FITNESS & HEALTH
Apa Itu LINAC dan Brachytherapy untuk Pengobatan Kanker?
Medcom
Jumat 19 April 2024 / 17:28
Jakarta: Indonesia menduduki peringkat ke-8 di Asia Tenggara untuk jumlah penderita kanker, dan pada 2022 jumlah penderita kanker di dunia sebanyak 9,6 juta orang. Salah satu pengobatan kanker yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan terapi radiasi, atau sering dikenal dengan radioterapi.
Bersama Siloam Hospitals Group (SHG) khususnya RS Siloam MRCCC Semanggi (MRCCC) yang berfokus pada penanganan kanker di Indonesia, kali ini akan membahas mengenai jenis dan tujuan terapi radiasi, kandidat pasien yang cocok untuk terapi radiasi, serta efek samping yang mungkin terjadi.
Terapi radiasi adalah metode pengobatan kanker yang menggunakan radiasi sebagai pembunuh sel kanker dan upaya pencegahan kanker yang diderita pasien. Sekitar 60 persen lebih pasien kanker di Indonesia memerlukan treatment ini.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa tahapan awal yang perlu dilakukan adalah pengambilan gambar dari pasien (CT Planning) untuk mendeteksi target radiasi. Lalu, akan dilakukan penentuan titik target dan perencanaan radiasi oleh dokter sebelum dilakukannya radioterapi atau terapi radiasi.
Terapi radiasi dipertimbangkan menjadi salah satu treatment untuk beberapa tujuan, antara lain mengecilkan ukuran tumor sebelum operasi, mengobati kanker, mencegah kanker kembali muncul, dan mengurangi nyeri akibat kanker yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.
”Jadi, sebelum dilakukan terapi radiasi yang penting adalah penentuan karakter dari kanker tersebut, apakah berespons baik terhadap terapi radiasi atau tidak,” ujar dr. Denny Handoyo Kirana, Sp.Onk.Rad (K), dokter spesialis onkologi radiasi MRCCC.
Terapi radiasi merupakan treatment yang lebih fokus dan tertarget dibandingkan dengan pengobatan kanker yang lain, karena metode ini secara tepat dan akurat hanya menyerang area kanker namun menghindari organ sehat yang berada disekitar target. Hal ini juga menjadi keunggulan dari Terapi radiasi dibandingkan metode pengobatan kanker lainnya.

(Dr. Denny Handoyo Kirana, Sp.Onk.Rad (K), dokter spesialis onkologi radiasi MRCCC. Foto: Dok. Siloam Hospitals Group)
Setiap pengobatan lazimnya memiliki risiko efek samping termasuk terapi radiasi yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu efek samping jangka pendek (jika muncul segera hingga di bawah enam bulan) dan efek samping jangka panjang (jika muncul di atas enam bulan).
Terapi radiasi dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu terapi radiasi eksternal dan internal.
Terapi radiasi eksternal menggarahkan sinar radiasi ke area tubuh yang terkena kanker dari luar tubuh. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan mesin radiasi yang bergerak di sekitar tubuh pasien. Durasi terapi radiasi berbeda-beda bergantung pada rencana pengobatan yang telah ditentukan oleh dokter spesialis onkologi radiasi berkisar antara 4 hingga 15 menit.
Terapi radiasi internal, juga dikenal sebagai brachytherapy, melibatkan penempatan sumber radiasi di dekat kanker atau dalam tubuh pasien yang menargetkan kanker area tersebut secara langsung. Metode ini terutama digunakan untuk mengobati kanker pada kanker serviks, prostat, kepala, dan leher. Prosedur brachytherapy membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit.
Grup RS Siloam, khususnya MRCCC, telah menjadi pusat perawatan kanker swasta di Indonesia yang dilengkapi dengan teknologi terapi radiasi terkini, yakni Linear Accelerator (LINAC) dan brachytherapy. Dengan tersedianya layanan radiasi tersebut, MRCCC dapat melayani lebih dari 36.000 terapi radiasi per tahunnya untuk pasien kanker.
Adapun Grup RS Siloam saat ini memiliki total empat alat LINAC yaitu dua di MRCCC, satu di RS Siloam Agora Cempaka Putih, dan satu di RS Siloam TB Simatupang Jakarta Selatan. Dalam waktu dekat, MRCCC akan menambah fasilitas mesin LINAC terbaru sebagai unggulan terapi radiasi yang lebih akurat dan efektif.
Untuk menunjang penanganan kasus kanker di Indonesia, Grup RS Siloam juga memiliki 12 dokter spesialis onkologi radiasi yang tersebar di beberapa lokasi, yaitu di MRCCC, RS Siloam Agora Cempaka Putih, Lippo Village Karawaci, TB Simatupang Jakarta Selatan, Siloam Makassar, dan Siloam Surabaya. Setiap pasien akan mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individunya dengan tujuan meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup yang baik untuk pasien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Bersama Siloam Hospitals Group (SHG) khususnya RS Siloam MRCCC Semanggi (MRCCC) yang berfokus pada penanganan kanker di Indonesia, kali ini akan membahas mengenai jenis dan tujuan terapi radiasi, kandidat pasien yang cocok untuk terapi radiasi, serta efek samping yang mungkin terjadi.
