FITNESS & HEALTH

Apakah Melatonin Aman untuk Anak-Anak?

A. Firdaus
Rabu 08 Oktober 2025 / 14:10
Jakarta: Anak-anak sangat membutuhkan tidur yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental mereka. Namun, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), sekitar 15% hingga 25% anak-anak mengalami kesulitan untuk tertidur atau tetap tidak tidur sepanjang malam.

Kurang tidur bisa menimbulkan banyak masalah, seperti sulit berkonsentrasi di sekolah, risiko obesitas yang lebih tinggi, dan mudah marah atau rewel sehari-hari.

Oleh karena itu, tidak heran jika beberapa orang tua tergoda untuk memberikan suplemen tidur seperti melatonin saat anak mengalami malam yang gelisah. Tetapi, pertanyaan besarnya adalah apakah melatonin benar-benar aman untuk anak-anak?
 

Studi menunjukkan bahwa keamanan melatonin tidak konsisten


Melatonin adalah suplemen yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur, seperti insomnia atau jet lag. Suplemen ini tersedia dalam bentuk tablet dan bisa dibeli tanpa melampirkan resep dokter.

Pada September 2022, American Academy of Sleep Medicine (AASM) mengeluarkan panduan khusus yang menyarankan orang tua untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memberikan melatonin kepada anak-anak.

Alasan utamanya adalah melatonin tidak diawasi ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, seperti obat-obatan biasa lainnya.

“Kandungan melatonin dalam suplemen dapat bervariasi secara signifikan. Dalam satu studi, melatonin berkisar kurang dari setengah hingga lebih dari empat kali jumlah yang tertera pada label,” kata laporan AASM.
“Variasi terbesar dalam kandungan melatonin terdapat pada tablet kunyah, bentuk yang paling sering digunakan oleh anak-anak,” sambungnya. 

Variasi ini bisa terjadi karena proses produksi suplemen yang tidak selalu ketat, sehingga orang tua sulit memprediksi seberapa efektif atau aman dosis yang diberikan. Selain itu, dalam beberapa tahun belakangan, kasus overdosis melatonin pada anak-anak meningkat drastis.

Sebuah studi tahun 2022 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan, peningkatan 530% dalam kasus overdosis melatonin pada anak-anak antara tahun 2012 dan 2021.

Studi tersebut juga melaporkan 260.435 kasus overdosis melatonin pada anak-anak selama dekade terakhir yang kebanyakan tidak disengaja, terjadi di rumah, dan ditangani di tempat.

Selain itu, terdapat 4.000 rawatan rumah sakit, 300 kasus ICU (termasuk lima anak yang memerlukan ventilasi), dan dua kematian (satu bayi berusia 3 bulan dan satu anak berusia 1 tahun) yang terkait dengan melatonin.

Peningkatan ini seringkali disebabkan oleh anak-anak yang secara tidak sengaja mengonsumsi suplemen, karena bentuknya yang menarik seperti permen. Sehingga orang tua perlu lebih waspada dalam menyimpan produk ini.

“Melatonin tidak diatur oleh FDA, jadi kamu tidak bisa yakin berapa banyak obat yang terkandung dalam setiap dosis,” kata Lyndsey Garbi, MD, kepala petugas medis dan co-founder Blueberry Pediatrics, kepada Parents.

Oleh karena itu, AASM lebih merekomendasikan metode alami seperti mengubah jadwal tidur, kebiasaan harian, atau perilaku sebelum tidur.

“Untuk memberikan melatonin dengan cara yang paling aman, orang tua harus selalu berkonsultasi dengan dokter anak mereka tentang penggunaannya dan kemungkinan akan disarankan untuk memulai dengan dosis terendah yang mungkin,” tutup Dr. Garbi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH