FITNESS & HEALTH
G20 jadi Momentum Indonesia Menetapkan Langkah-langkah Penanggulanan Tuberkolosis
A. Firdaus
Sabtu 26 Maret 2022 / 12:14
Jakarta: Tuberkulosis (TB) menjadi salah satu dari 10 penyakit menular paling mematikan di dunia.Berdasarkan laporan Global Tuberculosis Report yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia WHO) pada 2021, ada 9,9 juta kasus TB di dunia.
Indonesia menjadi negara ketiga di dunia dengan kasus TB terbanyak. Mengekori India dan Tiongkok, dengan jumlah kasus sebanyak 824.000.
"Tadinya, jumlah kasus dan kematian akibat TB sudah turun di wilayah kerja WHO Asia Tenggara sepanjang 2018-2019. Hingga pada 2020 pandemi Covid-19 menurunkan pencapaian penanggulangan TB," ujar Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Program Pasca Sarjana Universitas YARSI.
"Global Tuberculosis Report 2021 secara tegas memperingatkan kita agar kembali berkomitmen dalam penanganan TB. Dalam kesimpulan laporan tersebut disebutkan dunia saat ini notabene jauh dari jalur yang benar untuk penanggulangan TB, dengan catatan orang yang didiagnosis TB berkurang, korban meninggal pun meningkat akibat TB,” sambungnya.
Menurut Prof. Tjandra, momentum Indonesia sebagai presidensial konferensi tingkat tinggi G20
menjadi titik krusial untuk membahas, serta menetapkan langkah-langkah penanggulangan TB
secara global dan juga di Indonesia.
G20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.
Salah satu rangkaian forum tingkat tinggi yang diselenggarakan tahun ini di Indonesia adalah
Health Working Group Meeting (HWG) I yang akan berlangsung di Yogyakarta pada 28-30 Maret
2022 mendatang.
“Presidensi G20 2022 ini tentunya punya dampak yang besar karena anggotanya merupakan negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Selain itu 50% masalah TB ada di negara-negara anggota G20. Inilah alasan kuat yang bisa kita angkat dalam pembahasan di G20 tahun ini,” tambah Prof. Tjandra.
Prof. Tjandra mengharapkan Indonesia bisa keluar dengan pembahasan review target mengakhiri endemi tuberculosis di 2030. Tidak hanya mengusung isu ini ke pemimpin dunia, tapi Indonesia bisa tuntas membahas komitmen dengan langkah-langkah apa yang bisa diakukan hingga 2030 mendatang.
"Poin lainnya, kita tahu bahwa dengan adanya pandemi Covid-19, penanganan TB jadi sedikit
terbengkalai. Tapi sebenarnya apa yang dipelajari dari pandemi Covid-19 ini bisa kita terapkan
pada penanganan TB, terutama dalam hal kolaborasi antar lembaga," ungkap PRof. Tjandra.
"Ada inisiatif dan peluang yang bisa kita contoh dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 untuk bisa kita terapkan dalam eleminasi TB di 2030 mendatang. Kalau kita bisa berperan penting dalam G20 terutama dalam pembahasan elminasi TB, maka harapannya target bisa tercapai dengan baik,” tutup Prof. Tjandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Indonesia menjadi negara ketiga di dunia dengan kasus TB terbanyak. Mengekori India dan Tiongkok, dengan jumlah kasus sebanyak 824.000.
"Tadinya, jumlah kasus dan kematian akibat TB sudah turun di wilayah kerja WHO Asia Tenggara sepanjang 2018-2019. Hingga pada 2020 pandemi Covid-19 menurunkan pencapaian penanggulangan TB," ujar Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Program Pasca Sarjana Universitas YARSI.
"Global Tuberculosis Report 2021 secara tegas memperingatkan kita agar kembali berkomitmen dalam penanganan TB. Dalam kesimpulan laporan tersebut disebutkan dunia saat ini notabene jauh dari jalur yang benar untuk penanggulangan TB, dengan catatan orang yang didiagnosis TB berkurang, korban meninggal pun meningkat akibat TB,” sambungnya.
Menurut Prof. Tjandra, momentum Indonesia sebagai presidensial konferensi tingkat tinggi G20
menjadi titik krusial untuk membahas, serta menetapkan langkah-langkah penanggulangan TB
secara global dan juga di Indonesia.
G20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.
Salah satu rangkaian forum tingkat tinggi yang diselenggarakan tahun ini di Indonesia adalah
Health Working Group Meeting (HWG) I yang akan berlangsung di Yogyakarta pada 28-30 Maret
2022 mendatang.
“Presidensi G20 2022 ini tentunya punya dampak yang besar karena anggotanya merupakan negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Selain itu 50% masalah TB ada di negara-negara anggota G20. Inilah alasan kuat yang bisa kita angkat dalam pembahasan di G20 tahun ini,” tambah Prof. Tjandra.
Prof. Tjandra mengharapkan Indonesia bisa keluar dengan pembahasan review target mengakhiri endemi tuberculosis di 2030. Tidak hanya mengusung isu ini ke pemimpin dunia, tapi Indonesia bisa tuntas membahas komitmen dengan langkah-langkah apa yang bisa diakukan hingga 2030 mendatang.
"Poin lainnya, kita tahu bahwa dengan adanya pandemi Covid-19, penanganan TB jadi sedikit
terbengkalai. Tapi sebenarnya apa yang dipelajari dari pandemi Covid-19 ini bisa kita terapkan
pada penanganan TB, terutama dalam hal kolaborasi antar lembaga," ungkap PRof. Tjandra.
"Ada inisiatif dan peluang yang bisa kita contoh dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 untuk bisa kita terapkan dalam eleminasi TB di 2030 mendatang. Kalau kita bisa berperan penting dalam G20 terutama dalam pembahasan elminasi TB, maka harapannya target bisa tercapai dengan baik,” tutup Prof. Tjandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)