FITNESS & HEALTH

Fenomena Crazy Rich, Ini Penjelasan Psikolog

Raka Lestari
Jumat 18 Maret 2022 / 18:21
Jakarta: Saat ini fenomena crazy rich menjadi topik yang cukup sering dibicarakan oleh masyarakat. Fenomena ini biasanya memperlihatkan bagaimana kekayaan yang dimiliki seseorang, sehingga banyak orang yang ikut tergiur untuk bisa menjadi crazy rich terutama pada anak-anak muda.

Mengenai fenomena ini, psikolog Efnie Indrianie memberikan penjelasannya dari sisi psikologis. Menurutnya, menjadi kaya dan mapan memang merupakan impian sebagian manusia. Hal ini karena memang kaya dan mapan selalu diasumsikan dengan 'kenyamanan' hidup.

“Pandangan tentang hal ini sebenarnya tidak hanya terjadi saat ini, namun sejak dahulu kala orang-orang sudah berpandangan demikian. Hal inilah yang membuat pandangan seperti ini sudah menjadi sebuah value yang tertanam di alam bawah sadar manusia,” tambah Efnie.

Saat ini kita hidup di era teknologi digital, yang membuat kita setiap saat terpapar dengan stimulus tentang kekayaan dan kemapanan (apakah itu dalam bentuk foto, video, iklan, berita)  yang beredar di media digital.  

“Tanpa disadari ternyata hal ini membangkitkan dan menguatkan value tersebut. Dan ketika hal ini terjadi pada dewasa muda yang merupakan masa-masa untuk mengaktualiasasikan diri, menyiapkan masa depan, maupun berkarya sebanyak-banyaknya maka cara apapun akan dilakukan,” ujar Efnie.

Menurut Efnie, ini terjadi karena hal yang yang tertanam di dalam pikiran mereka adalah meraih hasil semaksimal mungkin, namun melewatkan proses apa yang harus mereka lakukan. Oleh karena itu, idealnya seorang anak muda memang memiliki mentor yang proses berpikirnya lebih bijaksana.

Mentor tersebut berguna untuk mengingatkan mereka akan proses, sabar menjalani proses tersebut, menanamkan nilai-nilai bahwa kesuksesan itu tidak hanya dalam bentuk nominal uang.

“Orang tua memiliki peranan yang sangat penting karena orang tua itulah yang menanamkan value pada anak sejak dini, termasuk mencegah value negatif pada anak sejak dini,” kata Efnie.

“Sejak kecil latihlah anak untuk menikmati dan mensyukuri diri sendiri dan hal-hal kecil di sekitar kita. Agar anak sejak dini bisa menciptakan kebahagiaan dari hal-hal kecil. Bukan berorientasi pada hal-hal yang bersifaf materialistis semata,” pungkas Efnie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH