FITNESS & HEALTH
Akibat yang Ditimbulkan Jika Anemia Tidak Ditangani dengan Baik
Raka Lestari
Minggu 24 Januari 2021 / 20:01
Jakarta: Anemia yang tidak ditangani dengan baik bisa menimbulkan berbagai macam efek samping. Gejala dari anemia yang paling sering terjadi adalah 5L yaitu Letih, Lemah, Lesu, Lelah dan Lalai. Beberapa orang yang mengalami anemia juga mengalami pusing (berputar-putar), serta napas yang pendek.
“Anemia secara umum disebabkan oleh dua hal, yaitu rendahnya asupan zat gizi serta meningkatnya pengeluaran zat gizi yang penting untuk pembuatan darah (zat besi, asam folat, vitamin B12 dan vitamin A),” ujar Prof. dr. Endang L Achadi, MPH., DrPH, akademisi dari FKM UI, pada acara Temu Media Hari Gizi Nasional ke-61 Tahun 2021, pada Jumat, 22 Januari 2021.
Kemudian penyebab selanjutnya menurut Prof. Endang adalah meningkatnya pengeluaran zat gizi yang mungkin terjadi karena adanya perdarahan karena absorpsi zat besi menurun akibat banyaknya cacing di usus. Atau bisa juga karena pecahnya sel darah merah karena malaria, atau penyakit karena sebab lainnya seperti TBC.
“Rendahnya hemoglobin menyebabkan rendahnya oksigen yang dibawa ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otak dan otot,” ujar Prof. Endah. Hal itu dapat menyebabkan:
- Menurunkan konsentrasi belajar
- Menurunkan produktvitas
- Imunitas turun, menyebabkan mudah menderita penyakit infeksi
- Menurunkan “kesegaran tubuh”
- Prestasi sekolah dan kerja rendah
Selain pada masyarakat secara umum, anemia juga dapat terjadi pada wanita yang sedang hamil. “Defisiensi zat besi dan anemia pada kehamilan menimbulkan konsekuensi kesehatan seperti risiko perdarahan saat hamil atau bersalin, yang juga meningkatkan risiko kematian ibu,” ujar Prof. Endang.
“Kemudian juga bisa menghambat pertumbuhan bayi seperti bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, panjang badan lahir rendah. Kemudian juga bisa menyebabkkan risiko sakit atau meninggal pada bayi meningkat, serta meningkatnya risiko stunting,” jelas Prof. Endang.
Prof. Endang sendiri menyebutkan bahwa sebagian besar anemia di Indonesia disebabkan karena kekurangan zat besi. “Sumber zat besi yang paling baik adalah pangan hewani seperti daging, ikan, dan unggas yang disebut dengan Besi Heme,” ujarnya.
“Sedangkan bahan makanan sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari nabati (Besi non-Heme). Padahal zat besi dari nabati lebih sulit diserap dalam pencernaan,” tutup Prof. Endang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
“Anemia secara umum disebabkan oleh dua hal, yaitu rendahnya asupan zat gizi serta meningkatnya pengeluaran zat gizi yang penting untuk pembuatan darah (zat besi, asam folat, vitamin B12 dan vitamin A),” ujar Prof. dr. Endang L Achadi, MPH., DrPH, akademisi dari FKM UI, pada acara Temu Media Hari Gizi Nasional ke-61 Tahun 2021, pada Jumat, 22 Januari 2021.
Kemudian penyebab selanjutnya menurut Prof. Endang adalah meningkatnya pengeluaran zat gizi yang mungkin terjadi karena adanya perdarahan karena absorpsi zat besi menurun akibat banyaknya cacing di usus. Atau bisa juga karena pecahnya sel darah merah karena malaria, atau penyakit karena sebab lainnya seperti TBC.
“Rendahnya hemoglobin menyebabkan rendahnya oksigen yang dibawa ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otak dan otot,” ujar Prof. Endah. Hal itu dapat menyebabkan:
- Menurunkan konsentrasi belajar
- Menurunkan produktvitas
- Imunitas turun, menyebabkan mudah menderita penyakit infeksi
- Menurunkan “kesegaran tubuh”
- Prestasi sekolah dan kerja rendah
Selain pada masyarakat secara umum, anemia juga dapat terjadi pada wanita yang sedang hamil. “Defisiensi zat besi dan anemia pada kehamilan menimbulkan konsekuensi kesehatan seperti risiko perdarahan saat hamil atau bersalin, yang juga meningkatkan risiko kematian ibu,” ujar Prof. Endang.
“Kemudian juga bisa menghambat pertumbuhan bayi seperti bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, panjang badan lahir rendah. Kemudian juga bisa menyebabkkan risiko sakit atau meninggal pada bayi meningkat, serta meningkatnya risiko stunting,” jelas Prof. Endang.
Prof. Endang sendiri menyebutkan bahwa sebagian besar anemia di Indonesia disebabkan karena kekurangan zat besi. “Sumber zat besi yang paling baik adalah pangan hewani seperti daging, ikan, dan unggas yang disebut dengan Besi Heme,” ujarnya.
“Sedangkan bahan makanan sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari nabati (Besi non-Heme). Padahal zat besi dari nabati lebih sulit diserap dalam pencernaan,” tutup Prof. Endang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)