Arti dan tujuan dari terapi radiasi
Terapi radiasi adalah metode pengobatan kanker yang menggunakan radiasi sebagai pembunuh sel kanker dan upaya pencegahan kanker yang diderita pasien. Sekitar 60 persen lebih pasien kanker di Indonesia memerlukan treatment ini.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa tahapan awal yang perlu dilakukan adalah pengambilan gambar dari pasien (CT Planning) untuk mendeteksi target radiasi. Lalu, akan dilakukan penentuan titik target dan perencanaan radiasi oleh dokter sebelum dilakukannya radioterapi atau terapi radiasi.
Terapi radiasi dipertimbangkan menjadi salah satu treatment untuk beberapa tujuan, antara lain mengecilkan ukuran tumor sebelum operasi, mengobati kanker, mencegah kanker kembali muncul, dan mengurangi nyeri akibat kanker yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.
”Jadi, sebelum dilakukan terapi radiasi yang penting adalah penentuan karakter dari kanker tersebut, apakah berespons baik terhadap terapi radiasi atau tidak,” ujar dr. Denny Handoyo Kirana, Sp.Onk.Rad (K), dokter spesialis onkologi radiasi MRCCC.
Terapi radiasi merupakan treatment yang lebih fokus dan tertarget dibandingkan dengan pengobatan kanker yang lain, karena metode ini secara tepat dan akurat hanya menyerang area kanker namun menghindari organ sehat yang berada disekitar target. Hal ini juga menjadi keunggulan dari Terapi radiasi dibandingkan metode pengobatan kanker lainnya.
Efek samping terapi radiasi

(Dr. Denny Handoyo Kirana, Sp.Onk.Rad (K), dokter spesialis onkologi radiasi MRCCC. Foto: Dok. Siloam Hospitals Group)
Setiap pengobatan lazimnya memiliki risiko efek samping termasuk terapi radiasi yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu efek samping jangka pendek (jika muncul segera hingga di bawah enam bulan) dan efek samping jangka panjang (jika muncul di atas enam bulan).
1. Efek samping jangka pendek radioterapi:
- - Mual dan muntah: Dapat terjadi pada pasien yang mendapat terapi radiasi area perut dan saluran pencernaan
- - Rontoknya rambut: Bisa terjadi pada area kulit yang mendapat terapi radiasi
- - Perubahan kulit: Kulit yang terkena terapi radiasi dapat berubah kemerahan
2. Efek samping jangka panjang radioterapi:
- - Perubahan pada organ terkena radiasi: Jika radiasi diberikan pada organ yang sensitif dapat memengaruhi fungsi organ jangka panjang
- - Perubahan pada organ reproduksi: Radioterapi pada area reproduksi dapat berdampak pada kesuburan
Jenis-jenis terapi radiasi
Terapi radiasi dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu terapi radiasi eksternal dan internal.
a. Terapi radiasi eksternal
Terapi radiasi eksternal menggarahkan sinar radiasi ke area tubuh yang terkena kanker dari luar tubuh. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan mesin radiasi yang bergerak di sekitar tubuh pasien. Durasi terapi radiasi berbeda-beda bergantung pada rencana pengobatan yang telah ditentukan oleh dokter spesialis onkologi radiasi berkisar antara 4 hingga 15 menit.
b. Terapi radiasi internal
Terapi radiasi internal, juga dikenal sebagai brachytherapy, melibatkan penempatan sumber radiasi di dekat kanker atau dalam tubuh pasien yang menargetkan kanker area tersebut secara langsung. Metode ini terutama digunakan untuk mengobati kanker pada kanker serviks, prostat, kepala, dan leher. Prosedur brachytherapy membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit.
Perkembangan LINAC dan Brachytherapy
Grup RS Siloam, khususnya MRCCC, telah menjadi pusat perawatan kanker swasta di Indonesia yang dilengkapi dengan teknologi terapi radiasi terkini, yakni Linear Accelerator (LINAC) dan brachytherapy. Dengan tersedianya layanan radiasi tersebut, MRCCC dapat melayani lebih dari 36.000 terapi radiasi per tahunnya untuk pasien kanker.
Adapun Grup RS Siloam saat ini memiliki total empat alat LINAC yaitu dua di MRCCC, satu di RS Siloam Agora Cempaka Putih, dan satu di RS Siloam TB Simatupang Jakarta Selatan. Dalam waktu dekat, MRCCC akan menambah fasilitas mesin LINAC terbaru sebagai unggulan terapi radiasi yang lebih akurat dan efektif.
Untuk menunjang penanganan kasus kanker di Indonesia, Grup RS Siloam juga memiliki 12 dokter spesialis onkologi radiasi yang tersebar di beberapa lokasi, yaitu di MRCCC, RS Siloam Agora Cempaka Putih, Lippo Village Karawaci, TB Simatupang Jakarta Selatan, Siloam Makassar, dan Siloam Surabaya. Setiap pasien akan mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individunya dengan tujuan meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup yang baik untuk pasien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)