FITNESS & HEALTH

Bisa Memperparah Covid-19, Apakah Komorbid pada Anak Sama dengan Dewasa?

Raka Lestari
Jumat 11 Maret 2022 / 11:11
Jakarta: Komorbid atau penyakit penyerta dapat meningkatkan risiko lebih besar untuk infeksi Covid-19 yang lebih parah. Dan komorbid tidak hanya ditemukan pada usia dewasa atau lanjut saja, tetapi bisa juga ditemukan pada anak-anak.

“Kalau komorbid pada orang dewasa biasanya itu kan diabetes, hipertensi, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), jantung, dan lainnya. Kalau pada anak biasanya penyakit bawaan,” jelas Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M.Trop.Paed, Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis di RS Pondok Indah, dalam acara Media Discussion.

Dokter yang kerap disapa Prof. Hinky ini mengatakan, penyakit bawaan anak adalah kelainan jantung bawaan, paru-paru kronis, penyakit ginjal bawaan. Tapi memang sama, baik pada anak-anak ataupun dewasa yang punya komorbid itu risiko untuk covid-19 yang berat itu lebih tinggi,” ungkapnya.

“Dan memang banyak kasus anak yang meninggal itu kebanyakan karena memiliki komorbid. Oleh karena itu, kita mesti aware sama risiko berat yang bisa berakibat fatal, yaitu anak-anak yang memiliki penyakit komorbid,” tutur Prof. Hinky.

Prof. Hinky juga memberikan alasan mengapa pada anak yang memiliki komorbid berisiko covid-19 yang lebih berat.

“Setelah virus masuk ke dalam tubuh anak, maka sistem pertahanan tubuh akan bergerak. Komorbid itulah yang berpengaruh terhadap daya tahan tubuh anak. Jadi sistem kekebalan tubuh akan terpicu, menyebabkan kejadian hebat atau komplikasi bahkan kematian. Dan biasanya kematiannya itu karena komorbid itu sendiri,” ujar Prof. Hinky.

Untuk itulah, menurut Prof. Hinky, anak-anak yang memiliki komorbid merupakan sasaran utama mendapatkan vaksinasi covid-19. Jadi anak dengan komorbid itu bukan kontra indikasi terhadap vaksin, tetapi harus dilindungi.

“Kalau komorbidnya terkendali dan biasanya anak dengan komorbid kan rutin ke dokter, rutin dapat obat, pengawasan rutin, dan ada kontrol berkala. Kalau sudah kontrol berkala, pemeriksaan laboratorium sudah teratur, vaksin-vaksin lain sudah dilakukan, maka silakan untuk melakukan vaksinasi covid-19,” tutup Prof. Hinky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH