FITNESS & HEALTH

Kafein Membuatmu Sesak Napas? ini Alasan dan Penanganannya!

Mia Vale
Senin 07 November 2022 / 08:00
Jakarta: Secara umum, mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang akan menghasilkan efek samping yang minimal. Jumlah moderat dianggap jauh di bawah tingkat kafein maksimum yang direkomendasikan, yaitu 400 miligram per hari, menurut Klinik Cleveland.

Konon, beberapa orang lebih sensitif terhadap kafein, terutama dalam dosis lebih tinggi. Menelan lebih banyak kafein daripada yang direkomendasikan dapat menimbulkan masalah bagi seseorang dengan penyakit jantung. Itu karena kadar kafein yang tinggi, atau overdosis kafein, untuk sementara dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, yang dapat menyebabkan sesak napas, tulis Harvard Health Publishing.

Sementara, menurut Mayo Clinic, yang dilansir dari laman Live Strong, menyebutkan peningkatan sementara dalam detak jantung mungkin merupakan akibat dari gangguan irama jantung yang disebut takikardia, yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari biasanya saat istirahat. 

Beberapa gejala takikardia yang lebih umum termasuk sesak napas, pusing, denyut nadi cepat, nyeri dada dan jantung berdebar-debar. Sedangkan, beberapa hal yang dapat menyebabkan takikardia, termasuk stres mendadak, tekanan darah tinggi atau rendah, dan terlalu banyak minuman berkafein.
 

Konsumsi kafein yang aman

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengatakan seseorang dapat menikmati hingga 400 miligram per hari. FDA mencantumkan beberapa efek samping terkait dengan konsumsi kafein yang berlebihan termasuk, detak jantung yang cepat, insomnia, kegelisahan, kecemasan, sakit perut, mual dan sakit kepala. 

Efek samping ini dapat muncul segera setelah seseorang minum atau makan kafein atau mengonsumsi suplemen dengan kafein. Itu karena ketika seseorang menelan kafein, pada tingkat apa pun, ia mencapai konsentrasi plasma maksimum 15 hingga 120 menit setelah konsumsi, menurut sebuah studi Mei 2017 yang diterbitkan di Frontiers of Psychiatry.

Dengan kata lain, efek kafein menjadi nyata mulai dari 15 menit hingga dua jam setelah makan atau minum produk yang mengandung kafein. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin merasakan efek hingga enam jam.


(Sakit kepala termasuk efek samping dari konsumsi kafein yang berlebihan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Kapan ke dokter?

Sesak napas bukanlah hal yang bisa dianggap enteng, apalagi jika memiliki kondisi medis yang menyebabkan gangguan pernapasan. Ini termasuk asma, COPD (penyakit paru obstruktif kronik), obesitas, kanker paru-paru, reaksi alergi dan pneumonia.

The American Lung Association merekomendasikan untuk segera ke dokter jika sesak napas tidak diharapkan, datang tiba-tiba, kronis atau mengganggu aktivitas sehari-hari. 
Selain itu, jika mengalami salah satu gejala berikut saat sesak napas, Mayo Clinic menyarankan untuk segera mencari perawatan medis darurat, yakni:

- Sakit dada
- Mual
- Perubahan kewaspadaan mental
- Pingsan atau semburat kebiruan pada bibir atau kuku 
- Demam
- Kelelahan yang tidak biasa
- Pergelangan kaki dan kaki bengkak
- Mengi dan batuk
- Sesak nafas saat istirahat

Ingat, menghindari kafein adalah salah satu langkah kecil yang dapat diambil untuk mengurangi gejalanya. Tetapi jika seseorang terus mengalami masalah pernapasan bahkan setelah berhenti mengonsumsi kafein, mungkin sudah saatnya kamu menemui dokter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH