FITNESS & HEALTH
3 Berita Terpopuler Gaya: Bystandar Bullying Hingga Liburan ke Thailand Minimal Bawa Uang Rp6,5 Juta
Yatin Suleha
Rabu 28 Februari 2024 / 06:05
Jakarta: Kasus bullying atau perundungan masih saja terjadi. Belakangan ramai kasus soal kasus bullying yang terjadi antar-geng pelajar Binus School Serpong.
Menurut Psikolog Marcelina Melisa, M.Psi, Psikolog, nyatanya dalam terjadinya kasus perundungan kita pasti langsung dapat membedakan siapa pelaku dan siapa korbannya.
Sangat jelas terlihat bahwa korban adalah seseorang yang dirugikan, misalnya mendapat tindakan kekerasan verbal atau fisik, dan mendapatkan efek negatif dari tindakan bullying tersebut. Sedangkan pelaku, adalah seseorang yang melakukan tindakan kekerasan atau merugikan pada korban.
Ada lagi yang lainnya, yaitu selain korban dan pelaku terdapat pihak lain yang tidak kalah penting dan selalu ada dalam setiap tindakan bullying yang terjadi yaitu 'penonton'.
Menurut Psikolog Marcelina, penonton tersebut dikenal dengan istilah bystander. Berikut ini, Medcom.id/gaya merangkum berita menarik yang terjadi sepanjang Selasa, 27 Februari 2024:
Bystander merupakan orang yang melihat aksi bullying namun tidak melakukan apapun untuk menghentikannya (penonton). Coloroso (2006) menyatakan bahwa bystander dalam kasus bullying adalah orang lain atau saksi yang ada saat kasus bullying terjadi selain pelaku dan korban.
Kasus bullying atau perundungan menurut data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) telah merilis catatan Akhir Tahun (Catahu) Pendidikan 2023. Dalam catatan tersebut, angka kasus bullying di Indonesia justru meningkat.
FSGI mencatat kasus bullying di satuan pendidikan sepanjang tahun 2023 mencapai 30 kasus. Di mana 80% terjadi di satuan pendidikan di bawah kewenangan Kemendikbudristek dan 20% kasus terjadi di satuan pendidikan di bawah Kementerian Agama.
Selengkapnya klik di sini
Dunia kedokteran estetika yang berjalan dinamis telah memunculkan berbagai tren pengobatan selama beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah perawatan facelift cair, yakni sebuah prosedur yang membantu mengencangkan kerutan dan membuat kulit tampak lebih muda dan segar.
Namun, orang kini mencari pendekatan anti-penuaan yang lebih lembut dengan penguat kulit yang menjadikannya pilihan sempurna untuk tampilan yang segar. Seperti skin booster, misalnya.
Teknik ini dapat memberikan tampilan yang halus dibandingkan dengan perawatan non-bedah lainnya. Nah, untuk mengenal lebih detail tentang skin booster, simak ulasannya berikut ini!
Selengkapnya klik di sini
KBRI Bangkok mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) untuk membawa uang cash minimal Rp6,5 juta bila ingin berkunjung ke Thailand. Apakah Indonesia juga akan melakukan hal serupa?
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Indonesia sendiri tidak menerapkan membawa uang dengan jumlah tertentu. Hal ini dikarenakan Indonesia ingin menghadirkan pariwisata berkualitas dan juga inklusif.
"Kita harus menyediakan pariwisata yang inklusif bukan hanya untuk yang berduit tapi ya ingin berwisata, tapi memiliki dampak lingkungan yang baik," kata Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin, 26 Februari 2024.
Selengkapnya klik di sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Menurut Psikolog Marcelina Melisa, M.Psi, Psikolog, nyatanya dalam terjadinya kasus perundungan kita pasti langsung dapat membedakan siapa pelaku dan siapa korbannya.
Sangat jelas terlihat bahwa korban adalah seseorang yang dirugikan, misalnya mendapat tindakan kekerasan verbal atau fisik, dan mendapatkan efek negatif dari tindakan bullying tersebut. Sedangkan pelaku, adalah seseorang yang melakukan tindakan kekerasan atau merugikan pada korban.
Ada lagi yang lainnya, yaitu selain korban dan pelaku terdapat pihak lain yang tidak kalah penting dan selalu ada dalam setiap tindakan bullying yang terjadi yaitu 'penonton'.
Menurut Psikolog Marcelina, penonton tersebut dikenal dengan istilah bystander. Berikut ini, Medcom.id/gaya merangkum berita menarik yang terjadi sepanjang Selasa, 27 Februari 2024:
1. Penonton dari Kondisi Bullying, Harusnya Ngapain Sih?
Bystander merupakan orang yang melihat aksi bullying namun tidak melakukan apapun untuk menghentikannya (penonton). Coloroso (2006) menyatakan bahwa bystander dalam kasus bullying adalah orang lain atau saksi yang ada saat kasus bullying terjadi selain pelaku dan korban.
Kasus bullying atau perundungan menurut data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) telah merilis catatan Akhir Tahun (Catahu) Pendidikan 2023. Dalam catatan tersebut, angka kasus bullying di Indonesia justru meningkat.
FSGI mencatat kasus bullying di satuan pendidikan sepanjang tahun 2023 mencapai 30 kasus. Di mana 80% terjadi di satuan pendidikan di bawah kewenangan Kemendikbudristek dan 20% kasus terjadi di satuan pendidikan di bawah Kementerian Agama.
Selengkapnya klik di sini
2. Mengenal Skin Booster, Perawatan Kulit Suntik untuk Menghidrasi dan Meremajakan Kulit
Dunia kedokteran estetika yang berjalan dinamis telah memunculkan berbagai tren pengobatan selama beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah perawatan facelift cair, yakni sebuah prosedur yang membantu mengencangkan kerutan dan membuat kulit tampak lebih muda dan segar.
Namun, orang kini mencari pendekatan anti-penuaan yang lebih lembut dengan penguat kulit yang menjadikannya pilihan sempurna untuk tampilan yang segar. Seperti skin booster, misalnya.
Teknik ini dapat memberikan tampilan yang halus dibandingkan dengan perawatan non-bedah lainnya. Nah, untuk mengenal lebih detail tentang skin booster, simak ulasannya berikut ini!
Selengkapnya klik di sini
3. WNI yang Mau Liburan ke Thailand Minimal Bawa Uang Rp6,5 Juta, Ini Tanggapan Menparekraf
KBRI Bangkok mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) untuk membawa uang cash minimal Rp6,5 juta bila ingin berkunjung ke Thailand. Apakah Indonesia juga akan melakukan hal serupa?
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Indonesia sendiri tidak menerapkan membawa uang dengan jumlah tertentu. Hal ini dikarenakan Indonesia ingin menghadirkan pariwisata berkualitas dan juga inklusif.
"Kita harus menyediakan pariwisata yang inklusif bukan hanya untuk yang berduit tapi ya ingin berwisata, tapi memiliki dampak lingkungan yang baik," kata Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin, 26 Februari 2024.
Selengkapnya klik di sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)