pun dengan yang "didapat" dari rumah sakit, di mana peumonia ini menjadi sangat serius dan dapat menjadi penyebab utama kematian.
Ingat, proses penyembuhan Pneumonia bisa cukup ringan sehingga bisa disembuhkan di rumah, atau cukup serius sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Vaksin dapat melindungi kamu dari pneumonia. Temui dokter jika kamu mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada, demam tinggi, atau batuk yang tidak kunjung sembuh. Segera obati lebih lanjut agar tidak terlambat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)