FITNESS & HEALTH
Jangan Takut Lagi Skrining Kanker Payudara dan Serviks
Aulia Putriningtias
Kamis 09 November 2023 / 13:27
Jakarta: Kanker payudara dan serviks masih menjadi permasalahan. Kejadian kanker payudara di Indonesia diperkirakan akan meningkat sebesar 25,9 persen antara tahun 2020 dan 2030 dengan angka kematian sebesar 29,4 persen.
Di sisi lain, kejadian kanker serviks diperkirakan meningkat sebesar 25,8 persen dan angka kematian sebesar 33,9 persen pada periode yang sama. Angka-angka tersebut tak bisa dikatakan kecil.
Permasalahan yang kerap muncul adalah ketidakinginan seseorang untuk melakukan skrining. Selain itu, pun lebih memilih pengobatan alternatif dibandingkan ditangani langsung oleh tenaga ahli medis.
Dr. Eva Susanti selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) menyayangkan hal tersebut. Padahal, dengan melakukan skrining dini dan juga melaporkan diri kepada tenaga ahli medis akan meningkatkan harapan hidup yang tinggi juga.
"Jadi emang edukasi terhadap masyarakat adalah hal utama. Bahwa ketika ditemukan kanker sejak awal, maka tatalaksana lebih baik, tingkat kesembuhan juga lebih bagus," papar dr. Eva kepada para media saat ditemui di Jakarta.
Ia mengibaratkan terhadap angka. Jika dalam angka 10, seseorang dengan stadium awal diperiksa dan ditangani tepat, maka tingkat harapan hidup dan kesembuhan berada di angka 9. Sementara itu, jika terdeteksi di stadium akhir, tingkat kesembuhannya bisa saja di angka 1.
"Sebenarnya yang perlu kita beritahu (kepada orang yang memilih alternatif) adalah bahwa kita sudah memiliki tatalaksana pemeriksaan yang baik untuk kanker, baik itu perawatan primer maupun layanan rujukan," lanjutnya.
Masyarakat sendiri perlu mengetahui sejak awal terkait pencegahan dini. Pencegahan dini tersebut seperti mengecek riwayat keluarga yang berisiko kanker, mengatur pola gaya hidup yang lebih sehat, serta tetap melakukan skrining seawal mungkin.
"Skrining sudah dapat dilakukan oleh mereka yang berumur 15 tahun. Jadi, sebaiknya lakukan skrining satu tahun sekali," paparnya.
Dr. Eva sendiri menegaskan untuk masyarakat tidak perlu takut hadapi pemeriksaan dini. Jika semakin berani, akan ditangani dengan tepat dan tentunya juga bermanfaat bagi yang mengalami.
"Justru kalau kita ditemukannya (kanker) awal, maka tingkat kesembuhannya pun juga tinggi. Jadi, kita tidak boleh takut," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Di sisi lain, kejadian kanker serviks diperkirakan meningkat sebesar 25,8 persen dan angka kematian sebesar 33,9 persen pada periode yang sama. Angka-angka tersebut tak bisa dikatakan kecil.
Permasalahan yang kerap muncul adalah ketidakinginan seseorang untuk melakukan skrining. Selain itu, pun lebih memilih pengobatan alternatif dibandingkan ditangani langsung oleh tenaga ahli medis.
Dr. Eva Susanti selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) menyayangkan hal tersebut. Padahal, dengan melakukan skrining dini dan juga melaporkan diri kepada tenaga ahli medis akan meningkatkan harapan hidup yang tinggi juga.
"Jadi emang edukasi terhadap masyarakat adalah hal utama. Bahwa ketika ditemukan kanker sejak awal, maka tatalaksana lebih baik, tingkat kesembuhan juga lebih bagus," papar dr. Eva kepada para media saat ditemui di Jakarta.
Ia mengibaratkan terhadap angka. Jika dalam angka 10, seseorang dengan stadium awal diperiksa dan ditangani tepat, maka tingkat harapan hidup dan kesembuhan berada di angka 9. Sementara itu, jika terdeteksi di stadium akhir, tingkat kesembuhannya bisa saja di angka 1.
"Sebenarnya yang perlu kita beritahu (kepada orang yang memilih alternatif) adalah bahwa kita sudah memiliki tatalaksana pemeriksaan yang baik untuk kanker, baik itu perawatan primer maupun layanan rujukan," lanjutnya.
Masyarakat sendiri perlu mengetahui sejak awal terkait pencegahan dini. Pencegahan dini tersebut seperti mengecek riwayat keluarga yang berisiko kanker, mengatur pola gaya hidup yang lebih sehat, serta tetap melakukan skrining seawal mungkin.
"Skrining sudah dapat dilakukan oleh mereka yang berumur 15 tahun. Jadi, sebaiknya lakukan skrining satu tahun sekali," paparnya.
Dr. Eva sendiri menegaskan untuk masyarakat tidak perlu takut hadapi pemeriksaan dini. Jika semakin berani, akan ditangani dengan tepat dan tentunya juga bermanfaat bagi yang mengalami.
"Justru kalau kita ditemukannya (kanker) awal, maka tingkat kesembuhannya pun juga tinggi. Jadi, kita tidak boleh takut," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)