FITNESS & HEALTH
Dokter Soroti Kesenjangan antara Kebutuhan Donor Kornea dan Fasilitas di Indonesia
Aulia Putriningtias
Sabtu 28 September 2024 / 14:10
Jakarta: Kebutuhan donor kornea di Indonesia dinilai masih tinggi. Namun, dari berbagai segi seperti fasilitas, pendonor, dan juga dokter spesialis belum juga mumpuni.
Dr. dr. Johan A. Hutauruk, Sp.M (K), MD, Advisors INASCRS dan Ketua INACORS mengatakan bahwa, kebutuhan akan donor kornea sangat tinggi di Indonesia. Ada banyak hal mengapa masyarakat masih ragu dalam menjadi pendonor kornea.
"Namun, kurangnya edukasi dan kesadaran untuk menjadi donor kornea serta keterbatasan fasilitas kesehatan yang memadai menyebabkan kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan donor kornea," ungkap Dr. Johan dalam The 9th Asia Cornea Society (ACS) Biennial Scientific Meeting 2024 di Jakarta, Jumat, 27 September 2024.
Baca juga: Apa Pentingnya Periksa Mata Anak Sejak Dini?
Hingga 2020, sekitar 3,7 juta orang di Indonesia mengalami kebutaan yang disebabkan oleh beberapa kondisi medis tertentu. Hal ini seperti katarak, kelainan refraksi, glaukoma, retinopati diabetik hingga kelainan kornea.
Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) memperkirakan 1 dari 1000 penduduk di Indonesia atau 270 ribu dari 270 juta masyarakat mengalami kebutaan akibat kelainan kornea. Ini bukan angka yang patut dibiarkan begitu saja.
Kornea sendiri adalah lapisan transparan di bagian terluar mata yang berfungsi untuk melindungi mata dari paparan benda asing, menyaring sinar UV yang masuk ke mata dan mengatur fokus terhadap cahaya. Kornea begitu berguna dalam proses penglihatan kita.
Namun, melihat kesenjangan yang ada, dr. Johan mengatakan bahwa akan sulit menekan angka kebutaan. Belum lagi, dokter spesialis khusus mengoperasi kornea di Indonesia sendiri hanya kurang dari 10 orang.
"Sebagai perhimpunan dokter spesialis katarak dan bedah refraktif, kami memiliki visi untuk menurunkan angka kebutaan akibat katarak dan kerusakan kornea di Indonesia melalui berbagai program, pelatihan dan kerjasama penelitian bagi para anggota kami," jelasnya.
Dr. Johan menjelaskan prosedur transplantasi kornea bukan mengambil bola mata secara keseluruhan. Ini adalah salah satu hal yang masih banyak dipercayai masyarakat, sehingga tak sedikit yang enggan mendonorkan kornea mereka.
Transplantasi kornea sejatinya hanya mengambil bagian kornea mata dari si pendonor, kepada yang membutuhkan. Hal ini tidak akan mengambil mata secara keseluruhan. Pun, transplantasi ini dilakukan ketika si pendonor sudah meninggal dunia, bukan saat masih hidup.
"Masih banyak masyarakat yang bilang donor kornea itu diambil bola matanya. Inilah hal yang harus kita perangi, sebab donor kornea itu hanya mengambil bagian kornea saja," imbuhnya.
Secara garis besar transplantasi kornea terbagi atas transplantasi kornea total (penetrating keratoplasty). Hal ini di mana seluruh lapisan kornea diganti dengan yang baru, dan transplantasi kornea sebagian (lamellar keratoplasty), di mana hanya sebagian lapisan kornea yang terganggu akan diganti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Dr. dr. Johan A. Hutauruk, Sp.M (K), MD, Advisors INASCRS dan Ketua INACORS mengatakan bahwa, kebutuhan akan donor kornea sangat tinggi di Indonesia. Ada banyak hal mengapa masyarakat masih ragu dalam menjadi pendonor kornea.
"Namun, kurangnya edukasi dan kesadaran untuk menjadi donor kornea serta keterbatasan fasilitas kesehatan yang memadai menyebabkan kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan donor kornea," ungkap Dr. Johan dalam The 9th Asia Cornea Society (ACS) Biennial Scientific Meeting 2024 di Jakarta, Jumat, 27 September 2024.
Baca juga: Apa Pentingnya Periksa Mata Anak Sejak Dini?
Hingga 2020, sekitar 3,7 juta orang di Indonesia mengalami kebutaan yang disebabkan oleh beberapa kondisi medis tertentu. Hal ini seperti katarak, kelainan refraksi, glaukoma, retinopati diabetik hingga kelainan kornea.
Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) memperkirakan 1 dari 1000 penduduk di Indonesia atau 270 ribu dari 270 juta masyarakat mengalami kebutaan akibat kelainan kornea. Ini bukan angka yang patut dibiarkan begitu saja.
Kornea sendiri adalah lapisan transparan di bagian terluar mata yang berfungsi untuk melindungi mata dari paparan benda asing, menyaring sinar UV yang masuk ke mata dan mengatur fokus terhadap cahaya. Kornea begitu berguna dalam proses penglihatan kita.
Namun, melihat kesenjangan yang ada, dr. Johan mengatakan bahwa akan sulit menekan angka kebutaan. Belum lagi, dokter spesialis khusus mengoperasi kornea di Indonesia sendiri hanya kurang dari 10 orang.
"Sebagai perhimpunan dokter spesialis katarak dan bedah refraktif, kami memiliki visi untuk menurunkan angka kebutaan akibat katarak dan kerusakan kornea di Indonesia melalui berbagai program, pelatihan dan kerjasama penelitian bagi para anggota kami," jelasnya.
Dr. Johan menjelaskan prosedur transplantasi kornea bukan mengambil bola mata secara keseluruhan. Ini adalah salah satu hal yang masih banyak dipercayai masyarakat, sehingga tak sedikit yang enggan mendonorkan kornea mereka.
Transplantasi kornea sejatinya hanya mengambil bagian kornea mata dari si pendonor, kepada yang membutuhkan. Hal ini tidak akan mengambil mata secara keseluruhan. Pun, transplantasi ini dilakukan ketika si pendonor sudah meninggal dunia, bukan saat masih hidup.
"Masih banyak masyarakat yang bilang donor kornea itu diambil bola matanya. Inilah hal yang harus kita perangi, sebab donor kornea itu hanya mengambil bagian kornea saja," imbuhnya.
Secara garis besar transplantasi kornea terbagi atas transplantasi kornea total (penetrating keratoplasty). Hal ini di mana seluruh lapisan kornea diganti dengan yang baru, dan transplantasi kornea sebagian (lamellar keratoplasty), di mana hanya sebagian lapisan kornea yang terganggu akan diganti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)