FITNESS & HEALTH

Mengenal Fungsi dan Kekurangan Albumin

Medcom
Senin 23 Januari 2023 / 21:09
Jakarta: Apakah Anda kerap mengalami masalah terkait tekanan pada pembuluh darah? Jika benar begitu, mungkin saja tubuh Anda kekurangan albumin.

Bagi Anda yang masih asing dengan istilah albumin, simak ulasan mengenai albumin berikut ini:

Apa itu albumin?


Melansir situs Alodoc, Albumin adalah salah satu jenis protein darah yang diproduksi di hati (hepar). Saat hati normal mampu memproduksi 11-15 gr albumin/hari.

Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur, disebut albuminoid.
 

Fungsi albumin


Fungsi albumin untuk mengatur tekanan osmotic darah, menjaga keberadaan air dalam plasma darah sehingga bisa mempertahankan volume darah. Albumin juga berfungsi sebagai pangangkut unsur-unsur yang kurang larut dalam air (seperti: asam lemak bebas, kalsium, zat besi dan beberapa unsur obat) melewati plasma darah dan cairan sel

Selain itu, Albumin bermanfaat untuk membantu pembentukan jaringan sel baru ataupun mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah atau rusak.
 

Penyakit yang diderita kekurangan albumin


Melansir Halodoc, kandungan albumin yang rendah pada tubuh disebut juga dengan hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia adalah kondisi ketika kadar albumin dalam darah di bawah normal.

Kondisi tersebut biasanya terjadi pada seseorang dengan penyakit yang berat, baik akut maupun kronis. Hipoalbuminemia dapat menyebabkan berbagai gangguan dalam tubuh dan menghambat penyembuhan luka.

Gejala yang muncul pada penderita hipoalbuminemia tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa gejala yang dapat dialami oleh penderita hipoalbuminemia adalah sebagai berikut:
  1. Pembengkakan di wajah atau tungkai akibat penumpukan cairan (edema)
  2. Kulit kasar atau kering
  3. Rambut menipis
  4. Sesak napas
  5. Tubuh lemah atau mudah lelah
  6. Gangguan irama jantung
  7. Berat badan bertambah secara tiba-tiba
  8. Hilang nafsu makan
 

Kadar albumin kondisi normal

Melansir dari situs RSUP Dr Sardjito, kadar normal albumin dalam tubuh berbeda sesuai dengan usia seseorang. Yakni:
Kadar normal albumin orang dewasa: 3,8 – 5,1 gr/dl,
Kadar normal albumin anak-anak: 4,0 – 5,8 gr/dl,
Kadar normal albumin bayi: 4,4 – 5,4 gr/dl
Kadar normal albumin bayi baru lahir: 2,9 – 5,4 gr/dl.
 

Dampak kekurangan albumin


Kandungan albumin yang rendah pada tubuh disebut juga dengan hipoalbuminemia. Albumin sendiri merupakan protein pada darah yang membentuk sebagian besar plasma darah. Sebagai protein utama di plasma darah, albumin memiliki banyak fungsi, yaitu menjaga tekanan pada pembuluh darah serta mengangkut zat seperti hormon dan obat-obatan. Lantas, apa saja dampak buruk jika tubuh kekurangan albumin? berikut beberapa gangguan yang dapat terjadi:

1. Ascites

.Seseorang yang mengidap gangguan ini disebabkan oleh penumpukan cairan antara selaput dinding perut dan organ dalam atau disebut juga rongga peritoneal. Gangguan ini dapat terjadi saat kadar albumin dalam tubuh rendah, sehingga cairan dapat bocor ke rongga tersebut layaknya efusi pleura. Maka dari itu, peran albumin sangat penting di dalam tubuh agar tetap normal.

2. Atrofi otot

Hal ini dapat membuat jaringan otot mengecil dan membuat lebih cekung serta terlihat tidak simetris. Kamu juga akan kesulitan untuk menggunakan bagian tubuh yang terdampak, contohnya jika terjadi pada kaki maka akan sulit untuk berjalan.

3. Efusi Pleura

Gangguan ini terjadi saat terdapat penumpukan cairan yang berlebihan di ruang antara paru-paru dan rongga dada. Salah satu fungsi albumin adalah menjaga agar cairan yang ada pada pembuluh darah tidak bocor.

Saat tubuh kekurangan protein tersebut, kebocoran pada paru-paru dapat terjadi. Gangguan ini dapat menimbulkan kondisi yang serius bahkan mampu meningkatkan risiko terkait kematian.

Bila kadar albumin rendah, protein yang dikonsumsi anak akan pecah. Protein yang seharusnya dikirim untuk pertumbuhan sel menjadi tidak maksimal. Pada anak yang kekurangan albumin, seperti penderita tuberkulosis (TBC), daya kerja obat yang diminum menjadi kurang maksimal.

Sementara itu, kekurangan albumin pada anak fase periode emas pertumbuhan (golden age) 1-5 tahun sangat mengganggu pertumbuhan badan dan otak. Semakin sedikit albumin, pertumbuhan sel di tubuh dan otak akan semakin lambat.

Pertumbuhan sel yang lambat inilah yang menyebabkan anak lambat perkembangan tubuhnya serta menjadi kurang cerdas.

Penanganan kekurangan albumin (hipoalbuminemia)


Hipoalbuminemia dapat dilakukan dengan cara makan makanan yang mengandung protein, makan makanan dari hewani, di antaranya:
  • daging sapi
  • ikan-ikanan; seperti ikan lele, kutuk, dan gabus
  • ayam dan telur
  • susu
  • makanan yang mengandung protein; seperti susu, yogurt, dan keju.

Penderita hipoalbuminemia harus membatasi konsumsi kacang-kacangan karena mengandung kadar kalium dan phospat yang tinggi, terlebih untuk pasien dialisis. Penderita hipoalbumin juga dapat diberikan protein albumin. Baik albumin dalam bentuk kapsul albumin maupun serum albumin,

Koreksi dengan albumin intravena dalam bentuk infus juga dapat diberikan. Penangangan ini dilakukan sampai albumin kembali ke batas normal, atau meningkat jika ada penyebab yang kadar albumin berhasil dihilangkan. (Natania Rizky)

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)

MOST SEARCH