FITNESS & HEALTH

Varian Delta Punya Mutasi Baru yang Bernama Delta Plus, Ini Penjelasannya

Raka Lestari
Minggu 27 Juni 2021 / 20:46
Jakarta: Varian delta menjadi berita utama di berbagai negara. Pertama kali ditemukan di India, menyebabkan lonjakan ekstrem pasien covid-19 di India yang kemudian menyebar ke seluruh dunia. 

Dan sekarang telah muncul mutasi dari varian tersebut yang disebut “delta plus”, yang mulai mengkhawatirkan para pakar global.

Disebutkan bahwa, pada 16 Juni, kasus varian delta plus telah diidentifikasi di Amerika Serikat, serta Kanada, India, Jepang, Nepal, Polandia, Portugal, Rusia, Swiss, dan Turki. 

Kementerian Kesehatan India mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah menemukan sekitar 40 kasus varian delta plus dengan mutasi K417N.

Kementerian Kesehatan India juga menyebutkan bahwha INSAGOC (konsorsium badan medis dan ilmiah India) telah menginformasikan bahwa varian delta plus memiliki tiga karakteristik yang mengkhawatirkan.


delta
(Pertama kali mutasi covid-19 bernama delta berada di India. Terdeteksi varian Delta Plus, dan pada 16 Juni 2021 kasus varian delta plus telah diidentifikasi di Amerika Serikat, serta Kanada, India, Jepang, Nepal, Polandia, Portugal, Rusia, Swiss, dan Turki. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
 

Tiga karakteristik varian Delta Plus tersebut adalah: 


1. Peningkatan penularan

2. Pengikatan yang lebih kuat pada reseptor sel paru-paru, dan 

3. Potensi pengurangan respons antibodi monoklonal (yang dapat mengurangi kemanjuran terapi antibodi monoklonal yang menyelamatkan nyawa yang diberikan kepada beberapa pasien covid yang dirawat di rumah sakit).

Kementerian Kesehatan India mengatakan telah memperingatkan tiga negara bagian (Maharashtra, Kerala dan Madhya Pradesh) setelah varian delta plus terdeteksi di daerah tersebut melalui pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).

Deteksi variasi varian delta yang ini telah memicu kekhawatiran, tetapi para ahli mendorong agar tetap tenang. 

Chandrakant Lahariya, seorang dokter-epidemiolog dan ahli vaksin dan sistem kesehatan di New Delhi, mengatakan kepada CNBC bahwa meskipun pemerintah harus tetap waspada terhadap perkembangan varian, tidak ada alasan untuk panik.

"Secara epidemiologis, saya tidak punya alasan untuk percaya bahwa 'Delta plus' mengubah situasi saat ini dengan cara mempercepat atau memicu gelombang ketiga," katanya. 

“Jika kita melihat bukti yang ada saat ini, Delta plus tidak jauh berbeda dengan varian Delta,” paparnya lagi. 

Ia menambahkan, “Ini adalah varian Delta yang sama dengan satu mutasi tambahan. Satu-satunya perbedaan klinis, yang kita ketahui sampai sekarang, adalah bahwa Delta plus memiliki beberapa resistensi terhadap terapi kombinasi antibodi monoklonal. Dan itu bukan perbedaan besar karena terapi itu sendiri sedang diselidiki,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH